Showing posts with label Penyelesaian Siklus Akuntansi. Show all posts
Showing posts with label Penyelesaian Siklus Akuntansi. Show all posts

Penggunaan Neraca Lajur Dan Pembahasannya

Penggunaan Neraca Lajur dan Pembahasannya Penggunaan Neraca Lajur dan Pembahasannya

Akuntan seringkali memakai kertas kerja (work sheet) berupa neraca lajur untuk mengumpulkan dan meringkas data yang mereka butuhkan dalam rangka menyiapkan laporan keuangan, Kertas kerja ini berbentuk multi kolom, yang memuat kolom neraca saldo sebelum penyesuaian, kolom penyesuaian, kolom neraca saldo sehabis penyesuaian, kolom keuntungan rugi, dan kolom neraca.

Fungsi kertas kerja ini hanya sebagai alat bantu untuk mempermudah proses penyusunan laporan keuangan yang dilakukan secara manual. Kertas kerja juga bekerjsama mempunyai kegunaan sebagai alat bantu untuk memahami alur data akuntansi, mulai dari neraca saldo sebelum pembiasaan hingga menghasilkan laporan keuangan sebagai produk selesai dari siklus akuntansi. Sebagai alat bantu (pilihan), kertas kerja ini merupakan catatan akuntansi yang sifatnya tidak permanen oleh lantaran itu tidak termasuk sebagai bab dari catatan akuntansi formal lainnya, menyerupai jurnal dan buku besar yang memang dibutuhkan sebagai bab dari sistem akuntansi. Sifatnya yang bukan merupakan bab yang formal dari tahapan siklus akuntansi tampak dari skema arus yang telah digambarkan di atas, dimana kertas kerja ini berada di luar alur tahapan siklus akuntansi.

Kertas kerja menjadi tidak diharapkan terutama bagi perusahaan yang sudah mempunyai sistem komputerisasi akuntansi yang baik dan memadai. Kertas kerja ini juga tidak diharapkan lagi dalam perusahaan kecil yang dimana hanya mempunyai sedikit transaksi, sedikit akun, dan sedikit penyesuaian. Pada perusahaan kecil, laporan keuangan sanggup disiapkan eksklusif dari neraca saldo sehabis pembiasaan tanpa memakai alat bantu neraca lajur sebagai kertas kerja.

Adapun urutan tahapan dalam menyiapkan kertas kerja yakni sebagai berikut:
1.      Menyiapkan neraca saldo sebelum pembiasaan (un-adjusted trial balance) ke dalam kertas kerja. Hal ini dilakukan dengan cara memindahkan (to list) seluruh saldo selesai yang terdapat pada masing-masing buku besar akun (saldo selesai sebelum penyesuaian) ke dalam kolom neraca saldo sebelum pembiasaan yang ada dalam kertas kerja.
2.      Memasukkan data jurnal pembiasaan ke kolom pembiasaan yang ada dalam kertas kerja. Hal ini dilakukan dengan cara memindahkan besarnya tiap-tiap nilai pembiasaan akun yang ada dalam ayat jurnal pembiasaan ke dalam kolom pembiasaan sesuai dengan posisi nilai debet dan kredit masing-masing akun. Jika nama akun yang digunakan dalam ayat jurnal pembiasaan ternyata belum terdapat dalam neraca saldo (yang telah disiapkan pada tahapan pertama di atas), maka embel-embel akun gres tersebut akan disisipkan sempurna di bawah total jumlah neraca saldo.
3.      Memasukkan saldo yang telah diubahsuaikan ke dalam kolom neraca saldo sehabis penyesuaian (adjusted trial balance) yang ada dalam kertas kerja. Kolom neraca saldo sehabis pembiasaan ini merupakan hasil adonan antara data yang terdapat dalam kolom neraca saldo sebelum pembiasaan dengan data yang ada dalam kolom penyesuaian.
4.      Memindahkan tiap saldo masing-masing akun yang ada dalam kolom neraca saldo sehabis pembiasaan ke dalam kolom laporan keuangan. Hal ini dilakukan dengan cara memilah-milah secara tepat, akun mana yang akan ditransfer ke dalam kolom keuntungan rugi dan juga akun mana yang akan ditransfer ke dalam kolom neraca. Sebagai contoh, saldo akun kas yang ada dalam kolom neraca saldo sehabis pembiasaan akan ditransfer ke kolom neraca dengan saldo debet, saldo akun utang perjuangan yang ada dalam kolom neraca saldo sehabis pembiasaan akan ditransfer ke kolom neraca dengan saldo kredit, saldo akun pendapatan yang ada dalam kolom neraca saldo sehabis pembiasaan akan ditransfer ke kolom keuntungan rugi dengan saldo kredit, saldo akun beban yang ada dalam kolom neraca saldo sehabis pembiasaan akan ditransfer ke kolom keuntungan rugi dengan saldo debet, dan seterusnya. Saldo at dalam kolom keuntungan rugi dan kolom neraca iniya akan digunakan dalam menyusun laporan keuanakun yang terdapat dalam kolom keuntungan rug lah yang nantinya akan digunakan dalam mergan.  
5.      Untuk masing-masing kolom (baik masing-masing kolom (baik kolom keuntungan rugi maupun kolom neraca), hitunglah total saldo debet dan total saldo kredit dengan cara menjumlahkan seluruh saldo akun dari atas hingga ke bawah sesuai dengan saldo akun yang ada pada masing-masing kolom. Besarnya selisih antara total saldo debet dengan total saldo kredit untuk kolom keuntungan rugi harus sama dengan besarnya selisih antara total saldo debet dengan total saldo kredit untuk kolom neraca, hanya saja posisi untuk masing-masing selisih tersebut akan saling berlawanan antara kolom keuntungan rugi dengan kolom neraca. Artinya, jikalau posisi selisih antara total saldo debet dengan total saldo kredit untuk kolom keuntungan rugi berada di sebelah debet, maka posisi selisih antara total saldo debet dengan total saldo kredit untuk kolom neraca akan berada di sebelah kredit, dengan besarnya selisih yang sama.

