Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) dikirim ke luar negeri. Para pendamping PKH nantinya akan diseleksi.
"Saya titip, aku minta ada seleksi di pendamping PKH ada yang kita kirim ke luar negeri. Bisa sekolah, sanggup training, sanggup melihat dan membandingkan negara lain menyerupai apa dan kita harus mengambil posisi menyerupai apa agar terbuka wawasan sehingga mempunyai semangat tinggi," ujar Jokowi ketika memperlihatkan aba-aba dalam rangka Jambore Sumber Daya PKH di Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (13/12/2018).
Apalagi, kata Jokowi, pemerintah memproyeksikan pembangunan sumber daya insan (SDM) pada tahun 2019. PKH ialah salah satu jadwal yang ditujukan untuk pembangunan SDM.
Kepada para pendamping, Jokowi memberikan anggaran PKH tahun 2019 mencapai Rp 34 triliun. Anggaran yang berdasarkan Jokowi sangat besar.
"Tahun depan anggaran PKH loncat jadi Rp 34 triliun dari Rp 18 triliun. Ini duit gede banget. Rp 34 triliun uang gede sekali. Oleh lantaran itu dampingi lantaran bapak ibu sekalian sangat sangat berkepentingan sekali untuk menghilangkan kemiskinan dari negara kita Indonesia," ujar Jokowi.
Pendamping juga diminta mengajari keluarga akseptor untuk mengelola keuangannya. Uang dari PKH sanggup digunakan untuk keperluan usaha.
"Kemarin ketemu di Jakarta Timur, jualan gorengan boleh, begitu disuntik PKH katakan modal Rp 250 ribu, tingkatkan jadi Rp 500 ribu sehingga omzet besar. Atau buka warung. Di Bogor contohnya ada yang jualan nasi uduk, begitu sanggup PKH sanggup juga jual bakso. Income tambah dari nasi uduk, dari bakso," terperinci Jokowi. [detik.com]