Showing posts with label Persediaan. Show all posts
Showing posts with label Persediaan. Show all posts

Persediaan Di Prusahaan Dagang Dan Manufaktur

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung spider web log gue :). Slamat datang di spider web log paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin spider web log gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Persediaan di Prusahaan Dagang dan Manufaktur , Tanpa panjang lebar lagi yo cheque it out !

A. Persediaan di Prusahaan Dagang

Barang Dagang
Persediaan di prusahaan dagang disebut persediaan barang dagang (Merchandise Inventory). Persediaan barang dagang adalah persediaan yang dibeli dengan tujuan untuk dijual kembali tanpa mengubah barang tersebut dalam operasi prusahaan.

Transaksi yang berhubungan dengan persediaan barang dagang

Berikut ini transaksi-transaksi yang berhubungan dengan persediaan barang dagang :
  1. Pembelian barang dagang (Secara tunai maupun kredit);
  2. Penjualan barang dagang (Secara tunai maupun kredit);
  3. Retur pembelian dan potongan harga;
  4. Retur penjualan dan potongan harga;
  5. Beban angkut pembelian;
  6. Beban angkut penjualan;
  7. Perlakuan PPN dan PPnBM.

B.  Persediaan di Prusahaan Manufaktur

Bahan Baku
Ada three jenis persedian dalam prusahaan manufaktur :
  1. Persediaan bahan baku
  2. Persediaan barang dalam proses
  3. Persediaan barang jadi

1. Persediaan Bahan Baku (Raw Material Inventory)

Persediaan bahan baku adalah suatu barang yang diperuntukan sebagai bahan baku yang kemudian akan diproses menjadi barang jadi atau setengah jadi.

2. Persediaan Barang Dalam Proses (Work inwards Process Inventory)

Persediaan barang dalam proses adalah bahan yang telah diproses tetapi masih belum menjadi produk jadi.

3. Persediaan Barang Jadi (Finished Goods Inventory)

Persediaan barang jadi adalah barang yang siap untuk dijual.

Sekian artikel kali ini. Mohon maaf apabila ada salah-salah kata.
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.
Referensi :
  • Modul Akuntansi 2B untuk SMK dan MAK (Dwi Harti) 
Baca juga artikel terkait :

Penentuan Kepemilikan Barang

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung spider web log gue :). Slamat datang di spider web log paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin spider web log gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Penentuan Kepemilikan Barang , Tanpa panjang lebar lagi yo banking concern gibe it out !
Barang dalam perjalanan
Ada dua langkah penentuan kepemilikan persediaan, diantaranya sebagai berikut :
  1. Perhitungan persediaan fisik yang ada di prusahaan
  2. Penentuan kepemilikan barang yang ada di perjalanan

1. Perhitungan Persediaan Fisik yang Ada di Prusahaan

Perhitungan persediaan fisik yang ada di prusahaan meliputi aktivitas penjumlahan dan penimbangan jumlah persediaan yang ada pada saat itu. Perhitungan yang paling baik dapat dilakukan ketika prusahaan tidak sedang melakukan jual-beli barang.

Aspek-aspek Pengendalian Internal Perhitungan Fisik Persediaan :
Untuk menghindari kesalahan dalam perhitungan fisik, perlu diperhatika aspek-aspek pengendalian internal sebagai berikut :
  • Perhitungan harus dilakukan oleh karyawan yang tidak bertugas menyimpan persediaan;
  • Harus ada kejelasan jumah especial persediaan dalam setiap-setiap kemasan;
  • Harus dilakukan perhitungan ulang oleh pihak independen;
  • Setiap persediaan harus diberi label atau penomoran atau pengkodean sehingga memudahkan perhitungan.
  • Harus ditunjuk seorang pengawas untuk menetapkan hasil akhir perhitungan fisik persediaan.

2. Penentuan Kepemilikan Barang yang Ada dalam Perjalanan

Kepemilikan barang ini sangat bergantung pada perjanjian jual beli yang telah disepakati antara penjual dan pembeli. Ada dua macam perjanjian diantaranya adalah :
  1. FOB Shipping Point
  2. FOB Destination Point

1. FOB Shipping Point

Dalam perjanjian ini, hak kepemilikan barang berpindah dari penjual ke pembeli ketika barang keluar dari gudang penjual atau telah sampai pada prusahaan jasa pengiriman barang. Jadi, barang yang berada dalam perjalanan adalah milik pembeli sehingga pembeli harus memasukan barang tersebut dalam perhitungan fisik persediaan. Sedangkan untuk penjual, barang dalam perjalanan tidak dimasukan sebagai bagian dari persediaan mereka.

2. FOB Destination Point

Dalam perjanjian ini, pemindahan hak kepemilikan barang dari penjual ke pembeli terjadi ketika barang sampai di gudang pembeli. Jadi, barang dalam perjalanan merupakan milik penjual, sehingga penjual harus memasukan barang tersebut ke dalam perhitungan fisik persediaan. Sebaliknya bagi pembeli, barang dalam perjalanan tersebut tidak boleh diakui sebagai persediaan mereka.

