Indonesia dan Kepulauan Solomon ialah dua negara yang mempunyai beberapa kesamaan. Keduanya merupakan bangsa Pasifik, mempunyai etnis Melanesia, juga merupakan negara kepulauan, dan menghadapi tantangan yang sama, termasuk di bidang perubahan iklim.
Saat melaksanakan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Kepulauan Solomon Rick Houenipwela, Presiden Joko Widodo mengharapkan hubungan yang lebih akrab di antara kedua negara tersebut. Untuk meningkatkan kolaborasi antarkedua negara, Presiden memberikan beberapa hal, diantaranya dengan meningkatkan investasi Indonesia di Kepulauan Solomon.
"Saya harap, Indonesia diberikan kesempatan berkontribusi dalam menyebarkan perekonomian Kepulauan Solomon,” ujar Presiden di Hotel Hilton, Port Moresby, pada Sabtu 17 November 2018.
Dalam bidang perekonomian, pengembangan produk kelapa sawit menjadi salah satu fokus pembahasan. Kepulauan Solomon disebut tertarik untuk menyebarkan produk tersebut.
“Indonesia mempunyai nilai tambah yang cukup tinggi dalam industri kelapa sawit. Saya ingin dorong perusahaan Indonesia untuk menyebarkan sawit di Kepulauan Solomon,” ujar Presiden.
Selain kelapa sawit, Indonesia berharap sanggup bekerja sama dalam industri perikanan di Kepulauan Solomon. Presiden berharap, industri ini sanggup menjadi sektor penting dalam kolaborasi ekonomi Indonesia-Kepulauan Solomon.
Sementara itu, dalam bidang pariwisata, Indonesia siap membantu Kepulauan Solomon untuk menyebarkan pariwisata khususnya eco-tourism. Beberapa wilayah di Indonesia, sudah menyebarkan pariwisata berbasis lingkungan.
“Indonesia juga siap kolaborasi di bidang kelautan, khususnya pengembangan kawasan pesisir dan pengelolaan bencana,” lanjutnya.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden juga memberikan apresiasi atas perilaku tegas posisi Kepulauan Solomon untuk menghormati kedaulatan Indonesia.
“Saya menghargai posisi Kepulauan Solomon yang mendukung integritas wilayah Indonesia. Saya menghargai pandangan Yang Mulia terhadap perkembangan di Papua,” ujar Presiden.
Kepada PM Kepulauan Solomon, Presiden pun menjelaskan pembangunan yang telah dilakukan di Papua dan Papua Barat dalam 4 tahun terakhir.
“Pembangunan 4.174 km jalan, 7 bandara, dan 15 pelabuhan. Peningkatan layanan kesehatan dan pendidikan masyarakat, pemberdayaan ekonomi masyarakat serta kebijakan BBM satu harga. Dengan pembangunan in, saya yakin kesejahteraan rakyat Papua akan semakin baik,” ucapnya.
Turut mendampingi Presiden dalam pertemuan bilateral ini, antara lain Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong, Duta Besar Indonesia untuk Papua Nugini Ronald J.P. Manik, Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Desra Percaya, dan Staf Khusus Presiden Adita Irawati. [Biro Pers Istana]