Sebagai pola : untuk kolom/lajur keuntungan rugi dengan total saldo debet Rp. 30.000.000,- dan total saldo kredit Rp. 40.000.000,akan mempunyai posisi selisih di sebelah debet, yaitu sebesar Rp. 10.000.000,-. Sedangkan untuk kolom/lajur neraca dengan total saldo debet Rp. 85.000.000,- dan total saldo kredit Rp. 75.000.000,- akan mempunyai posisi selisih di sebelah kredit, yaitu sebesar Rp. 10.000.000,- juga. Perhatikanlah bahwa besarnya selisih tersebut masing-masing mempunyai nilai yang sama yaitu Rp. 10.000.000,- baik untuk selisih antara debet kredit pada kolom keuntungan rugi maupun untuk selisih antara debet kredit pada kolom neraca, hanya saja posisi selisih tersebut masing-masing saling berlawanan. Besarnya keuntungan higienis (net income) atau rugi higienis (net loss) ditentukan dengan cara membandingkan antara total saldo debet dengan total saldo kredit yang ada pada keuntungan rugi. Jika total saldo kredit untuk kolom keuntungan rugi melebihi total saldo debet untuk kolom keuntungan rugi, maka akan menghasilkan keuntungan bersih, dan sebaliknya jikalau total saldo debet untuk kolom keuntungan rugi melebihi total saldo kredit untuk kolom keuntungan rugi, maka akan menghasilkan rugi bersih.

Contoh Pembahasan Penyelesaian Siklus Akuntansi



Akuntansi untuk perusahaan jasa relatif lebih praktis dibanding perusahaan dagang. Hal ini disebabkan lantaran untuk perusahaan dagang, terdapat dua alternatif metode akuntansi yang diperkenankan oleh prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dalam hal mencatat persediaan barang dagangannya yaitu metode perpetual dan metode periodik/fisik, belum lagi kerumitan ditambah dengan alternatif metode evaluasi yang ada dalam menghitung besarnya harga pokok persediaan barang dagangan. Namun pada intinya, proses (alur) penyelesaian siklus akuntansi untuk perusahaan jasa dan perusahaan dagang yakni hampir sama.

Karena akuntansi untuk perusahaan dagang relatif lebih rumit dibanding perusahaan jasa, maka dalam buku ini, ilustrasi mengenai penyelesaian siklus akuntansi (dengan memakai alat bantu worksheet) akan pribadi diberikan untuk perusahaan dagang, yang akan diuraikan nanti dalam postingan selanjutnya (akuntansi untuk perusahaan dagang).

Soal :
Felixia Beatrice Artistik merupakan sebuah perusahaan jasa bergerak dalam bidang pertamanan (landscaping). Penutupan dilakukan pada setiap tanggal 31 Desember. Perkiraan dalam buku besar perusahaan pada tanggal 30 November 2008 mengatakan saldo sebagai berikut :


Transaksi-transaksi yang terjadi selama bulan Desember 2009 yang belum dibukukan oleh perusahaan yakni sebagai berikut :