Sekian artikel kali ini. Mohon maaf apabiala ada salah-salah kata.
Akhti kata wassalamualaikum wr. wb.
Referensi :
  • Modul Akuntansi 2A untuk SMK dan MAK (Dwi Harti) 
Baca juga artikel terkait :

Macam-Macam Kartu Persediaan Berdasarkan Sistem Pencatatan

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung weblog gue :). Slamat datang di weblog paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin weblog gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Macam-Macam Kartu Persediaan Berdasarkan Sistem Pencatatan , Tanpa panjang lebar lagi yo cheque it out !

Ada dua macam kartu persediaan berdasarkan sistem pencatatan diantaranya adalah :
  1. Kartu Persediaan Sistem Periodik
  2. Kartu Persediaan Sistem Perpetual

1. Kartu Persediaan Sistem Periodik

Kartu persediaan sistem periodik adalah kartu persediaan yang digunakan dalam sistem pencatatan akuntansi secara periodik

Contoh Kartu Persediaan Sistem Periodik

Beriktu ini contoh kartu persediaan sistem periodik :
contoh kartu persediaan sistem periodik

2. Kartu Persediaan Sistem Perpetual

Kartu persediaan sistem perpetual adalah kartu persediaan yang digunakan dalam sistem pencatatan perpetual.

Contoh Kartu Persediaan Sistem Perpetual

 Berikut ini contoh kartu persediaan sistem perpetual :
contoh kartu persediaan sistem perpetual

Sekian artikel kali ini. Mohon maaf apabila ada salah-salah kata.
Akhir kata wassalamualiakum wr. wb.
Referensi :
  • Modul Akuntansi 2B untuk SMK dan MAK (Dwi Harti)
Baca juga artikel terkait :

Sistem Pencatatan Persediaan Dalam Akuntansi

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung weblog gue :). Slamat datang di weblog paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin weblog gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Sistem Pencatatan Persediaan dalam Akuntansi , Tanpa panjang lebar lagi yo cheque it out !
Sistem pencatatan persediaan bisa dilakukan secara bebas oleh suatu prusahaan, namun hanya ada two sistem pencatata persediaan jika prusahaan tersebut menggunakan ilmu akuntansi. Pencatatan tersebut diantaranya adalah :
  1. Sistem pencatatan persediaan periodik (Periodic Inventory System)
  2. Sistem pencatatan persediaan perpetual (Perpetual Iventory System)

1. Sistem Pencatatan Persediaan Periodik (Periodic Inventory System)

Pencatatan persediaan sistem periodik disebut juga pencatatan fisik. Pada metode ini akun persediaan akun diperbaharui nilainya hanya pada akhir periode saja sebelum penyusun laporan keuangan, melalui perhitungan fisik persediaan (stock opname) di gudang.

Sistem ini biasa digunakan oleh prusahaan yang menjual berbagai macam produk yang harga satuannya relatif kecil, sehingga untuk menghitung harga pokok penjualan per unit of measurement sulit dilakukan. Oleh karena itu, harga pokok penjualan dihitung tiap akhir periode setelah barang dihitung secara fisik.

Perlakuan akuntansi untuk sistem pencatatan persediaan periodik

Berikut ini perlakuan akuntansi untuk sistem pencatatan persediaan periodik :
  • Tidak ada pencatatan pada akhir persediaan;
  • Beban angkut pembelian akan didebet pada akun beban angkut pembelian;
  • Pembelian barang dagang secara tunai didebet pada akun pembelian, dan dikredit pada akun kas. Jika pembelian secara kredit, dicatat pada akun utang dagang;
  • Retur dan potongan pembelian akan dikredit ke akun retur dan potongan pembelian;
  • Potongan tunai pembelian akun dikredit ke akun potongan tunai pembelian;
  • Beban pokok penjualan atau harga pokok penjualan dihitung pada akhir periode setelah melakukan perhitungan fisik dari penilaian persediaan akhir.

2. Sistem Pencatatan Persediaan Perpetual (Perpetual Inventory System)

Pencatatan persediaan sistem perpetual merupakan perhitungan jumlah dan nilai persediaan yang dilakukan secara terus menerus setiap kali terjadi transaksi yang berkaitan dengan persediaan barang dagang.

Saat ini sangat sedikit perusahaan yang merupakan sistem perpetual, kecuali untuk perusahaan kecil yang mempunyai barang-barang tertentu secara eceran dengan harga yang murah, seperti perman, teh, korek api, dan lain sebagainya.

