Tim Joko Widodo Jawab Pks: Bedakan Komitmen Dengan Hoax!


PKS berbicara soal kesepakatan kampanye Presiden Joko Widodo yang banyak belum dipenuhi sehingga pantas disebut sebagai kebohongan. Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin menilai PKS harus dapat membedakan kesepakatan dan hoax.

"PKS harus membedakan mana berbohong dan mana kesepakatan kampanye. Jangan selalu salah menafsirkan sesuatu. Janji terang hal yang berbeda dengan berbohong atau menyebar kabar hoax," kata juru bicara TKN Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily, kepada wartawan, Jumat (4/1/2019).

Ace menjelaskan ada dua faktor yang mengakibatkan kesepakatan kampanye belum dapat dipenuhi. Apa saja?

"Pertama, alasannya yaitu memang dalam proses untuk mencapainya perlu waktu alasannya yaitu upaya untuk mewujudkannya tengah dilakukan," ujarnya.

"Kedua, keadaan yang belum memungkinkan kesepakatan itu tercapai alasannya yaitu dalam perkembangan muncul banyak sekali kendala, terutama faktor eksternal," lanjut Ace.

Karena itu, ia tak baiklah jikalau kesepakatan yang belum terpenuhi disamakan sebagai kebohongan. Sebab, alasan kesepakatan belum dipenuhi bukan alasannya yaitu situasi yang dibuat-buat.

Sementara itu, lanjut Ace, kebohongan biasanya dilakukan dengan membenarkan situasi dan kerap mengakibatkan keresahan serta konflik. Ia lantas mencontohkan hoax selang basuh darah di RSCM digunakan 40 kali yang sempat dilontarkan capres Prabowo Subianto.

"Bohong terbaru di awal tahun baru, contohnya satu selang di RSCM untuk basuh darah yang tidak pernah digunakan kepada lebih dari 1 orang, dikatakan Prabowo digunakan lebih dari 40 orang. Itu bohong dan apa keuntungannya selain merugikan banyak pihak? Kini rakyat justru ketakutan mendapat layanan kesehatan dari RSCM," kata Ace.

Pernyataan soal kesepakatan kampanye Jokowi bohong ini sebelumnya disampaikan Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid. Awalnya, ia menanggapi pernyataan PSI yang mendoakan biar Prabowo Subianto tak lagi berbohong pada 2019.

Hidayat kemudian mengingatkan aliran larangan menentukan pemimpin ingkar kesepakatan yang pernah dibikin MUI di bawah kepemimpinan Ketua Umum Ma'ruf Amin. Dia berbicara soal janji-janji kampanye yang belum dipenuhi. Menurut dia, hal itu sama saja dengan kebohongan.

"Tentang kebohongan kalau mau dibuka, ya buka saja deh sekalian. Tentang janji-janji kampanye mana yang dipenuhi, mana yang nggak," ujar Hidayat, Rabu (2/1). [detik.com]

Artikel Terkait