Showing posts sorted by relevance for query buku-besar-dan-neraca-saldo-perusahaan-manufaktur. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query buku-besar-dan-neraca-saldo-perusahaan-manufaktur. Sort by date Show all posts

Buku Besar Dan Neraca Saldo Perusahaan Manufaktur

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung weblog gue :). Slamat datang di weblog paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin weblog gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Buku Besar Dan Neraca Saldo Perusahaan Manufaktur, Tanpa panjang lebar lagi yo banking concern lucifer it out !

Buku Besar Perusahaan Manufaktur Dalam Sistem Perpetual

Buku besar perusahaan manufaktur yang menerapkan sistem perpetual diselenggarakan dengan cara yang sama seperti buku besar pada umumnya. Seperti telah dilakukan sebelumnya, perkiraan-perkiraan buku besar yang digunakan pada dasarnya sama dengan yang digunakan perusahaan dagang. Pekiraan-perkiraan buku besar yang berbeda hanyalah yang berkaitan dengan persediaan, aktiva tetap, dan perkiraan-perkiraan yang berhubungan dengan biaya manufaktur.

Perkiraan-Perkiraan Persediaan Dalam Perusahaan Manufaktur

Perkiraan-perkiraan buku besar mengenai persediaan dalam perusahaan manufaktur meliputi :
121 Bahan dan Perlengkapan Pabrik
122 Barang Dalam Penyelesaian
126 Barang Jadi
Dibuka dengan saldo menurut Neraca Saldo per thirty Nov 1988. Jumlah ini merupakan saldo persediaan per thirty Nevember 1988 setelah persediaan awal ane Januari 1988 ditambahkan dan dikurangi dengan perubahan yang terjadi dalam persediaan sampai dengan thirty Nov 1988. Dalam sistem perpetual perubahan-perubahan yang terjadi dalam persediaan dicatat pada perkiraan persediaan masing-masing. Karena itu selama bulan Desember 1988 dilakukan pencatatan dalam perkiraan-perkiraan persediaan ini, berdasarkan pencatatan yang telah dilakukan dalam jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas, jurnal pembelian, jurnal pemakaian bahan, jurnal pengeluaran kas, maupun jurnal umum.

Perkiraan-perkiraan Penjualan, Piutang, Harga Pokok Penjualan, Barang Jadi, dan Kas dalam Perusahaan Maufaktur

Perkiraan-perkiraan penjualan, piutang, harga pokok penjualan, barang jadi, dan kas dibuka dengan saldo menurut neraca saldo per akhir periode sebelumnya. Perubahan-perubahan pada perkiraan-perkiraan ini terjadi sebagai akibat terjadinya transaksi yang dicatat dalam Jurnal Penjualan (JPJ), Jurnal Kas Masuk/ Jurnal Penerimaan Kas (JKM), dan Jurnal Umum (JU). Perubahan dalam perkiraan kas juga disebabkan oleh pencatatan dalam Jurnal Kas Keluar/Jurnal Pengeluaran Kas (JKK).

Perkiraan Bahan dan Perlengkapan, Utang Usaha, Barang Dalam Penyelesaian, Overhead Pabrik, dan Beban Lainnya

Perkiraan bahan dan perlengkapan, utang usaha, barang dalam penyelesaian, Overhead pabrik, dan beban lainnya dibuka dengan saldo menurut Neraca saldo akhir periode sebelumnya. Perubahan-perubahan pada perkiraan ini terjadi sebagai akibat terjadinya transaksi dicatat dalam Jurnal Pembelian (JPB), Jurnal Pengeluaran Kas/Jurnal Kas Keluar (JKK), Jurnal Pemakaian bahan (JBB), dan jurnal umum (JU). Pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas (JKK) juga mempegaruhi perkiraan kas.