1 Desember
Dibeli dari PT. Imora sebuah kendaraan dan peralatan kantor, masing-masing senilai Rp. 36.000.000,- dan Rp 12.000.000,-. Dibayar tunai Rp. 38.000.000,- sedangkan sisanya akan dilunasi nanti di lalu hari. 4 Desember Diterima tunai sebesar Rp. 17.500.000,- sebagai pem bayaran untuk pekerjaan merancang dan membangun sebuah taman.
5 Desember
Dibayar biaya iklan pada majalah bulanan Kartini untuk 6 kali pemasangan sebesar Rp. 5.400.000,- (catat dalam asumsi nomor 108). Pemasangan iklan akan dilakukan pada setiap tanggal 5 yang terhitung mulai hari ini.
8 Desember
Dibeli tunai perlengkapan kantor seharga Rp. 3.850.000,
10 Desember
Diterima pelunasan dari debitur sebesar Rp. 25.000.000,
12 Desember
Dibayar beban pemeliharaan kendaraan operasionalperusahaan sebesar Rp. 6.500.000,
14 Desember
Dibayar upah tenaga kerja honorer sebesar Rp. 9.700.000,
17 Desember
Diambil uang tunai dari kas perusahaan sebesar Rp. 9.000.000,- untuk keperluan pribadi pemilik
20 Desember
Dibayar rekening listrik dan telpon bulan Desember 2008 sebesar Rp. 650.000,
22 Desember
Telah diselesaikan pembuatan dekorasi atas sebuah taman di Hotel Megah dengan total faktur sebesar Rp. 17.600.000,-. Dalam transaksi ini, telah diterima tunai Rp. 12.500.000,- sedangkan sisanya akan ditagih di lalu hari.
24 Desember
Dibayar upah karyawan harian, honor bulanan dan tunjangan hari Natal sebesar Rp. 18.300.000,
28 Desember
Dibayar utang perjuangan kepada kreditur sebesar Rp19.000.000,
31 Desember
Dibayar uang parkir, kebersihan, keamanan, sumbangan-sumbangan dan lain-lain sebesar Rp 2.600.000,

Diminta :
a.       Catatlah transaksi-transaksi di atas dalam bentuk jurnal umum!
b.       pindahkan data yang terdapat dalam jurnal umum ke dalam perkiraan-perkiraan yang bersangkutan di buku besar!
c.       susunlah neraca saldo per 31 Desember 2008 sebelum penyesuaian!
d.      buatlah ayat jurnal penyesuaian, apabila pada tanggal 31 Desember 2008 diperoleh data perhiasan untuk pembiasaan sebagai berikut :
1). nilai perlengkapan kantor yang sudah terpakai hingga dengan tanggal 31
     Desember 2008 yakni sebesar Rp. 6.000.000
2). asuransi dibayar di muka merupakan pembayaran premi asuransi untuk jangka
      waktu 6 bulan yang terhitung mulaitanggal 1 Oktober 2008.
3). pemasangan iklan hingga dengan tanggal 31 Desember 2008 gres dilakukan
      sebanyak satu kali, yaitu tanggal 5 Desember
4). penyusutan tahunan atas aset tetap ditentukan sebesar 20 % dari harga
      perolehannya. Atas peralatan kantor dan kendaraan yang dibeli pada tanggal 1
      Desember 2008 juga belum dilakukan penyusutan.
5). bunga atas santunan bank selama 30 hari belum dibayar. Tingkat bung
      santunan yakni sebesar 18 % per tahun (1 tahun = 360 hari).
6). upah karyawan harian dibayar sekali seminggu pada setiap hari sabtu sore
      untuk 6 hari kerja (Senin hingga dengan Sabtu) sebesar Rp. 2.400.000,
       Tanggal 31 Desember 2008 jatuh pada hari Kamis.

e.       pindahkan data yang terdapat dalam jurnal pembiasaan ke dalam perkiraan-perkiraan yang bersangkutan di buku besar!
f.       susunlah neraca saldo per 31 Desember 2008 sehabis penyesuaian!

Penyelesaian :












Klasifikasi Neraca (Standar)



Laporan keuangan akan menjadi lebih mempunyai kegunaan bagi manajemen, kreditur, dan investor dikala akun-akun yang ada dalam laporan diklasifikasikan secara sempurna ke dalam masing-masing kelompok sesuai dengan karakteristiknya. Klasifikasi secara sempurna terhadap akun-akun neraca akan mempunyai kegunaan untuk menunjukkan citra yang bersama-sama mengenai besarnya jumlah aset lancar, aset tetap, to aset, jumlah utang lancar, utang jangka panjang, total kewajiban, besarnya modal yang dimiliki perusahaan.

