Teguh Dalam Pendirian


Pernah sahabat dongeng ketika beliau masih muda sebelum menikah beliau bekerja sebagai PNS. Pacarnya sangat bahagia dengan statusnya sebagai PNS. Namun hanya tiga tahun sebagai PNS, beliau menentukan berhenti.Pacarnya panik. Dia jelaskan alasannya berhenti bahwa beliau tidak sanggup mendapatkan kenyataan bila harus ikut arus sahabat temanya di kantor. Mark up proyek dan manipulasi manajemen serta mendapatkan uang bawah meja yaitu irama aktifitas kerja yang harus disaksikan setiap hari dan beliau ada didalam lingkungan itu. Kebetulan beliau bersikap keras ketika duduk dalam posisi “ berair “ dan kesannya di singkirkan. Tapi pacarnya bilang beliau bodoh, dan ingin mengubah keadaan dengan idealismenya. Teman itu tidak peduli dengan perilaku pacarnya. Akhirnya pacarnya minta putus. Pernikahan gagal.

Saya terkejut dengan ceritanya. Saya ingin tahu apa dasar beliau bersikap pragmatis itu ? Awalnya beliau ingin jadi PNS alasannya yaitu ingin mengabdikan keahlianya sebagai Sarjana Ekonomi. Tapi sesudah 3 tahun beliau bekerja, beliau merasa berada dalam putaran kencang yang sanggup menyeretnya kedalam lubang kenistaan. “ Ketika itu tahun 80an saya masih muda. Iman belumlah berpengaruh benar. Saya merasa mustahil menjadi pendekar dan niscaya gagal jikalau ingin sedikit demi sedikit di lingkungan brengsek. Dengan menyadari itu, saya menentukan menghindar medan tempur. Bukan takut tapi tidak mau konyol “ Tapi bagaimana hingga terlalu besar resiko hingga kehilangan pekerjaan dan akhirnnya kehilangan pacar ? Dia dengan tegas mengatakan, jikalau pacarnya tidak menghargai sikapnya bagaimana mungkin beliau sanggup menjadi suami yang baik. Sikapnya yaitu repliksi pribadinya, yang percaya kepada Tuhan. Apakah salah bila beliau patuh dan percaya dengan hukum Tuhan? dan beliau tidak perlu jadi orang lain untuk di hargai. Apakah pacarnya lebih suka menikahinya dengan langsung orang lain? Dia merasa pacarnya tidak mengasihi dirinya tapi lebih mengasihi dirinya sendiri. Hidup bahagia dari hasil kerja kerasnya menjadi orang lain.

Lebih dua tahun sesudah berhenti sebagai PNS beliau menganggur. Namun waktu menganggur itu beliau gunakan ambil S2. Setelah tamat S2, beliau membuka perjuangan konsultan dibidang akuntasi dan perpajakan. Suatu ketika clients yang paling besar memberinya pekerjaan, memintanya mengatur laporan keuangan perusahaan biar pajak jadi rendah. Dia menolak. Bahkan ketika diancam oleh clients untuk keluar, beliau juga tidak peduli. Dan kesannya satu demi satu clients mundur. Dia kehilangan pendapatan sebagai konsultant pajak. Kehidupan rumah tangganya oleng. Apalagi ketika itu beliau masih cicil rumah. Istrinya minta cerai. Dari kehancuran rumah tangga itu, beliau berdiri lagi. Ketika itu paska krismon tahun 2000, banyak relasinya minta beliau sebagai konsultan untuk ikut lelang asset BPPN dan ada juga minta membantu restruktur hutang. Tapi semua itu kesannya beliau tolak. Mengapa ? semua ingin memakai jasanya untuk menipu dan mencuri secara manajemen asset BPPN. Teman temannya kebanjiran order tapi beliau malah sepi order.

Entah mengapa ada salah satu pengusaha dari Malaysia yang berminat membeli asset BPPN dan menujuknya sebagai konsultan. Clientnya dari malaysia itu awalnya tidak begitu percaya dengan reputasinya. Maklum kantor hanya dirumah BTN dan tidak punya SDM. Tapi dengan keakuratan ajuan yang dibuatnya dan objectifitas yang tinggi, menciptakan clients tertarik dengan dia. Bukan hanya sebagai consultant tapi dipercaya sebagai eksekutif utama perusahaan yang akan mengambil alih asset BPPN itu. Dan beliau diminta oleh clients untuk berbagi bisnis itu. Dia terima dengan suka cinta. Kini usianya sudah 58 tahun. Setahun kemudian ia sudah pensiun sebagai ekesekutif. Perusahaan terus berkembang alasannya yaitu beliau sanggup mendidik kader yang hebat. Pemegang saham memberinya saham bonus sebagai hadiah pensiunnya. Putranya dari perkawinan pertama dan putrinya perkawinan keduanya kini sedang kuliah di luar negeri. Yang tertua sedang ambil PHD atas bea siswa dan yang kedua sedang ambil S2 juga beasiswa. Badannya tetap sehat tanpa ada penyakit serius.

Mempertahankan keyakinan dan kepercayaan itu tidak sanggup dengan kata kata. Tidak sanggup juga dengan amarah. Dunia ini memang tidak ramah. Karena Tuhan ciptakan dunia ini sebagai ladang ujian sepanjang usia. Kita tidak sanggup membeci keadaan yang brengsek dan juga tidak dipaksa untuk mengubahnya. Tuhan hanya ingin kita bijak dengan keadaan itu untuk mengubah diri kita menjadi lebih baik. Caranya ya hijrah dari kawasan yang jelek ketempat yang memungkinkan kita sanggup bermetamorfosis lebih baik. BIla kita berjalan di jalan Tuhan maka pada kesannya akan indah pada waktunya. Itu kesepakatan Tuhan…” demikian katanya.

Sumber https://bukuerizelibandaro.blogspot.com/

Artikel Terkait