Menaker Cek Kabar Ratusan Mahasiswa Indonesia 'Kerja Paksa' Di Taiwan


Muncul kabar dari media lokal, 300 mahasiswa asal Indonesia disuruh 'kerja paksa' di Taiwan. Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Hanif Dhakiri tengah mengecek informasi tersebut.

Dikutip dari media lokal Taiwan, Taiwan News, Rabu (2/1/2019) ada 6 perguruan tinggi tinggi setempat yang kedapatan mempekerjakan mahasiswa di pabrik-pabrik. Kabar itu terungkap dari penyelidikan yang dilakukan oleh anggota dewan legislatif Taiwan Ko Chieh En.

Ko mengatakan, 300 mahasiswa Indonesia berusia di bawah 20 tahun yang berkuliah di Universitas Hsing Wu dipaksa kerja. Padahal ada hukum kementerian setempat bahwa mahasiswa awal tahun tak boleh diminta bekerja. Namun pihak kampus disebut 'mengakali' hukum tersebut.

Berdasarkan penyelidikan Ko, para mahasiswa hanya berkuliah pada Kamis dan Jumat saja setiap pekan. Sedangkan untuk hari Minggu sampai Rabu mereka diangkut dengan bus menuju pabrik di Hsinchu untuk bekerja pada pukul 07.30 sampai 19.30 waktu setempat dengan hanya 2 jam istirahat. Mereka ditugaskan mengepak 30.000 lensa kontak sambil bangkit setiap harinya.

Tak hanya itu, berdasarkan Ko secara umum dikuasai mahasiswa RI ialah muslim. Namun mereka terpaksa makan yang mengandung kepingan babi. Berdasarkan pernyataan pihak sekolah yang dikutip Taiwan News, kalau para mahasiswa tak mau bekerja maka pihak perusahaan akan memutus kolaborasi dengan pihak kampus.

Kabar mengenai kondisi mahasiswa RI itu juga dipublikasikan oleh situs Indonesianlantern.com pada 31 desember 2018. Selain itu situs Liputan BMI juga mempublikasikan informasi serupa.

Mendengar kabar ini Menaker Hanif Dhakiri akan menindaklanjutinya. Meski bekerjsama isu ini merupakan ranah dari Kementerian Luar Negeri.

"Secara kewenangan Kemlu, tapi saya akan cek," kata Hanif.

detikcom sudah menghubungi pihak Kemlu terkait kabar ini. Namun belum ada respons dari pihak Kemlu. [detik.com]

Artikel Terkait