Akuntan seringkali memakai kertas kerja (work sheet) berupa neraca lajur untuk mengumpulkan dan meringkas data yang mereka butuhkan dalam rangka menyiapkan laporan keuangan, Kertas kerja ini berbentuk multi kolom, yang memuat kolom neraca saldo sebelum penyesuaian, kolom penyesuaian, kolom neraca saldo sehabis penyesuaian, kolom keuntungan rugi, dan kolom neraca.
Fungsi kertas kerja ini hanya sebagai alat bantu untuk mempermudah proses penyusunan laporan keuangan yang dilakukan secara manual. Kertas kerja juga bekerjsama mempunyai kegunaan sebagai alat bantu untuk memahami alur data akuntansi, mulai dari neraca saldo sebelum pembiasaan hingga menghasilkan laporan keuangan sebagai produk selesai dari siklus akuntansi. Sebagai alat bantu (pilihan), kertas kerja ini merupakan catatan akuntansi yang sifatnya tidak permanen oleh lantaran itu tidak termasuk sebagai bab dari catatan akuntansi formal lainnya, menyerupai jurnal dan buku besar yang memang dibutuhkan sebagai bab dari sistem akuntansi. Sifatnya yang bukan merupakan bab yang formal dari tahapan siklus akuntansi tampak dari skema arus yang telah digambarkan di atas, dimana kertas kerja ini berada di luar alur tahapan siklus akuntansi.
Kertas kerja menjadi tidak diharapkan terutama bagi perusahaan yang sudah mempunyai sistem komputerisasi akuntansi yang baik dan memadai. Kertas kerja ini juga tidak diharapkan lagi dalam perusahaan kecil yang dimana hanya mempunyai sedikit transaksi, sedikit akun, dan sedikit penyesuaian. Pada perusahaan kecil, laporan keuangan sanggup disiapkan eksklusif dari neraca saldo sehabis pembiasaan tanpa memakai alat bantu neraca lajur sebagai kertas kerja.
Adapun urutan tahapan dalam menyiapkan kertas kerja yakni sebagai berikut:
1. Menyiapkan neraca saldo sebelum pembiasaan (un-adjusted trial balance) ke dalam kertas kerja. Hal ini dilakukan dengan cara memindahkan (to list) seluruh saldo selesai yang terdapat pada masing-masing buku besar akun (saldo selesai sebelum penyesuaian) ke dalam kolom neraca saldo sebelum pembiasaan yang ada dalam kertas kerja.
2. Memasukkan data jurnal pembiasaan ke kolom pembiasaan yang ada dalam kertas kerja. Hal ini dilakukan dengan cara memindahkan besarnya tiap-tiap nilai pembiasaan akun yang ada dalam ayat jurnal pembiasaan ke dalam kolom pembiasaan sesuai dengan posisi nilai debet dan kredit masing-masing akun. Jika nama akun yang digunakan dalam ayat jurnal pembiasaan ternyata belum terdapat dalam neraca saldo (yang telah disiapkan pada tahapan pertama di atas), maka embel-embel akun gres tersebut akan disisipkan sempurna di bawah total jumlah neraca saldo.
3. Memasukkan saldo yang telah diubahsuaikan ke dalam kolom neraca saldo sehabis penyesuaian (adjusted trial balance) yang ada dalam kertas kerja. Kolom neraca saldo sehabis pembiasaan ini merupakan hasil adonan antara data yang terdapat dalam kolom neraca saldo sebelum pembiasaan dengan data yang ada dalam kolom penyesuaian.
4. Memindahkan tiap saldo masing-masing akun yang ada dalam kolom neraca saldo sehabis pembiasaan ke dalam kolom laporan keuangan. Hal ini dilakukan dengan cara memilah-milah secara tepat, akun mana yang akan ditransfer ke dalam kolom keuntungan rugi dan juga akun mana yang akan ditransfer ke dalam kolom neraca. Sebagai contoh, saldo akun kas yang ada dalam kolom neraca saldo sehabis pembiasaan akan ditransfer ke kolom neraca dengan saldo debet, saldo akun utang perjuangan yang ada dalam kolom neraca saldo sehabis pembiasaan akan ditransfer ke kolom neraca dengan saldo kredit, saldo akun pendapatan yang ada dalam kolom neraca saldo sehabis pembiasaan akan ditransfer ke kolom keuntungan rugi dengan saldo kredit, saldo akun beban yang ada dalam kolom neraca saldo sehabis pembiasaan akan ditransfer ke kolom keuntungan rugi dengan saldo debet, dan seterusnya. Saldo at dalam kolom keuntungan rugi dan kolom neraca iniya akan digunakan dalam menyusun laporan keuanakun yang terdapat dalam kolom keuntungan rug lah yang nantinya akan digunakan dalam mergan.