Contoh :
Jurnal Penualan :
Jurnal Pembelian :
Jurnal Penerimaan Kas :
Jurnal Pengeluaran Kas :
Jurnal Pemakaian Bahan Baku :
Jurnal Umum :

Maka buku besar atas jurnal jurnal diatas adalah :




























Neraca Saldo

Maka neraca saldonya adalah :
Sekian artikel kali ini. Mohon maaf apabila ada salah-salah kata.
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.
Referensi :
  • Buku siklus akuntansi perusahaan manufaktur (Kelas three smester five dan 6)
Saya sarankan untuk membaca juga :

Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung weblog gue :). Slamat datang di weblog paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin weblog gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur, Tanpa panjang lebar lagi yo cheque it out !

Laporan keuangan perusahaan manufaktur, seperti juga perusahaan-perusahaan lainnya, paling tidak juga harus berupa neraca dan laporan laba rugi. Karena sifat kegiatan dan akuntansinya berbeda, isi laporan keuangan perusahaan manufaktur berbeda dengan perusahaan dagang.

Neraca

Neraca perusahaan manufaktur, seperti neraca pada umumnya, meliputi :
  • Aktiva Lancar; 
  • Aktiva Tetap; 
  • Aktiva Lain-lian;
  • Pasiva Lancar;
  • Kewajiban Jangka Panjang;
  • Modal
Pebedaan dengan neraca perusahaan dagang terdapat pada Aktiva Lancar dalam penyajian persediaan. Dalam neraca perusahaan dagang hanya terdapat satu persediaan saja, yaitu Persediaan Barang Dagang, sedangkan dalam neraca perusahaan manufaktur terdapat tiga unsur persediaan, yaitu Persediaan bahan, Persediaan Barang Dalam Penyelesaian,  dan Persediaan Barang Jadi.

Perbedaan lainnya terdapat pada Aktiva Tetap. Dalam neraca perusahaan manufaktur terdapat aktiva tetap yang tidak dimiliki perusahaan dagang, seperti :
  • Bangunan Pabrik dan Akumulasi Penyusutan Bangunan Pabrik;
  • Mesin dan Akumulasi Penyusutan Mesin;
  • Peralatan Pabrik dan Akumulasi Penyusutan Peralatan Pabrik.

Di luar yang dikemukakan di atas, tidak terdapat perbedaan antara neraca perusahaan dagang dengan perusahaan manufaktur.

Contoh :
Dalam buku besar PT Muhamad Pajar Sidik, sebuah pabrik sepatu di Djakarta Selatan, terdapat antara lain perkiraan-perkiraan buku besar berikut dengan saldonya per 31 Desember 1989.

Kas
Rp.
2.000.000,-
Piutang Usaha

9.000.000,-
Taksiran Piutang Tak tertagih

1.000.000,-
Persediaan Bahan

7.000.000,-
Persediaan Barang Dalam Penyelesaian

4.000.000,-
Persediaan Barang Jadi

6.000.000,-
Perlengkapan Kantor

200.000,-
Sewa Dibayar Dimuka

1.000.000,-
Bangunan Pabrik

30.000.000,-
Akumulasi Penyusutan Bangunan Pabrik

6.000.000,-
Mesin dan Peralatan Pabrik

20.000.000,-
Akumulasi Penyusutan Meisn dan Peralatan Pabrik

5.000.000,-
Peralatan Kantor

6.000.000,-
Akumulasi Penyusutan Peralatan Kantor

2.000.000,-
Utang Usaha

8.000.000,-
Pinjaman Bank Jangka Pendek

20.000.000,-
Beban Yang Akan Dibayar

300.000,-
Modal Saham

30.000.000,-
Laba Ditahan

22.900.000,-

Berdasarkan information di atas dapat disusun neraca PT Muhamad Pajar Sidik pada tanggal 31 Desember 1989 seperti di bawah ini :

Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi perusahaan manufaktur pada dasarnya sejalan dengan laporan laba rugi perusahaan dagang. Di dalamnya terdapat pendapatan dan biaya selama periode tertentu yang meliputi :
  • Penjualan;
  • Harga Pokok Barang Yang Dijual;
  • Laba Kotor Penjualan;
  • Beban Operasi;
  • Laba Bersih Operasi;
  • Pendapatan dan Beban Lain-lain;
  • Laba Bersih Sebelum Pajak;
  • Laba Bersih Setelah Pajak.
Perbedaan pokok terdapat dalam perhitungan harga pokok barang yang dijual.

