China Non Pribumi ?

Sebetulnya dalam catatan sejarah pada awalnya Nusantara ini tidak bertuan. Semua penduduk yakni pendatang. Pendatang pertama adalah  Homo erectus yang melaksanakan migrasi panjang dari Afrika sekitar 1,8 juta tahun yang lalu. Homo erectus inilah penduduk yang paling usang tinggal di Nusantara yaitu sekitar 1,5 - 1,7 juta tahun! Mereka awalnya bermukim di Nusa Tenggara Timur, tepatnya Pulau Flores. Pendatang kedua adalah Homo sapiens atau insan modern juga berasal dari Afrika. Gelombang pertama berlangsung kira-kira 100 ribu tahun yang lalu, sedangkan gelombang kedua berlangsung kira-kira 50-70 ribu tahun yang lalu. Mereka dikenal dengan Suku Dani, Bauzi, Asmat, Amungme di Indonesia & Papua Nugini. Dari persebaran ini, diduga berpengaruh bahwa hampir seluruh tempat Paparan Sunda dan Sahul (mencakup seluruh wilayah Indonesia) sempat dihuni oleh orang-orang berciri Melanosoid.

Pendatang ketiga yakni  Homo sapiens, yaitu kelompok melayu-austronesia. Rumpun Austronesia ini merupakan rumpun yang sangat besar, meliputi suku Melayu, Formosan (Taiwan), Polynesia (Hawaii, Selandia Baru, dsb). Dari mana asalnya ? Semenjak tahun 2.000 SM hingga dengan tahun 500 SM (dari zaman kerikil Neolithikum hingga zaman Perunggu) telah terjadi migrasi penduduk purba dari wilayah Yunan (China Selatan) ke daerah-daerah di Asia bab Selatan termasuk tempat kepulauan Indonesia. Perpindahan ini terjadi secara besar-besaran diperkirakan alasannya adanya suatu musibah jago atau adanya perang antar suku bangsa. Orang-orang Melayu yang tiba ke Nusantara juga secara umum dapat dibagi dua: Melayu yang mager  dan Melayu yang bukan meger. Melayu-melayu mager telah berhasil membuat masyarakat yang stabil sehingga sudah tidak diharapkan lagi mobilisasi penduduk. 

Keturunan Melayu golongan pertama ini dapat kita liat pada suku Nias di Pulau Nias dan suku Dayak di pedalaman Kalimantan, yang juga biasa disebut sebagai “Proto Melayu". Melayu yang bukan merger yakni  golongan melayu yang alasannya alasan tertentu (misalnya: kondisi geografis, iklim, bencana, dll) merasa perlu untuk terus berpindah tempat sekaligus berinteraksi dengan kelompok lain di sekitarnya, sehingga memungkinkan adanya percampuran budaya, bahasa, serta gen. Keturunan Melayu yang mobile ini salah satunya yakni yang berasal dari suku Minangkabau, Jawa,  Banjar, Bugis, Makassar, Bali, Lombok, Batak, Aceh, Madura, Minahasa, dan puluhan suku-suku lain yang kita kenal di Indonesia serta biasa disebut sebagai “Deutero Melayu” 

Pendatang keempat  adalah Sino-Tibetan, Dravidian, dan etnis Semitic. Dalam periode kurang lebih seribu tahun sehabis kedatangan etnis Melayu di Nusantara, peradaban dan kebudayaan Austronesia berkembang semakin kompleks dan mulai melaksanakan interaksi perdagangan dengan kebudayaan Artikel Babo. Ternyata, interaksi perdagangan sekelompok masyarakat Austronesia di Nusantara ini menjelma sangat ramai. Sampai kesudahannya Nusantara ini mengundang kedatangan banyak pedagang dari peradaban luar. Ada tiga gelombang pendatang. Pertama  orang dravida (India) memulai perjalanannya lebih dulu ke tempat Nusantara untuk berdagang semenjak kala 1 masehi. Sedangkan pendatang Sino-Tibetan ( China/Tionghoa) gres melaksanakan eksplorasi besar-besaran di perdagangan Nusantara semenjak dinasti Han runtuh awal kala 3 masehi. Sementara itu orang Semit ( arab dan Yahudi ) mulai pertama kali berdatangan ke pulau Sumatera untuk berdagang dan membuatkan agama pada abad 7 Masehi.

Kalau dilihat urutannya insan modern di nusantara ini, pendatang pertama yakni suku melayu, Pendatang kedua yakni India, Pendatang ketiga yakni China ( Tibet) , Pendatang keempat yakni Arab dan Semit ( Yahudi ). Kan gila aja jika china yang tiba lebih dulu di nusantara ini dan sehabis 400 tahun kemudian barulah tiba orang Arab , dibilang non pribumi. Bahkan jika mau jujur nenek moyang kita orang melayu berasal dari Yunan ( China selatan). Itulah dasarnya mengapa para pendiri negara kita menetapkan Bhineka Tunggal Ika, alasannya tidak ada satupun kita berhak mengclaim kita pribumi. Karena kita semua yakni pendatang alias ngekos di Nusantara ini. Semoga kita sadar dan besikap rendah hati. Sesungguhnya bumi ini milik Allah dan tidak ada satupun berhak bilang " enyah kau China". Semua insan ciptaan Tuhan dan yang paling baik yakni paling banyak keuntungannya bagi orang orang lain...


Sumber https://culas.blogspot.com/

Artikel Terkait