Korea Utara


Karena visa kunjungan saya ke Korea Selatan habis makanya saya berniat untuk memperpanjang Visa tersebut. Ketika niat itu saya sampaikan kepada istri , beliau nampak berkerut kening.  Karena berdasarkan gosip yang diketahuinya melalui media massa bahwa Korea Utara telah mengumumkan perang terhadap Korea Selatan. Artinya sekecil apapun provokasi bisa menyulut perang besar. Dengan kekuatan senjata  nuklir yang dimiliki oleh korea utara  akan bisa menghancurkan Korea Selatan berserta Negara pendukung Korsel menyerupai Amerika. Saya hanya tersenyum. Saya tetap mengurus perpanjang visa itu tanpa peduli apa kata istri saya. Istri saya gundah lantaran saya tidak nampak kawatir sama sekali. Saya tegaskan bahwa hampir seluruh rakyat Korea Selatan tidak pernah kawatir bahwa korea Utara akan menyerang mereka. Bahkan bukan itu saja, seluruh orang absurd yang berada di Korea utara, termasuk corps diplomatic , juga tidak percaya Korea Utara akan menyerang Korea Selatan.  Bahkan semua orang tahu bahwa setiap bahaya yang disampaikan oleh korea utara tak lebih yaitu cara pemimpinnya menarik simpatik rakyat dan mengharapkan dukungan bahan dari China atau Rusia. Secara militer Korea Utara tidak bisa berperang walau hanya sehari, apalagi dalam kondisi ekonomi yang sudah bankrupt.

Saya pernah berkunjung ke Pyongyang ( Ibukota Korea Utara) lewat Sandong ( china), sebuah kota di timur maritim Cina yang berbatasan dengan Democratic People's Republic of Korea. Dengan pesawat bau tanah buatan Rusia, saya terbang ke Pyongyang. Di dalam pesawat para penumpang sebagian besar yaitu laki-laki Korea Utara dan mereka termasuk middle class yang populasinya di Korut sebesar 0,01%.  Kebanyakan mereka mengenakan jas dengan pin warna merah. Setelah mengamati lebih bersahabat saya gres menyadari bahwa pin itu bergambar wajah mendiang Kim Il Song, presiden pertama Korea Utara yang menerima julukan ‘Bapak Korea’. Pin merah yang disematkan pada baju hanya referensi kecil bagaimana Kim Il Song dan putranya Kim Jong Il , sekarang cucunya  Kim Jong-un menguasai rakyat Korea Utara. Setiba di Pyongyang, petugas bandara mengambil  telepon seluler saya untuk diperiksa. Mereka menyidik semua tas dan membawa buku-buku atau barang-barang yang dianggap tidak pantas dibawa masuk ke negeri itu. Keluar dari gate , seorang perempuan elok memperkenalkan diri kepada saya bahwa beliau diminta oleh teman saya di Beijing untuk mendampingi saya selama kunjungan ke Pyongyang. Saya sadar bahwa semua orang terdidik yang bisa berbahasa ingggeris di Korea Utara yaitu intelligent pemerintah. Mereka disamping bertugas sebagai guide juga sebagai intell yang akan melaporkan semua acara saya kepada pemerintah.

Korea Utara dianggap sebagai salah satu negara yang paling tertutup di dunia. Bukan hanya Cina, tetangga dan sekutu utamanya yang mengetahui persis apa yang sebetulnya terjadi di dalam ‘kerajaan terasing’ ini. Korea Utara termasuk dalam negara satu-partai di bawah front penyatuan yang dipimpin oleh Partai Buruh Korea dengan ideologi Juche, yang digagas oleh Kim Il-sung. Politik  isolasi merupakan cara penguasa Korea Utara memperoleh kekuasaan mutlak atas rakyatnya. Kita tidak bisa berharap kemegawahan kota metropolitan di Pyongyang dengan kehidupan malamnya. Semua nampak kaku dan sepi serta gelap. Banyak gedung tinggi  namun tidak terawat dengan baik.  Satu satunya yang menarik yaitu wanitanya, menyerupai guide saya. Dengan bangganya pemandu saya bercerita wacana Kehebatan Kekaisaran Korea yang dulu berkuasa di semanjung korea. Namun hancur lantaran aneksasi Jepang tahun 1905. Perang dunia II 1945, jepang menyerahkan Korea kepada negara sekutu yang akhirya membelah korea menjadi dua.  Block Soviet dibagian Utara dan satu lagi Block AS dibagian Selatan. Korea Utara tidak menginginkan pemisahan ini. Makanya meletus perang korea tahun 1950. Berkat sumbangan militer China, Korea utara hampir unggul menguasai semenanjun Korea namun dihalau oleh Tentara AS yang terpaksa terlibat sebagai polisi dunia. Perang Korea berakhir tahun 1953 namun perdamaian tidak pernah ditanda tangani. Itu sebabnya negara ini tetap dalam posisi berperang.

Sejak tahun 1955 hingga sekarang Rezim Partai Buruh gagal membawa kemakmuran bagi rakyat. Bahkan wabah kelaparan selalu terjadi dan selalu memaksa dunia international terlibat membantu khususnya dari China dan Rusia, bahkan seterunya menyerupai Korea Selatan.  Pada waktu bersamaan para elitenya hidup bergelimang kemewahan. Kisah gaya hidup yang glamor dari keluarga pemimpin diketahui oleh dunia luar tapi tidak diketahui oleh rakyat Korea Utara lantaran ketertutupan informasi.Lantas apa penyebab rakyat Korea Utara mau dipimpin oleh keluarga KIM ini ? berdasarkan saya yaitu kehebatan para elite melaksanakan seni propaganda. Jangan kaget di Pyongyang, hampir setiap sudut ada loudspeaker. Setiap menit terdengar bunyi keras mempromosikan apa saja, terutama iman bapak Pemimpin Besar. Apa yang dipropagandakan sehingga rakyat bisa bersatu walau diperlakukan oleh pemimpinnya menyerupai budak ? Rasa benci kepada AS. Bahwa mereka miskin lantaran ulah Amerika yang mencerai beraikan mereka sebagai bangsa yang satu.  Negara dalam kondisi perang. Karenanya rakyat harus rela berkorban untuk kejayaaan bangsa. Rakyat dibohongi terus akan tiba saatnya KOREA Satu yang Berjaya , dan bagi yang tidak mau dibohongi maka dianggap sebagai badung yang berujung kepada penjara atau kematian. Ya betul kata teman di Seoul, bahwa korea dipimpin oleh kelompok gangster yang men-terror rakyatnya sendiri…

Sumber https://culas.blogspot.com/

Artikel Terkait