Subuh itu Udin tiba ke Masjid. Lebih dari setengah era ia tidak berkunjung ke masjid ini. Karena usang rantau di arungi, jauh langkah di tempuh, menciptakan ia hampir melupakan daerah ia mengenal hakikat kehidupan. Tidak ada yang berubah sebetulnya dari Masjid ini. Kalaupun ada penambahan bangunan di belakang , itu hanya untuk daerah wudhu dan toilet. Maklum, dulu semasa kecilnya daerah wudhu berdekatan dengan air pincuran bambu yang airnya berasal dari pegunungan. Tapi sekarang, air pincuran di tampung kedalam Bak dan orang berwudhu melalui kran yang melekat di kolam itu. Namun, ada perubahan yang sangat mencolok. Jamaah sholat subuh hanya ada dua shap. Itupun kebanyakan orang tua. Kemana anak muda?
" Lama tidak bersua. Kemana saja kau Din? Tanya teman sepermainannya. Yang kini tampak lebih renta dari usianya.
" Merantau, Man. " Kata Udin sambil memeluk teman masa kanaknya. " Kok sedikt sekali yang jadi makmun sholat subuh ini? Saya membayangkan menyerupai kita kanak dulu. Selalu penuh padat oleh orang berjamaah" Sambung Udin.
" Entahlah. Din. Lambat namun pasti, surau semakin di lupakan anak muda."
" Apa sebabnya?
" Sejak Inyiak Labih meninggal sebagai Guru surau, di gantikan oleh guru dari Kota. Beginilah jadinya?
" Maksud kau ?
" Kamu kan tahu. Dengan Inyiak, kita memahami agama dengan hikmah. Kalau ia bicara, yang terdengar yaitu kesejukan. Kalau kita bertanya, jawabannya melapangkan yang sempit, meluruskan yang kusut. Jarang terdengar Inyiak menyebut firman Allah dalam bahasa Arab. Selalu ia ungkapkan dalam bahsa ibu kita. Pahamlah kita setiap pituahnya. Mengapa ? Dalam hidup ini banyak hal yang sulit di mengerti , bahkan terkesan paradox. Ingat engga kau pituah inyiak, banyak orang yang "gila"alias irasional tapi kau dilarang membencinya. Tetaplah mencintainya. Kadang kau berbuat baik tapi orang lain menuduhmu pencitraan. Tetaplah berbuat baik. Jika kau sukses akan banyak teman palsu dan musuh sejati disekitarmu. Jangan takut.Tetap capai kesuksesan. Seberapa besar kau memberi bantu kepada seseorang, ia akan dengan gampang melupakannya lantaran beberapa sebab. Tetaplah memberi bantu. Kejujuran itu pahit dan kadang mebuat orang lain terluka.Jangan takut untuk bersikap jujur. Apa artinya ? apapun yang terjadi itu bukanlah antra dirimu dengan orang lain tapi antara kita dengan Tuhan. Kita dilarang merubah jalan kebenaran yang ditetapkan oleh Tuhan hanya lantaran perilaku orang lain. Kalau salah maafkan dan jangan ragu untuk memulai lagi semoga kau dan ia bermetamorfosis lebih baik. Kalau kau menghindarinya lantaran alasan tidak mempercayainya, membencinya lantaran perbedaan itu artinya kau tidak berjalan dijalan Tuhan tapi dijalan kau sendiri. Dijalan egomu. Selamanya kau menilai dirimu sendiri dan lupa orang lain juga menilaimu,dan Tuhan maha tahu bahwa kau terlalu menyayangi diimu sendiri dan lupa bahwa sebetulnya tugasmu harus menyayangi orang lain,apapun kondisinya.
Mengapa ? Kita semua harus mejadi agent perubahan terhadap lingkungan khususnya lingkungan terdekat kita. Bagaimana kita bisa merubahnya menjadi lebih baik bila kita tidak bisa merebut cintanya hanya lantaran kita tidak lagi bisa mempercayainya. Banyak orang berkata "dia jahat, tetapi engkau sanggup menghindarinya. Islam berkata kepada pengikutinya " ia jahat, tetapi engkau sanggup mengubahnya". caranya ? jangan berjarak tapi bersedekatlah, maafkan dan lupakan,perbaruilah..Mari menjadi agent perubahan untuk rahmat bagi alam semesta." Kata teman Udin dengan mimik menyimpan kerisauan.
"Memangnya kini apa yang di ajarkan oleh guru pengganti inyiak itu?
