Jakarta -Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya bicara soal Islam Nusantara. Menurut dia, Islam di mana pun tetap satu dan sama. Yang membedakan hanyalah wilayah dakwah dan adat istiadat saat Islam pertama kali masuk. Perbedaan wilayah dan adat istiadat inilah yang membedakan cara dakwah para ulama ketika itu.
Ketika pertama kali Islam masuk ke sebuah wilayah, tak jarang pengaruh dari adat istiadat terdahulu di wilayah tersebut masih kental. Untuk mengubah itu secara langsung tentu bukan hal yang mudah.
Habib Luthfi kemudian mencontohkan dakwah Sunan Kudus di Kudus, Jawa Tengah. Kala itu di Kudus, karena pengaruh budaya terdahulu, mayoritas warga mengeramatkan hewan sapi. Sedangkan umat Islam ketika Idul Adha dianjurkan menyembelih sapi, kerbau, atau kambing.
Pada hari raya Idul Adha, Sunan Kudus membawa kembali sapi yang akan dikurbankan agar tidak disembelih. Kemudian dalam cemarahnya, Sunan Kudus meminta umat Islam di Kudus tidak menyembelih sapi.
"Apakah kita mau berpendapat bahwa Sunan Kudus melarang memotong sapi, Sunan Kudus mengharamkan sapi? Lha kok dangkal betul sih. Tidak berarti mengharamkan," kata Habib Luthfi saat Wawancara Eksklusif dengan detikcom yang tayang pada Rabu, ii Januari 2019.
Justru dengan kebijaksanaan Sunan Kudus tersebut, orang-orang berduyun-duyun dan bersimpati. Bahkan kerajaan di Kudus waktu itu kemudian diserahkan kepada Sunan Kudus.
Begitu juga ketika para Sunan menyiarkan Islam di Jawa Barat, caranya berbeda dengan di Demak, Jawa Tengah. "Islam di sini ada halalbihalal, di Timur Tengah kan tidak ada. Jadi inilah Islam di Nusantara berbeda cara mendakwahkan Islam itu," jelas Habib Luthfi.
Sumber detik.com