Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi–Ma’ruf Amin, Erick Thohir, menyindir calon wakil presiden (cawapres) Sandiaga Salahuddin Uno yang beliau nilai belum bisa memosisikan diri menghadapi perhelatan demokrasi sebesar pemilihan umum (pemilu). Sindiran itu menyangkut insiden di sebuah pasar di Sumatera Utara, beberapa waktu lalu.
Dalam insiden itu, Sandi seakan ditolak oleh pedagang pasar lewat sebuah poster. Belakangan, muncul perdebatan sebab diduga poster itu dipasang oleh orang-orang Sandiaga sendiri. “Kita mesti bedakan pemilu sama sinetron, mesti kita bedakan,” kata Erick kepada wartawan, Kamis (13/12).
Sandiaga berkunjung ke sebuah pasar di Kotapinang, Labuhanbatu Selatan, Sumatera Utara, Selasa (11/12/2018) lalu. Di situ, ada poster kertas yang menyatakan penolakan terhadapnya. Belakangan, muncul perdebatan di media umum (medsos) bahwa penolakan itu bergotong-royong dibuat-buat sendiri oleh pihak Sandiaga demi mencari perhatian.
Dugaan sandiwara itu muncul karena dalam sebuah video tampak salah satu anak buah Sandiaga melarang seseorang berkemeja putih ibarat kostum Partai Gerindra, hendak mencopot poster itu. Tak pelak, perdebatan itu pun menjadi ramai dan warganet menciptakan tagar #Sandiwarauno di jejaring medsos Twitter.
Erick mengatakan, pemilu yaitu ajang untuk menentukan pemimpin yang bisa memajukan Indonesia. Pemimpin yang bisa menciptakan bangsa Indonesia higienis dari korupsi, masyarakat sejahtera, dan adil untuk semua. “Bukan yang sandiwara atau sinetron. Kalau (sinetron) itu di TV ajakita nonton,” ujar Erick.
Kendati meyakini kejadian di Pasar Kotapinang itu hanya sandiwara bikinan kubu Prabowo–Sandi, Erick mengaku TKN Jokowi–Ma’ruf hingga ketika ini belum memutuskan untuk melaporkannya atau tidak ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). [inews.id]