5. Untuk masing-masing kolom (baik masing-masing kolom (baik kolom keuntungan rugi maupun kolom neraca), hitunglah total saldo debet dan total saldo kredit dengan cara menjumlahkan seluruh saldo akun dari atas hingga ke bawah sesuai dengan saldo akun yang ada pada masing-masing kolom. Besarnya selisih antara total saldo debet dengan total saldo kredit untuk kolom keuntungan rugi harus sama dengan besarnya selisih antara total saldo debet dengan total saldo kredit untuk kolom neraca, hanya saja posisi untuk masing-masing selisih tersebut akan saling berlawanan antara kolom keuntungan rugi dengan kolom neraca. Artinya, jikalau posisi selisih antara total saldo debet dengan total saldo kredit untuk kolom keuntungan rugi berada di sebelah debet, maka posisi selisih antara total saldo debet dengan total saldo kredit untuk kolom neraca akan berada di sebelah kredit, dengan besarnya selisih yang sama.
Sebagai pola : untuk kolom/lajur keuntungan rugi dengan total saldo debet Rp. 30.000.000,- dan total saldo kredit Rp. 40.000.000,akan mempunyai posisi selisih di sebelah debet, yaitu sebesar Rp. 10.000.000,-. Sedangkan untuk kolom/lajur neraca dengan total saldo debet Rp. 85.000.000,- dan total saldo kredit Rp. 75.000.000,- akan mempunyai posisi selisih di sebelah kredit, yaitu sebesar Rp. 10.000.000,- juga. Perhatikanlah bahwa besarnya selisih tersebut masing-masing mempunyai nilai yang sama yaitu Rp. 10.000.000,- baik untuk selisih antara debet kredit pada kolom keuntungan rugi maupun untuk selisih antara debet kredit pada kolom neraca, hanya saja posisi selisih tersebut masing-masing saling berlawanan. Besarnya keuntungan higienis (net income) atau rugi higienis (net loss) ditentukan dengan cara membandingkan antara total saldo debet dengan total saldo kredit yang ada pada keuntungan rugi. Jika total saldo kredit untuk kolom keuntungan rugi melebihi total saldo debet untuk kolom keuntungan rugi, maka akan menghasilkan keuntungan bersih, dan sebaliknya jikalau total saldo debet untuk kolom keuntungan rugi melebihi total saldo kredit untuk kolom keuntungan rugi, maka akan menghasilkan rugi bersih.
Sebagai pola : untuk kolom/lajur keuntungan rugi dengan total saldo debet Rp. 30.000.000,- dan total saldo kredit Rp. 40.000.000,akan mempunyai posisi selisih di sebelah debet, yaitu sebesar Rp. 10.000.000,-. Sedangkan untuk kolom/lajur neraca dengan total saldo debet Rp. 85.000.000,- dan total saldo kredit Rp. 75.000.000,- akan mempunyai posisi selisih di sebelah kredit, yaitu sebesar Rp. 10.000.000,- juga. Perhatikanlah bahwa besarnya selisih tersebut masing-masing mempunyai nilai yang sama yaitu Rp. 10.000.000,- baik untuk selisih antara debet kredit pada kolom keuntungan rugi maupun untuk selisih antara debet kredit pada kolom neraca, hanya saja posisi selisih tersebut masing-masing saling berlawanan. Besarnya keuntungan higienis (net income) atau rugi higienis (net loss) ditentukan dengan cara membandingkan antara total saldo debet dengan total saldo kredit yang ada pada keuntungan rugi. Jika total saldo kredit untuk kolom keuntungan rugi melebihi total saldo debet untuk kolom keuntungan rugi, maka akan menghasilkan keuntungan bersih, dan sebaliknya jikalau total saldo debet untuk kolom keuntungan rugi melebihi total saldo kredit untuk kolom keuntungan rugi, maka akan menghasilkan rugi bersih.