1.      Lebih lanjut, melalui penjabaran ini pula para pengguna laporan neraca akan dapat:  memprediksi kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban yang akan segera jatuh tempo lewat aset lancar yang dimilikinya.
2.      memprediksi kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek lewat aset yang sanggup dikonversi menjadi kas tanpa mengalami kesulitan.
3.      mempersiapkan kebutuhan dana jangka panjang untuk memenuhi kewajiban tidak lancar.
4.      memprediksi jumlah total klaim kreditur atas aset perusahaan.
5.       memprediksi jumlah total klaim pemilik dana atau investor atas aset perusahaan.
6.      memperoleh citra mengenai besarnya komposisi aset tetap terhadap total aset.
7.      memperoleh citra mengenai jumlah perbandingan antara total kewajiban dengan total aset.

Klasifikasi akun neraca yang standar terbagi menjadi : aset lancar, aset tetap, utang lancar, utang jangka panjang, dan modal.

Aset lancar terdiri dari kas dan sumber daya ekonomi lainnya yang diperkirakan akan sanggup direalisasi menjadi kas (contohnya piutang) atau sanggup dijual (contohnya persediaan barang dagangan) atau sanggup dikonsumsi (contohnya perlengkapan, asuransi dibayar di muka, sewa dibayar di muka) dalam kurun waktu satu tahun periode akuntansi. Ingat kembali bahwa penyajian untuk akun aset lancar dalam neraca disusun menurut urutan tingkat likuiditasnya. Kas lebih lancar dibanding piutang dan persediaan; piutang lebih lancar dibanding persediaan; dan seterusnya.

Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya, aset tetap diklasifikasikan menjadi dua yaitu aset tetap berwujud dan aset tetap tidak berwujud. Pada prinsipnya, aset tetap yaitu sumber daya ekonomi yang mempunyai masa kegunaan lebih dari satu tahun periode akuntansi, yang dimiliki perusahaan dengan maksud untul dipakai dalam acara operasional perusahaan sehari-hari dan bukan untuk dijual, serta besar nilainya material yang tergantung pada kebijakan administrasi perusahaan masing-masing dalam hal kapitalisasi. Aset tetap akan disajikan dalam neraca sebesar harga perolehannya. Di samping itu, untuk aset tetap berwujud juga harus disajikan besarnya akumulasi penyusutan, yaitu yang merupakan total beban penyusutan mulai dari tahun pertama semenjak aset tetap tersebut diperoleh hingga tahun pelaporan. Untuk tamat tahun pertama semenjak tanggal perolehan, otomatis besarnya beban penyusutan yang dilaporkan dalam laporan keuntungan rugi akan sama dengan besarnya akumulasi penyusutan yang dilaporkan dalam neraca. Sedangkan besarnya akumulasi penyusutan hingga dengan tamat tahun ke dua yang akan dilaporkan dalam neraca yaitu jumlah antara akumulasi penyusutan yang telah dilaporkan dalam laporan neraca tamat tahun pertama dengan beban penyusutan untuk tahun ke dua, dan seterusnya. Akumulasi penyusutan ini sifatnya sebagai akun pengurang (contra account) dari harga perolehan aset tetap, dimana akumulasi penyusutan mempunyai saldo normal di sebelah kredit atau kebalikan dari saldo normal untuk harga perolehan aset tetap. Harga perolehan aset tetap dikurangi dengan akumulasi penyusutan akan diperoleh nilai buku (book value). Aset tetap berwujud akan disajikan dalam neraca menurut urutan lamanya umur kegunaan aset tetap bersangkutan (tanah, bangunan, peralatan, dan seterusnya).

Utang lancar yaitu kewajiban-kewajiban yang diperkirakan akan dibayar dengan memakai aset lancar yang ada atau dengan melalui pembentukan utang lancar lainnya. Utang lancar ini harus segera dilunasi dalam jangka waktu satu tahun. Utang lancar mencakup utang usaha, utang honor dan upah, pertolongan bank yang mempunyai jatuh tempo kurang dari satu tahun atau maksimum satu tahun, utang bunga, utang pajak, bab utang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam kurun waktu satu tahun, dan utang lancar lainnya.

Sedangkan kewajiban-kewajiban yang diperkirakan akan dibayar sehabis satu tahun diklasifikasikan sebagai utang jangka panjang. Utang dalam kategori ini mencakup utang obligasi (bonds payable), utang hipotik (mortgages payable), wesel bayar jangka panjang (long-term notes payable), pertolongan bank jangka panjang (long-term bank loans), dan utang jangka panjang lainnya.