Harga Pokok Barang Yang Dijual

Pada perusahaan manufaktur, persediaan awal barang jadi ditambahkan dengan Harga Pokok Barang Yang Dihasilkan, bukan dengan pembelian seperti pada perusahaan dagang. Dengan demikian perhitungan harga pokok barang yang dijual untuk perusahaan manufaktur dapat dilakukan sebagai berikut :

Persediaan awal barang jadi
Rp. xxxx

Harga pokok barang yang dihasilkan
Rp. xxxx
(+)
Barang jadi yang tersedia untuk dijual
Rp. xxxx

Persediaan Akhir barang jadi
Rp. xxxx
(-)
Harga Pokok barang yang dijual
Rp. xxxx


Harga Pokok Barang Yang Dihasilkan

Hal berikut yang perlu mendapat perhatian adalah mengenai perhitungan harga pokok barang yang dihasilakan. Tentu saja perhitungan harga pokok barang yang dihasilkan tidak sesederhana perhitungan harga pokok pembelian.

Harga pokok barang yang dihasilkan adalah biaya produksi yang diperhitungkan kepada barang jadi yang dihasilkan selama satu periode tertentu. Didalamnya terdapat unsur biaya bahan langsung, tenaga langsung, dan overhead pabrik. Juga perlu diperhatikan adanya adanya barang dalam penyelesaian pada awal dan akhir periode tersebut. Perhitungan harga pokok barang yang dihasilkan dapat dilakukan sebagai berikut :

Pemakaian Bahan Langsung

Rp. xxxx

Tenaga Langsung

Rp. xxxx

Overhead Pabrik :



Bahan Tidak Langsung
Rp. xxxx


Tenaga Tidak Langsung
Rp. xxxx


Biaya Lainnya
Rp. xxxx


Total Overhead Pabrik

Rp. xxxx
(+)
Total Biaya Manufaktur

Rp. xxxx

Persediaan Awal Barang Dalam Penyelesaian

Rp. xxxx
(+)


Rp. xxxx

Persediaan Akhir Barang Dalam Penyelesaian

Rp. xxxx
(-)
Harga Barang Yang Dihasilkan

Rp. xxxx


Dalam perhitungan diatas terlihat pemakaian bahan langsung, yang menunjukan biaya bahan baku yang digunakan dalam periode tersebut. Untuk dapat menentukan pemakaian bahan langsung tersebut perlu dilakukan perhitungan sebagai berikut :

Persediaan Awal bahan
Rp. xxxx

Pembelian Bahan
Rp. xxxx
(+)
Bahan Yang Tersedian Untuk Dipakai
Rp. xxxx

Persediaan Akhir Bahan
Rp. xxxx
(-)
Bahan Yang Terpakai
Rp. xxxx

Bahan Tidak Langsung
Rp. xxxx
(-)
Pemakaian Bahan Langsung
Rp. xxxx



Pemakaian bahan tidak langsung hanya diperhitungkan sebagai pengurangan dari pemakaian bahan apabila persediaan bahan langsung tidak langsung dicatat pada perkiraan yang sama. Seandainya persediaan bahan baku dan bahan tidak langsung dicatat pada perkiraan yang sama. Seandainya persediaan bahan baku dan bahan tidak langsung dipisahkan, tidak perlu dilakukan pengurangan tersebut. 

Seringkali perhitungan harga pokok barang yang dihasilkan dilakukan sekaligus, tanpa melakukan perhitungan terpisah untuk pemakian bahan langsung. Dalam hal demikian perhitungan dapat dilakukan sebagai berikut :
Laporan laba rugi perusahaan manufaktur kemudian dapat disajikan dalam bentuk sebagai berikut :
Sekian artikel kali ini. Mohon maaf apabila ada salah-salah kata.
Akhir kata wasaalamualikum wr. wb.
Referensi :
  • Buku siklus akuntansi perusahaan manufaktur kelas iii semester v dan 6
Saya sarankan untuk membaca juga :

