Usulan Tim Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga Uno yang mendorong kenaikan honor guru di Indonesia hingga mencapai nominal Rp20 juta menuai kritik tajam.
Sebelumnya, proposal itu dilontarkan oleh Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Mardani Ali Sera. Menurutnya, jikalau pemerintah mengatakan honor puluhan juta, bukan mustahil guru dengan kualitas terbaik di seluruh dunia akan tiba ke Indonesia untuk melamar menjadi guru.
Juru Bicara TKN Jokowi-Kiai Ma’ruf Amin, Ace Hasan Syadzily menilai, pernyataan Mardani Ali Sera yang dibantah sendiri oleh capres yang diusungnya, mengisyaratkan ketidakjelasan agenda peningkatan kualitas pendidikan yang dimiliki pasangan Prabowo-Sandi.
Menurut dia, jikalau pasangan Prabowo-Sandi mempunyai agenda yang terang wacana arah peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, seharusnya perbedaan pendapat di antara Mardani dan Prabowo ini tidak akan terjadi.
"Hal ini memperlihatkan juga bahwa Prabowo-Sandi tidak mempunyai konsep yang terang dalam kebijakan pendidikan nasional kita.
Usulan kenaikan honor guru yang disampaikan Mardani menjadi Rp20 juta yang lalu dibantah Prabowo sendiri terang merupakan kebijakan yang tidak realistis," ucapnya dalam siaran pers kepada Okezone di Jakarta, Kamis (22/11/2018).
Mardani kata dia, seharusnya mengetahui bahwa soal pendidikan anggarannya telah ditentukan dalam konstitusi sebesar 20 persen. Selain itu, urusan pendidikan dalam sistem pemerintahan dikala ini menjadi kewenangan pemerintahan daerah.
"Guru sendiri sebagai jabatan fungsional mempunyai golongannya masing-masing. Tentu setiap guru akan diberikan insentif sesuai dengan usang bekerja dan golongan kepangkatannya," tuturnya.
Lalu, apakah proposal kebijakan kenaikan tersebut juga akan berlaku untuk semua guru? Sebagai upaya untuk mensejahterakan guru, Ace menegaskan bahwa kebijakan itu sejatinya elok namun perlu juga dilihat kondisi objektif yang dihadapi negara dikala ini, terutama ketersediaan anggaran negara.
"Setiap profesi tentu ada standarnya dalam sistem penggajian. Jangan hingga tingginya honor guru mendorong kecemburuan profesi-profesi mulia lainnya yang sama-sama ingin memajukan bangsa kita," paparnya.
Dalam meningkatkan kesejahteraan guru lanjutnya, pemerintahan Jokowi telah serius meningkatan tunjangan dan melaksanakan sertifikasi sesuai dengan golongan masing-masing guru tersebut. Apalagi proposal honor guru itu dibarengi dengan impor guru dari luar negeri.
"Katanya anti-impor? Kok guru saja harus impor sih? Untuk meningkatkan kompetensi tenaga pendidikan tak harus dengan melaksanakan impor. Akan sangat berbahaya jikalau guru diimpor dari luar negeri yang sistem budayanya belum tentu sama dengan bangsa Indonesia," kritiknya.
Ketua DPP Partai Golkar itu juga menjelaskan, peningkatan kualitas guru sanggup dilakukan dengan mengirimkan para guru di Indonesia untuk mengenyam pendidikan di luar negeri. Tim Jokowi-Ma’ruf sambung Ace, terang mempunyai agenda wacana reformasi sistem pendidikan.
Salah satunya yaitu memperluas beasiswa afirmasi dengan mengatakan kesempatan mahasiswa-mahasiswa miskin, di wilayah 3 (tertinggal, terluar dan terdepan), santri dan siswa lembaga-lembaga pendidikan keagamaan, untuk memperoleh beasiswa pendidikan (Bidik Misi maupun LPDP), serta memperluas jalan masuk mendapat tunjangan dana pendidikan dari perbankan.
"Selain itu kami juga ingin mempercepat pemerataan kualitas pendidikan dengan peningkatan standard pendidikan, BOS menurut kinerja, pemerataan sebaran, kualitas dan peningkatan kesejahteraan guru/dosen dan Tenaga Kependidikan, termasuk percepatan penyetaraan pendidikan bagi pesantren, dayah dan forum pendidikan keagamaan lainnya sejajar dengan sekolah umum," pungkasnya.
Sebelumnya, calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto meluruskan akad yang disampaikan tim pemenangannya bahwa honor guru di Indonesia akan naik Rp20 juta. Ia justru mempertanyakan dari mana uang untuk membayar honor sebesar itu.
“Kenaikan ini, kenaikan itu, uangnya dari mana gitu lho?” ujar Prabowo kepada wartawan dikala ditemui di sela aktivitas Forum Ekonomi International di Hotel Sangrila-Lia, Jakarta Pusat, Rabu 21 November 2018 kemarin. [okezone.com]