Komponen modal yang terdapat dalam laporan neraca sangatlah bermacam-macam atau berbeda-beda tergantung pada bentuk karakteristik organisasi perusahaan. Untuk perusahaan perorangan (proprietorship), hanya ada satu akun modal saja yaitu akun yang mencerminkan modal dari si pemilik tunggal perusahaan. Sedangkan untuk perusahaan yang mempunyai bentuk organisasi komplotan (partnership), besarnya bab kepemilikan dari masing-masing anggota sekutu akan tercermin lewat masing-masing akun modal, contohnya akun modal Tn. A, akun modal Tn. B, akun modal Tn. C dan seterusnya sesuai dengan berapa banyak anggota sekutu yang ada dalam perusahaan. Sedangkan untuk perseroan (corporation), ada dua sumber utama modal yaitu modal disetor (paid-in capital atau contributed capital) dan keuntungan ditahan (ending retained earning). Modal yang disetor ini merupakan modal saham (capital stock). Period retained earning merupakan hasil pengurangan keuntungan higienis (net income) periode berjalan dengan deviden (pembagian hasil keuntungan kepada investor), yang kemudian sisanya diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan. Saldo keuntungan ditahan yang dilaporkan dalam neraca merupakan saldo tamat yang sifatnya akumulatif ("gulung-menggulung"), yaitu kumpulan dari besarnya saldo keuntungan ditahan yang dihasilkan dalam satu periode ke periode berikutnya. Jadi,

Ending retained earning = beginning retained earning + period retained earning. Dimana, period retained earning = net income – dividend

Jurnal Pembalik Dan Pembahasannya

 Ayat jurnal pembalik ini biasanya akan dibentuk pada setiap awal periode akuntansi dengan c Jurnal Pembalik dan Pembahasannya

Dalam akuntansi, pembuatan ayat jurnal pembalik (reversing entries) yaitu sifatnya pilihan (optional). Ayat jurnal pembalik ini biasanya akan dibentuk pada setiap awal periode akuntansi dengan cara membalik ayat jurnal pembiasaan yang telah dibentuk pada selesai periode akuntansi sebelumnya. Ada 4 hal (item) yang perlu dibuatkan ayat jurnal pembalik, yaitu :
a.       Ayat jurnal pembiasaan atas beban yang masih harus dibayar/ beban akrual/utang akrual, ibarat beban upah yang masih ng masih harus harus dibayar (utang upah) dan beban bunga yang masih ha dibayar (utang bunga).
b.      Ayat jurnal pembiasaan atas pendapatan yang mas batan yang masih harus diterima/pendapatan akrual/piutang akrual, ibarat pendapatan bunga yang masih harus diterima (piutang bunga).
c.       Ayat jurnal pembiasaan atas biaya dibayar di muka yang mulamula dicatat eksklusif sebagai beban bukan sebagai aset/pre paid, ibarat biaya sewa dibayar di muka (prepaid rent) yang mula-mula dicatat sebagai beban sewa (rent expense), biaya iklan dibayar di muka (prepaid advertising) yang mula-mula dicatat sebagai beban iklan (advertising expense), dan biaya asuransi dibayar di muka (prepaid insurance) yang mula-mula dicatat sebagai beban asuransi (insurance expense).
d.      Ayat jurnal pembiasaan atas pendapatan diterima di muka yang mula-mula dicatat eksklusif sebagai pendapatan bukan sebagai utang, ibarat pendapatan sewa diterima di muka (unearned rent revenue) yang mula-mula dicatat sebagai pendapatan sewa (rent revenue), dan lain-lain. Ingat kembali bahwa unearned rent revenue merupakan komponen dari neraca yaitu sebagai utang, sedangkan rent revenue merupakan komponen dari laporan keuntungan rugi yaitu sebagai pendapatan lain-lain (other income).

Jurnal untuk periode berikutnya, yang terkait dengan 4 item di atas, tentu saja akan dipengaruhi oleh ada tidaknya ayat jurnal pembalik yang dibentuk pada awal periode tersebut.

Sebagai pola untuk mengilustrasikan imbas yang ditimbulkan dari perbedaan antara dibuatnya ayat jurnal pembalik dengan tidak dibuatnya ayat jurnal pembalik (karena optional tadi) yaitu misalkan bahwa pada tanggal 1 September 2008 perusahaan menunjukkan sumbangan uang kepada debitur senilai Rp. 100 juta. Pinjaman ini berjangka waktu 6 bulan. Perusahaan akan mendapatkan kembali nilai pokok sumbangan beserta bunganya pada ketika sumbangan tersebut jatuh tempo, yaitu tepatnya pada tanggal 1 Maret 2009. Besarnya tingkat suku bunga sumbangan yang disepakati oleh kedua belah pihak yaitu sebesar 9 % per tahun. Periode akuntansi perusahaan berakhir pada tangool 21 Desember 2008. Berdasarkan pencatatan secara accrual basis, bunga sumbangan selama 4 bulan (September, Oktober, ber, dan Desember) yang sudah berlangsung dalam tahun 2009 haruslah diakui sebagai pendapatan tahun 2008 dalam pembul kreditur, meskipun pembayarannya gres akan diterima nanti ad tanggal 1 Maret 2009.