Kegiatan Perusahaan Manufaktur Dalam Akuntansi

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung spider web log gue :). Slamat datang di spider web log paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin spider web log gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Kegiatan Perusahaan Manufaktur, Tanpa panjang lebar lagi yo cheque it out !
Idunstri Gula
Dalam dunia usaha ada perusahaan yang menjual barang yang dihasilkan oleh perusahaan lain dan ada yang menjual barang yang dihasilkan oleh perusahaan itu sendiri. Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang membeli barang dan kemudian mengolahnya menjadi barang yang baru kemudian menjualnya dengan harga yang lebih tinggi

Barang yang dibeli oleh perusahaan manufaktur adalah merupakan bahan baku yang kemudian diolah lebih jauh dengan jalan merubah atau mengkonversikannya menjadi barang baru yang merupaka barang jadi. Dalam proses pengolahan bahan menjadi barang jadi terdapat tambahan biaya yang harus dikeluarkan. Tambahan biaya tersebut adalah biaya tenaga kerja langsung, biaya produksi tak langsung , dan biaya overhead pabrik.

Perusahaan manufaktur membeli bahan dan melakukan pembayaran atas bahan yang dibeli, kemudian menggunakan bahan dalam proses produksi. Tenaga karyawan digunakan untuk memproses bahan tersebut dengan sistem mesin atau peralatan tertentu. Setelah selesai dikerjakan dan telah merupakan barang jadi, barang yang dihasilkan tersebut dipindahkan ke gudang barang jadi, dan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menghasikan barang tersebut merupakan harga pokok atau harga perolehan dari barang jadi. Barang jadi kemudian dijual dan hasil penjualannya diterima oleh perusahaan.

Karena kegiatan yang berbeda ini, terdapat beberapa perbedaan antara akuntansi untuk perusahaan dagang dengan akuntansi untuk perusahaan manufaktur. Dalam perusahaan dagang hanya terdapat satu jenis persediaan, sedangkan dalam perusahaan manufaktur terdapat persediaan bahan, persediaan barang dalam penyelesaian, dan persediaan barang jadi. Dalam perusahaan manufaktur terdapat aktiva yang tidak dimiliki oleh perusahaan dagang seperti mesin pabrik, dan peralatan-peralatan lainyya. Dalam perusahaan dagang tidak terdapat biaya manufaktur yang meliputi biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. 

Oleh sebab itu pengumpulan dan pelaporan information akuntansi perusahaan manufaktur berbeda dengan perusahaan dagang. Kegiatan perusahaan manufaktur yang tidak berbeda dengan perusahaan dagang adalah yang berkaitan dengan penjualan, pemasaran, dan administrasi umum. Seperti halnya dalam perusahaan dagang, dalam perusahaan manufaktur juga terdapat biaya penjualan dan biaya adminstrasi umum.

Sekian artikel kali ini. Mohon maaf apabiala ada salah-salah kata.
Akhir kata wassalamualaiku wr. wb.
Referensi :
  • Siklus akuntansi perusahaan manufaktur (SMK plan keahlian Akuntansi kelas iii smester v dan 6)
Saya sarankan untuk membaca juga :

Jurnal Pada Perusahaan Manufaktur

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung weblog gue :). Slamat datang di weblog paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin weblog gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Jurnal Pada Perusahaan Manufaktur, Tanpa panjang lebar lagi yo banking concern fit it out !

Sebelum saya menjelaskan jurnal-jurnal pada perusahaan manufaktur, simak dulu proses akuntansi di bawah ini :

Proses Akuntansi

Proses akuntansi pada perusahaan manufaktur yang menerapkan sistem perpetual pada prinsipnya tidak berbeda dengan proses akuntansi pada umumnya. Dalam suatu diagram proses akuntansi ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Proses akuntansi