" Dua pertiga yang yang keluar dari mulutnya yaitu firman Allah dan Hadih. Semua dengan bahasa arab. Dan kalau ia mentafsirkan, menciptakan apa yang kita pahami selama ini menjadi salah. Salah. Semua salah. Di bilang kita tidak kaffah. Pemerintah salah. Anak muda yang suka musik di bilang sesat. Perempuan yang tidak pakai jilbab di bilang kayu neraka. Memang tak banyak orang protes. Tapi lebih banyak yang membisu namun lambat laun orang menjauh dari surau. "
" Kenapa hingga malas "
" KIta orang kampung Din. Adat kita melatih kita berpikir bebas untuk memahami agama. Kita beragama semoga susila kita tegak. Adat kita bertumpu kepada Budi. Budi itulah keindahan yang menciptakan kita hidup damai. Bagi kita , syariat menyerupai sholat, puasa, dan lain lain yaitu metode mendekati Allah. Kaprikornus syariat itu, bukan tujuan tapi cara. Yang di tuju yaitu Allah. Cinta Allah. Nah, Guru selalu mempermasalahkan syariat itu. Sementara tujuan tidak dia perhatikan. Terbukti ia tidak aib kalau uang infak sadakah masjid mengutamakan honornya dari pada memeriahkan masjid. Ini kan lucu. Hakikat dakwah itu yaitu ikhlas. Orang berdakwah lantaran ingin mendekatkan diri kepada Allah. Ingat engga kata Inyiak dulu, hidup hidupilah surau ini tapi jangan engkau mencari hidup dari surau ini. Inyiak mengamalkan apa yang ia katakan. Inyiak sehari harinya berdagang kain di pasar. Memang tidak menciptakan ia kaya tapi tidak menciptakan ia makan dari uang proteksi Masajid. "
Udin terdiam.
Udin teringat pituah dari Inyiak dikala ia masih remaja. Inyiak mengajarkan insan harus memikirkan diri sebagai manifestasi Tuhan. God as me. Tuhan sebagaimana saya. Sebagaimana paham wahdatul wujud, bahwa kehendak seseorang bersatu dengan kehendak Tuhan. Pada tingkat tertentu, berdasarkan Inyiak, dalam pengalaman ruhani yang sangat tinggi, yakni paling ujung dari seluruh perjalanan sufi, insan tidak lagi bisa membedakan mana dirinya dan mana Tuhan. Pada tahap ini kemampuan nalar tak lagi berfungsi untuk membedakan antara khalik dan makhluk, antara Tuhan dan saya. Karena banyak sekali kejadian di alam ini tak lepas dari hasil yang dibuat oleh ajaran kita, persepsi kita, maka kita harus bertanggungjawab atas banyak sekali kejadian di sekitar kita. Jodoh ,rezeki dan maut itu yaitu takdir dari Allah. Benar, lantaran itulah keyakinan orang ber-agama. Namun persepsi wacana takdir soal ini harus dipahami dengan baik semoga kita tidak frustasi ber-agama. Tidak berprasangka jelek kepada Allah.
Soal Jodoh? Inyiak mengajarkan bahwa benar jodoh itu telah di tentukan Tuhan namun engkau berperan menciptakan ketentuan Tuhan terwujud. Terwujudnya jodoh itu, cepat atau lambat atau tidak sama sekali berjodoh maka itu tergantung persepsi engkau sendiri wacana jodoh itu . Selagi jodoh itu atas dasar persepsi "keinginan"maka siap siaplah mendapat kesulitan mendapat jodoh, kalaupun sanggup maka siap siap lah berselancar di gelombang panas. Tidak siap, maka perceraian terjadi. Tapi bila persepsi wacana jodoh yaitu atas dasar "kebutuhan". Kebutuhan akan ibadah kepada Tuhan. Maka jodoh akan tiba dengan mudah. Bila kelak terjalin ikatan maka dua akan dipersatukan Tuhan, yang sulit di mudahkan, yang sempit akan lapang. " Nah, jujurlah pada diri sendiri apakah persepsi jodoh itu atas dasar keinginan atukah kebutuhan? liatlah diri mu seutuhnya dan nilaiah sendiri, kemudian liatlah sekeliling mu siapa yang pantas untuk mua..tunggu dan itu akan tiba dengan sendirinya..." Demikian pituan Inyiak yang tak pernah Udin lupakan.
Bagaimana dengan rezeki? Inyiak pernah berkata bahwa Setiap makhluk di jamin rezekinya oleh Allah. Bumi di bentangkan Tuhan sebagai rezeki yang tak akan habisnya hingga hari kiamat. Ini jaminan Allah. Namun Tuhan tidak pernah kirim uang ke ke rekeningmu. Karena rezeki itu tidak di berikan begitu saja. Untuk makan saja engaku harus melewati proses dari menanam padi, merawatnya, memanennya, menggilingnya, dan memasaknya, kemudian menyuap nasi kemulut dan mengunyah untuk hingga keperut menjadi darah dan daging. Kalau persepsi engkau bahwa rezeki itu tiba dari mujizat atau akomodasi dari Tuhan lantaran banyak zikir dan berdoa tapi miskin ikhtiar maka engaku akan kalah bersaing dengan orang yang tak beragama. Kalah dengan orang yang beragama ala kadarnya namun percaya bahwa Tuhan tidak memberi akomodasi proses untuk meraih rezeki.