Ayat jurnal pembiasaan yang perlu dibentuk pada tanggal 31 Desember 2008 yaitu sebagai berikut :
Piutang Bunga Rp. 3.000.000,
Pendapatan Bunga                              Rp. 3.000.000,
(4/12 x 9 % x Rp. 100 juta)

sedangkan ayat jurnal pembalik yang seandainya dibentuk pada tanggal 1 Januari 2009 akan menjadi :
Pendapata Bunga                         Rp. 3.000.000,
Piutang Bunga                                    Rp. 3.000.000,

kemudian, ayat jurnal yang perlu dibentuk pada tanggal 1 Maret 2009 yaitu menjadi sebagai berikut: (di luar pokok pinjaman
Kas                                                 Rp. 4.500.000,
Pendapatan Bunga                              Rp. 4.500.000,
(6/12 x 9 % x Rp. 100 juta)

namun, jikalau seandainya ayat jurnal pembalik tidak ada maka ayat jurnal yang harus dibentuk pada tanggal 1 Maret 2009 akan menjadi sebagai berikut: (di luar pokok pinjaman)
Kas Rp. 4.500.000,
Piutang Bunga                    Rp. 3.000.000,
Pendapatan Bunga                                     Rp.1.500.000,

Tanpa melihat apakah ayat jurnal pembalik dibentuk atau tidak, point penting yang perlu diperhatikan di sini yaitu bahwa bunga sebesar Rp. 3 juta haruslah diakui sebagai pendapatan tahun 2008 (untuk 4 bulan), sedangkan besarnya pendapatan bunga yang harus diakui dalam tahun 2009 hanyalah sebesar Rp. 1,5 juta (untuk 2 bulan).

Sebagai pola lainnya untuk mengilustrasikan imbas yang ditimbulkan dari ada tidaknya ayat jurnal pembalik yaitu misalkan bahwa pada tanggal 1 September 2008, perusahaan memperoleh sumbangan uang dari Bank Mandiri (selaku kreditur) senilai Rp. 100 juta. Pinjaman ini berjangka waktu 6 bulan. Perusahaan diharuskan untuk mengembalikan nilai pokok sumbangan beserta bunganya pada ketika sumbangan tersebut jatuh tempo, yaitu tepatnya pada tanggal 1 Maret 2009. Besarnya tingkat suku bunga sumbangan yang disepakati oleh kedua belah pihak yaitu 9 % per tahun. Periode pembukuan perusahaan (selaku debitur) akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2008. Berdasarkan pencatatan secara accrual basis, bunga sumbangan selama 4 bulan (September, Oktober, November, dan Desember) yang sudah terjadi di tahun 2008 ini haruslah diakui sebagai beban tahun 2008 oleh debitur, meskipun pembayarannya gres akan dilakukan pada tanggal 1 Maret 2009 nanti.

Ayat jurnal pembiasaan yang perlu dibentuk pada tanggal 31 Desember 2008 yaitu :
Beban Bunga Rp. 3.000.000,
Utang Bunga                           Rp. 3.000.000,
(4/12 x 9 % x Rp. 100 juta)

sedangkan ayat jurnal pembalik yang seandainya dibentuk pada tanggal 1 Januari 2009 akan menjadi :
Utang Bunga Rp. 3.000.000,
Beban Bunga                          Rp. 3.000.000,

kemudian, ayat jurnal yang perlu dibentuk pada tanggal 1 Maret  2009 yaitu menjadi sebagai berikut: (di luar pokok pinjaman)
Beban Bunga          Rp. 4.500.000,
Kas                                          Rp. 4.500.000,
(6/12 x 9 % x Rp. 100 juta)

namun, jikalau seandainya ayat jurnal pembalik tidak ada maka ayat jurnal yang harus dibentuk pada tanggal 1 Maret 2009 akan men jadi sebagai berikut: (di luar pokok pinjaman)
Utang Bunga          Rp. 3.000.000 ,
Beban Bunga          Rp. 1.500.000,
Kas                                          Rp. 4.500.000,


Tanpa melihat apakah ayat jurnal pembalik dibentuk atau tidak, point penting yang perlu diperhatikan di sini yaitu bahwa bunga sebesar Rp. 3 juta haruslah diakui sebagai beban tahun 2008 (untuk 4 bulan), sedangkan besarnya beban bunga yang harus diakui dalam tahun 2009 hanyalah sebesar Rp. 1,5 juta (untuk 2 bulan).