Macam-Macam Jurnal Yang Digunakan Perusahaan Manufaktut

Jurnal yang digunakan, seperti lazimnya, disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan masing-masing perusahaan, baik mengenai jenis maupun bentuknya. Pada perusahaan manufaktur yang menerapkan sistem perpetual sering digunakan jurnal antara lain sebagai berikut :
  1. Jurnal Penjualan, digunankan untuk mencatat penjualan secara kredit dan harga pokok penjualannya;
  2. Jurnal Penerimaan Kas, digunakan untuk mencatat semua penerimaan kas;
  3. Jurnal Pembelian, untuk mencatat semua pembelian secara kredit;
  4. Jurnal Pengeluaran Kas, untuk mencatat semua pembayaran yang dilakukan;
  5. Jurnal Voucher, digunakan sebagai pengganti jurnal pembelian dan jurnal pengeluaran kas dalam sistem voucher;
  6. Register Cek, juga digunakan dalam sistem voucher untuk mencatat cek-cek yang dikeluarkan;
  7. Jurnal Pemakaian Bahan, diguanakan untuk mencatat pemakaian bahan dalam proses produksi;
  8. Jurnal Pengembalian Bahan, untuk mencatat bahan yang dikembalikan ke gudang dari pabrik;
  9. Jurnal Upah dan Gajih Pabrik, untuk mencatat upah dan gajih pegawai pabrik yang berfungsi disamping sebagai daftar gaji, juga sebagai jurnal;
  10. Jurnal Pembebanan Overhead Pabrik, digunakan untuk mencatat overhead yang dibebankan kedalam produksi;
  11. Jurnal Pesanan Selesai, digunakan dalam kalkulasi biaya produksi pesanan, untuk mencatat pesanan-pesanan yang telah selesai dikerjakan;
  12. Jurnal Umum, Untuk mencatat transaksi lainnya yang tidak dapat dicatat dalam jurnal lainnya.

Pencatatan Transaksi Dalam Jurnal

Untuk memberikan gambaran mengenai pencatatan dalam jurnal pada perusahaan yang mengguanakan sistem perpetual, berikut ini akan kami berikan ilustrasi mengenai PT Muhamad Pajar Sidik seperti yang digunakan dalam penjelasan mengenai sistem periodikal, dengan penyesuaian seperlunya.

PT Muhamad Pajar Sidik merupakan perusahaan yang bergerak dalam pembuatan mie kriting yang berlokasi di Djakarta Pusat. Meskipun sifat produksinya sederhana dan skala usahanya masih kecil, perusahaan memilih untuk menggunakan sistem perpetual dalam pengakumulasian dan perhitungan biaya produksinya. Tahun buku perusahaan berlangsung dari tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember. Setiap akhir bulan disusun Neraca Saldo.

Berikut ini saldo buku buku besar PT Muhamad Pajar Sidik per thirty Nov 1988 :

