Koster Ingin Adakan Kontes Dan Penangkaran Anjing Kintamani

Koster Ingin Adakan Kontes dan Penangkaran Anjing KintamaniFoto: Koster saat menerima audiensi dengan dua 'pakar' rabies (dok. Humas Pemprov Bali)

Denpasar -Gubernur Bali I Wayan Koster menargetkan tahun 2020 Bali bebas dari rabies. Tidak hanya itu, Koster juga berharap ada kontes untuk anjing Kintamani untuk menjaga kelestarian satwa endemik tersebut.

Hal itu disampaikan Koster saat menerima audiensi dengan dua 'pakar' rabies Prof I Ketut Pudja dan AA Gde Putra di ruang kerjanya, Jl Basuki Rahmat, Denpasar, Bali, Rabu (2/1/2018). Dalam pertemuan tersebut Koster didampingi Plt Kepala Dinas Peternakan Bali Wayan Mardiana, dan Kepala Dinas Kesehatan Bali Ketut Suarjaya.

"Dengan anggaran dan tim yang sudah ada, kita prioritaskan daerah yang masih masuk kawasan terjangkit rabies sehingga di tahun mendatang sudah benar-benar bebas. Sedangkan di kawasan lain kita juga encompass agar bebas rabies," kata Koster.


Wayan Mardiana menambahkan pihaknya telah bekerja di daerah yang masuk zona merah dan menjadi prioritas penanganan rabies. Tidak hanya sosialisasi rabies kepada pemilik anjing, pihaknya bersama pemda setempat juga aktif melakukan vaksinasi.

"Program ini juga kita sharing dengan kabupaten/kota bahkan ke desa-desa sebagai ujung tombak," ujar Wayan Mardiana.

Sementara, Ketut Suarjaya mendukung penanggulangan rabies dari sisi medis. Pihaknya siap menangani korban gigitan anjing secara medis dan menyediakan vaksin anti-rabies (VAR).

"Juga didukung dengan adanya 42 rabies see di seluruh Bali. Jika mampu terlaksana tentu sangat baik dan kita dukung penuh," terangnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketut Pudja mengaku siap mendukung plan tersebut. Dia berharap Bali bisa kembali bebas rabies.

"Tahun ini (2019) pun kami berusaha menggempur rabies agar bisa tuntas di Provinsi Bali, jadi tidak perlu tunggu tahun 2020," tutur Ketut Pudja.


Terlepas dari pembahasan soal rabies, Koster mencetuskan ide untuk mengadakan kontes anjing Kintamani serta upaya penangkaran satwa yang terancam punah. Koster berharap keberadaan satwa endemik Pulau Dewata itu tetap terjaga.

"Penangkarannya kita perbanyak dan dilarang untuk dibawa ke luar Bali. Ini penting untuk proses pelestarian di tanah aslinya dan kalau perlu kita akan buatkan aturan khusus untuk itu," ucap Koster.

Sumber detik.com

Artikel Terkait