Neraca Saldo Sehabis Penutupan Dan Pembahasannya


Prosedur akuntansi yang terakhir, sesudah ayat jurnal peni dibentuk dan diposting ke masing-masing buku besar akun terkait, ad lah menyiapkan neraca saldo sesudah penutupan (post-closing trial balance). Sesuai dengan namanya, laporan ini hanyalah berisi sald. final dari masing-masing akun neraca (kas, piutang usaha, perlengkapan, utang usaha, dan seterusnya) yang akan dibawa sebagai saldo awal untuk periode akuntansi berikutnya. Jadi, dalam neraca saldo sesudah penutupan ini sudah tidak ada lagi saldo akun prive dan sal. do akun-akun laporan keuntungan rugi, alasannya ialah memang telah ditutup lewat ayat jurnal epilog sehingga bersaldo nol.

Neraca saldo sesudah penutupan ini bergotong-royong sanggup digu nakan sebagai alat untuk pertanda bahwa proses penjurnalan dan pemostingan ayat jurnal epilog telah dilakukan secara sempurna dan lengkap. Neraca saldo sesudah penutupan ini juga dibentuk untuk pertanda bahwa keseimbangan dalam persamaan akuntansi telah dipenuhi pada final periode akuntansi sesudah melewati banyak sekali tahapan siklus akuntansi.

Jurnal Epilog Dan Pembahasannya

Sebelum masuk pada pembahasan mengenai ayat jurnal penutup, perlu diingat kembali bahwa neraca sebenarnya ialah sebuah laporan yang akan menggambarkan mengenai kondisi atau posisi keuangan perusahaan per tanggal tertentu (sampai dengan tanggal pelaporan), sedangkan laporan keuntungan rugi ialah sebuah laporan yang mencerminkan kinerja (performance) administrasi dan profitabilitas perusahaan untuk satu periode waktu tertentu. Jadi, misalkan bila saldo kas yang dilaporkan dalam neraca per 31 Desember 2008 berjumlah Rp. 400.000.000,-, maka berarti jumlah saldo ini merupakan saldo kas akumulatif yang dihasilkan lewat transaksi-transaksi kas yang terjadi hingga dengan tanggal pelaporan yaitu per tanggal 31 Desember 2008. Sedangkan bila saldo pendapatan yang dilaporkan dalam laporan keuntungan rugi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 berjumlah Rp. 750.000.000,-, maka berarti jumlah saldo pendapatan ini merupakan hasil dari transaksi yang terjadi, yang hanya diperhitungkan untuk sepanjang satu tahun saja yaitu sepanjang tahun 2008.

Seluruh akun neraca dikatakan mempunyai sifat yang permanen dan akumulatif ("gulung-menggulung"), dimana akun-akun neraca ini tidak akan ditutup pada setiap selesai periode akuntansi dan saldonya akan dibawa terus ke periode-periode akuntansi berikutnya. Sedangkan untuk akun prive dan seluruh akun yang ada dalam laporan keuntungan rugi mempunyai sifat yang sementara, dimana akun prive dan seluruh akun keuntungan rugi ini nantinya akan ditutup pada setiap selesai periode akuntansi. Sehubungan dengan penutupan (membuat nihil atau menciptakan saldo akun menjadi nol) terhadap saldo akun-akun laporan keuntungan rugi, kemudian timbul pertanyaan: kalau begitu untuk apa laporan keuntungan rugi dibuat, dan bagaimana dengan nilai saldo yang melekat pada setiap akun laporan keuntungan rugi tersebut? Sekali lagi, bahwa laporan keuntungan rugi tetap perlu/harus dibentuk untuk memperoleh citra mengenai kinerja administrasi perusahaan dan untuk mene tahui berapa besarnya tingkat keuntungan/kerugian yang dihasilkan dari acara operasional perusahaan sepanjang satu tahun tertentu. Nilai saldo yang menempel pada akun prive dan setiap akun laporan keuntungan rugi, pada kesannya akan ditransfer atau ditutup ke akun neraca yaitu akun modal.

Ingat kembali bahwa pendapatan mempunyai sifat menambah modal, sedangkan beban mempunyai sifat mengurangi modal. Pendapatan dan modal sama-sama mempunyai saldo normal di sebelah kredit sedangkan beban mempunyai saldo normal yang berlawanan dengan saldo normal untuk pendapatan dan modal. Jika pendapatan lebih besar dari beban, maka akan diperoleh keuntungan bersih. Laba higienis ini berarti sifatnya akan menambah modal, dan sebaliknya bila terjadi rugi higienis (beban lebih besar dari pendapatan) maka sifatnya akan mengurangi modal. Prive mempunyai saldo normal di sebelah debet dan mempunyai sifat mengurangi modal.