Transaksi Desember 1988

Des. 2
Dijual mi kepada Toko Dinnia secara kredit seharga Rp. 640.000,00 (Faktur No. 121). Harga Pokoknya adalah Rp. 440.000,00
Des . 3
Dikeluarkan dari gudang tepung terigu, telur dan bahan lainnya untuk keperluan produksi seharga Rp. 860.000,00 (Bon No. 234)
Des. 4
Dibeli tepung terigu dari PT Segi Biru secara kredit seharga Rp. 1.520.000,00
Des. 5
Dibeli secara kredit dari PT Arjuna alat tulis kantor seharga Rp. 140.000,00
Des. 5
Diterima pembayaran piutang dari CV Mi Bharat sebesar Rp. 760.000,00
Des. 7
Dibayar upah mingguan sebesar Rp. 800.000,00 dari jumlah tersebut, Rp. 600.000,00 untuk tenaga langsung, dan sisanya untuk tenaga tidak langsung.
Des. seven
Penjualan tunai mi selama satu minggu berjumlah Rp. 1.350.000,00 Harga pokoknya adalah Rp. 850.000,00
Des. 8
Dikeluarkan dari gudang tepung terigu, telur dan bahan lainnya untuk keperluan produksi seharga Rp. 950.000,00 (Bon. No. 235)
Des. 9
Dibeli secara kredit dari PT Sakura perlengkapan pabrik seharga Rp. 190.000,00
Des. 10
Dibeli tepung terigu, telur, dan bahan baku lainnya dari CV Influenza A virus subtype H5N1 seng  secara kredit seharga Rp. 990.000,00
Des. 12
Dikeluarkan dari gudang berbagai perlengkapan pabrik untuk keperluan produksi seharga Rp. 160.000,00 (Bon No. 236)
Des. 12
Dibayar utang kepada Fa. Babah Gemuk sebesar Rp. 1.450.000,00
Des. 14
Dijual seacara kredit kepada toko kartika mi seharga Rp. 925.000,00 (Faktur No. 122). Harga pokoknya adalah Rp. 650.000,00
Des. 15
Dibayar upah mingguan sebesar Rp. 910.000,00 dari jumlah tersebut Rp. 690.000,00 untuk tenaga langsung, dan sisanya untuk tenaga tidak langsung.
Des. 15
Penjualan tunai mi selama satu minggu berjumlah Rp. 2.130.000,00 harga pokoknya adalah Rp. 1.500.000,00
Des. 16
Dikeluarkan dari gudang tepung terigu, telur dan bahan lainnya untuk keperluan produksi seharga Rp. 1.020.000,00 (Bon No. 237)
Des. 17
Dibeli tepung terigu, telur, dan bahan baku lainnya dari PT segi biru secara kredit seharga Rp. 780.000,00
Des. 17
DIbayar utang kepada PT Segi Biru sebesar Rp. 850.000,00
Des. 19
Dijual secara kredit kepada toko kartika barang jadi seharga Rp. 920.000,00 (Faktur No. 123). Harga pokoknya adalah Rp. 660.000,00
Des. 20
Diterima pembayaran piutang dari toko dannia sebesar Rp. 850.000,00
Des. 21
Dikeluarkan dari gudang tepung terigu, telur dan bahan lainnya untuk keperluan produksi seharga Rp. 990.000,00 (Bon No 238)
Des. 22
Dibayar upah mingguan sebesar Rp. 790.000,00 dari jumlah tersebut, Rp. 680.000,00 untuk tenaga langsung, dan sisanya untuk tenaga tidak langsung
Des. 22
Penjualan tunai mi selama satu minggu berjumlah Rp. 2.090.000,00 Harga pokoknya adalah Rp. 1.340.000,00
Des. 23
Dibeli tepung terigu, telur, dan bahan baku lainnya dari CV Influenza A virus subtype H5N1 seng secara kredit seharga Rp. 600.000,00
Des. 23
Dikeluarkan dari gudang berbagai perlengkapan pabrik untuk keperluan produksi seharga Rp. 180.000,00 (Bon No 239)
Des. 24
Dibayar overhead rupa-rupa sebesar Rp. 245.000,00
Des. 24
Dibayar biaya pemeliharaan mesin sebesar Rp. 385.000,00
Des. 26
Dibayar rupa-rupa beban penjualan sebesar Rp. 270.000,00 dan rupa-rupa beban umum sebesar Rp. 320.000,00
Des. 27
Diterima pembayaran piutang dari Toko Kartika sebesar Rp. 940.000,00
Des. 28
Dibayar kepada CV Influenza A virus subtype H5N1 seng utang sebesar Rp. 1.100.000,00
Des. 29
Dibayar upah mingguan sebesar Rp. 810.000,00 dari jumlah tersebut Rp. 630.000,00 untuk tenaga langsung, dan sisanya untuk tenaga tidak langsung



Transaksi bulan desember 1988 diatas dicatat dalam jurnal masing-masing sesuai dengan transaksi yang terjadi, diantaranya adalah :

Jurnal Penjualan :

Jurnal Penerimaan Kas :



Jurnal Pembelian :

Jurnal Pengeluaran Kas :



Jurnal Pemakaian Bahan Baku :

Jurnal Umum :
Sekian artikel kali ini. Mohon maaf apabila ada salah-salah kata.
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.
Referensi :
  • Buku Siklus Akuntansi Perusahaan Manufaktur (untuk kelas three smester v dan 6)
Saya sarankan untuk membaca juga :