Namun , Udin ingat nasehat Inyiak " Kalau persepsi engkau bahwa rezeki itu yaitu atas dasar "keinginan" maka engkau tidak akan mendapat "rezeki" yang dimaksud Tuhan. Rezeki itu akan menyusahkan hatimu. Berlebih rezeki membuatmu rakus, sedikit rezeki semakin membuatmu kawatir akan hidup. Tapi kalau persepsi rezeki atas dasar " kebutuhan " maka rezeki itu akan tiba sebagai rezeki yang menentramkan lantaran bila berlebih ia akan berbagi, bila kurang yang di raih kau akan bersabar. Apapun itu baik bagimu, dan tentu menyehatkan lahir batin." Nasehat inilah yang menciptakan Udin cerdas menyikapi hidup. Cerdas merantau kemanapun ia pergi. Tak pernah merasa abnormal di bumi Allah dan tidak pernah sendirian di daerah ramai. Dimanapun ia di terima dengan tangan terbuka. Agama menciptakan ia gampang menyayangi orang dan tentu banyak yang suka dengannya. Akibatnya rezeki yang jauh mendekat, yang tak nampak, muncul, yang sulit menjadi mudah.
Namun , Udin ingat nasehat Inyiak " Kalau persepsi engkau bahwa rezeki itu yaitu atas dasar "keinginan" maka engkau tidak akan mendapat "rezeki" yang dimaksud Tuhan. Rezeki itu akan menyusahkan hatimu. Berlebih rezeki membuatmu rakus, sedikit rezeki semakin membuatmu kawatir akan hidup. Tapi kalau persepsi rezeki atas dasar " kebutuhan " maka rezeki itu akan tiba sebagai rezeki yang menentramkan lantaran bila berlebih ia akan berbagi, bila kurang yang di raih kau akan bersabar. Apapun itu baik bagimu, dan tentu menyehatkan lahir batin." Nasehat inilah yang menciptakan Udin cerdas menyikapi hidup. Cerdas merantau kemanapun ia pergi. Tak pernah merasa abnormal di bumi Allah dan tidak pernah sendirian di daerah ramai. Dimanapun ia di terima dengan tangan terbuka. Agama menciptakan ia gampang menyayangi orang dan tentu banyak yang suka dengannya. Akibatnya rezeki yang jauh mendekat, yang tak nampak, muncul, yang sulit menjadi mudah.
Bagaimana dengan kematian? Semua orang niscaya mati.Ini takdir insan dari Tuhan.Demikian pituan Inyiak. Sehebat apapun engkau menjaga kesehatan maka maut itu niscaya terjadi. Namun bila persepsimu bahwa maut itu hak Tuhan yang kapanpun bisa mati maka engkau akan lalai menjaga kesehatan sehingga merusak tubuhmu dengan sifat rakus dan tidak peduli menjaga kesehatan, dan berperang tanpa merperhatikan kekuatan diri, maka itu mati konyol. Tapi kalau persepsimu bahwa kehidupan yaitu berkah Tuhan,yang harus di jaga sebaik mungkin, di syukuri maka engkau tahu menjaga badan semoga tetap sehat dan menghindari bunuh diri lantaran hilang harapan. Karena engkau yakin bahwa dirimu, tubuhmu yaitu amanah terindah dari Allah, yang harus engkau jaga sebaik engkau menjaga kepercayaan di dadamu. Dengan begitu Kehidupan akan menjadi nilaimu sebetulnya untuk memaknai bahwa maut yaitu kebutuhanmu untuk paling bersahabat kepada Allah dalam cinta tak terbayangkan. Bukan maut lantaran keinginan untuk mendapat sorga yang Allah janjikan. Matilah dalam keimanan, lantaran engkau hidup berakal..
" Benar Jodoh, rezeki maut yaitu hak Tuhan namun engkau bertanggung jawab untuk mewujudkan takdir itu, dan untuk itu sebaiknya utamakan atas "kebutuhan", bukan lantaran "keinginan ". Demikian nasehat Inyiak. Udin meninggalkan surau itu sesudah usai Sholat subuh. Jalanan masih sepi dan Udin merasa sangat kaya lantaran akalnya selalu hidup untuk memperkuat kepercayaan dan berjuang tiada henti semoga mencapai final sebaik baiknya kesudahan...
Sumber https://bukuerizelibandaro.blogspot.com/