Jurnal epilog dilakukan dengan cara : (1) mentransfer akun pendapatan yang mempunyai saldo normal kredit ke sebelah debet, dan kemudian mengkredit akun ikhtisar keuntungan rugi (income summary); (2) mentransfer akun beban yang mempunyai saldo normal debet ke sebelah kredit, dan kemudian mendebet akun ikhtisar keuntungan rugi; (3) mentransfer jumlah keuntungan bersih/rugi higienis ke akun modal, dengan ketentuan bahwa bila keuntungan higienis maka akun modal akan di kredit(debetnya ialah akun ikhtisar keuntungan rugi) dan sebaliknya bila rugi higienis maka akun modal akan di debet (kreditnya ialah akun ikhtisar keuntungan rugi); dan (4) mentransfer akun prive yang mempunyai saldo normal debet ke sebelah kredit, dan kemudian mendebet akun modal.

Sebagai kesimpulan, bahwa pada setiap selesai periode akunta sehabis laporan keuangan disusun, bab akuntansi perusan perlu menyiapkan ayat jurnal epilog (closing entries). Hal ini lakukan dengan cara mentransfer seluruh akun yang sifatnya setara (temporary / nominal accounts) ke akun yang sifatnya permanen (permanent / real accounts), yaitu akun modal.

Berikut ini ialah teladan ayat jurnal epilog yang disiapkan pada selesai periode akuntansi :



Perlu diperhatikan di sini secara cermat bahwa besarnya saldo keuntungan higienis (Rp. 1.600.000,) ditutup dan ditransfer ke asumsi modal. Saldo keuntungan higienis ini tidak lain ialah selisih antara total saldo akun pendapatan dengan total saldo akun beban (Rp. 7.900.000 - Rp. 6.300.000). Akun ikhtisar keuntungan rugi ini sebenarnya merupakan akun sementara dari akun modal.

Siklus Akuntansi (Accounting Cycle)

 Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa seluruh transaksi bisnis yang terjadi dalam Siklus Akuntansi  (Accounting Cycle)

Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa seluruh transaksi bisnis yang terjadi dalam perusahaan mula-mula akan dianalisis (dalam rangka mengidentifikasi akun) dan dicatat ke dalam jurnal. Seluruh data transaksi ini yang telah tercatat dalam jurnal kemudian akan dipindah-bukukan (diposting) ke dalam buku besar sesuai dengan pembagian terstruktur mengenai masing-masing akun terkait. Langkah selanjutnya ialah menyiapkan neraca saldo, menganalisis data penyesuaian, menyiapkan ayat jurnal penyesuaian, neraca saldo sesudah penyesuaian, laporan keuangan, ayat jurnal penutup, neraca saldo sesudah penutupan, dan ayat jurnal pembalik. Proses akuntansi yang diawali dengan menganalisis dan menjurnal transaksi, dan yang diakhiri dengan menciptakan laporan dinamakan sebagai siklus akuntansi (accounting cycle). Produk tamat dari siklus akuntansi ini ialah laporan keuangan.

Pada pastingan  ini akan dibahas secara lengkap mengenai tahapan-tahapan dalam proses penyelesaian siklus akuntansi, yang belum dijelaskan sepenuhnya pada bab sebelumnya. Secara lebih rinci, tahapan-tahapan dalam siklus akuntansi sanggup diurutkan sebagai berikut:
1.         Mula-mula dokumen pendukung transaksi dianalisis dan info yang terkandung dalam dokumen tersebut dicatat dalam jurnal
2.         Lalu data akuntansi yang ada dalam jurnal diposting ke buku besar.
3.         Seluruh saldo tamat yang terdapat pada masing-masing buku besar akun "didaftar" (dipindahkan) ke neraca saldo untuk menandakan kecocokan antara keseluruhan nilai akun yang bersaldo normal debet dengan keseluruhan nilai akun yang bersaldo normal kredit.
4.         Menganalisis data pembiasaan dan menciptakan ayat jurnal penyesuaian.
5.         Memposting data jurnal pembiasaan ke masing-masing buku besar akun yang terkait.
6.         Dengan memakai pilihan (optional) santunan neraca lajur sebagai kertas kerja (work sheet), neraca saldo sesudah pembiasaan (adjusted trial balance) dan laporan keuangan disiapkan.
7.         Membuat ayat jurnal epilog (closing entries).  
8.         Memposting data jurnal epilog ke masing-masing buku besar akun yang terkait
9.         Menyiapkan neraca saldo sesudah penutupan (post- closing trial balance).
10.     Membuat ayat jurnal pembalik (reversing entries).

Untuk perusahaan yang telah mempunyai sistem komputerisasi akuntansi yaitu sebuah perangkat lunak (software) yang memuat aktivitas pemrosesan data dan pelaporan akuntansi, akan secara otomatis memposting jurnal ke buku besar, sampai menghasilkan laporan keuangan dan aneka macam laporan lainnya :