Perlakuan Akuntansi Untuk Sistem Pencatatan Persediaan Perpetual

Berikut ini perlakuan akuntansi terhadap sistem pencatata persediaan perpetual :
  • Pembelian barang dagang akan didebet pada akun persediaan;
  • Beban angkut pembelian akan dikredit ke akun persediaan;
  • Retur pembelian akan dikredit ke akun persediaan;
  • Potongan pembelian akan dikredit ke akun persediaan;
  • Beban pokok penjualan atau harga pokok penjualan diketahui bersamaan dengan pengakuan penjualan dan akun persediaan akan dikredit;
  • Akun persediaan adalah akun pengendalian yang didukung dengan buku besar pembantu untuk setiap jenis persediaan.
Sekian artikel kali ini. Mohon maaf apabila ada salah-salah kata.
Akhir kata wassalamualiakum wr. wb.
Referensi :
  • Modul Akuntansi 2A untuk SMK dan MAK (Dwi Harti)
Baca juga artikel terkait :

Perbedaan Pencatatan Persediaan Metode Fisik Dan Perpetual

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung spider web log gue :). Slamat datang di spider web log paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin spider web log gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Perbedaan Pencatatan Persediaan Metode Fisik dan Perpetual, Tanpa panjang lebar lagi yo banking concern fit it out !
Berikut ini perbedaan pencataan persediaan metode fisik dan metode perpetual :

A. Pencatatan Sistem Persediaan Fisik (Periodik)

a. Pembelian Barang Secara Kredit

1. Pembelian bukan pengusaha kena pajak dicatat
Faktur pembelian dicatat dalam jurnal pembelian :
Pembelian (debet)
Utang Dagang (kredit)

2. Pembelian pengusaha kena pajak dicatat :
Faktur pembelian dicatat dalam jurnal pembelian :
Pembelian (debet)
PPN Masukan (debet)
Utang Dagang (kredit)

b. Penjualan Barang Secara Kredit

1. Penjualan bukan pengusaha kena pajak dicatat :
Faktur penjualan dicatat  dalam jurnal penjualan :
Piutang Dagang (debet)
Penjualan (kredit)

2. Penjualan pengusaha kena pajak dicatat
Copy faktur dicatat dalam jurnal penjualan :
Piutang Dagang (debet)
Penjualan (kredit)
PPN Keluaran (kredit)

c. Terjadi pengembalian barang.

1. Pembeli bukan pengusaha kena pajak
Nota retur dicatat dalam jurnal umum :
Utang Dagang (debet)
Retur Pembelian (kredit)

2. Pembeli pengusaha kena pajak
Nota retur dicatat dalam jurnal umum :
Utang Dagang (debet)
Retur Pembelian (kredit)
PPN Masukan (kredit)

3. Penjual bukan pengusaha kena pajak
Nota retur dicatat dalam jurnal umum :
Retur Penjualan (debet)
Piutang Dagang (kredit)

4. Penjual pengusaha kena pajak
Nota retur dicatat dalam jurnal umum :
Retur Penjualan (debet)
PPN keluaran (debet)
Piutang Dagang (kredit)

B. Sistem Pencatatan Persediaan Perpetual

a. Pembelian barang secara kredit

1. Pembeli bukan pengusaha kena pajak
Faktur pembelian dicatat dalam jurnal pembelian :
Persediaan (debet)
Utang Dagang (kredit)

2. Pembeli pengusaha kena pajak
Faktur pembelian dicatat dalam jurnal pembelian :
Persediaan (debet)
PPN Masukan (debet)
Utang Dagang (kredit)

b. Penjualan barang secara kredit

1. Penjual bukan pengusaha kena pajak
Faktur penjualan dicatat dalam jurnal penjualan :
Piutang dagang (debet)
Penjualan (kredit)

Harga pokok penjualan dicatat pada jurnal umum :
Harga poko penjualan (debet)
Persediaan (kredit)

2. Penjual pengusaha kena pajak
Copy faktur dicatat dalam jurnal penjualan :
Piutang Dagang (debet)
Penjualan (kredit)
PPN Keluaran (Kredit)

Harga pokok penjualan dicatat dalam jurnal umum :
Harga pokok penjualan (debet)
Persediaan (kredit)

c. Terjadi pengembalian baran.

1. Pembeli bukan pengusaha kena pajak
Nota retur dicatat dalam jurnal umum :
Utang Dagang (debet)
Persediaan (kredit)

2. Pembeli pengusaha kena pajak
Nota retur dicatat dalam jurnal umum :
Utang Dagang (debet)
Persediaan (kredit)
PPN Masukan (kredit)

3. Penjual bukan pengusaha kena pajak
Nota retur dicatat dalam jurnal umum :
- Untuk mencatat harga jual :
Retur Penjualan (debet)
Piutang Dagang (kredit)

- Untuk mencatat harga pokok :
Persediaan (debet)
Harga Pokok Penjualan (kredit)

4. Penjualan pengusaha kena pajak
Nota retur dicatat dalam jurnal umum :
-Untuk mencatat harga jual :
Retur Penjualan (debet)
PPN Kelluaran (debet)
Piutang Dagang (kredit)
 

-Untuk mencatat harga pokok :
Persediaan (debet)
Harga Pokok Penjualan (kredit)

Sekian artikel kali ini. Mohon maaf apabila ada salah-salah kata.
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.
referensi :
  • Modul Akuntansi 2B untuk SMK dan MAK (Dwi Harti)
Baca juga artikel terkait :

Penilaian Persediaan Barang Dagang

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung weblog gue :). Slamat datang di weblog paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin weblog gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Penilaian Persediaan Barang Dagang, Tanpa panjang lebar lagi yo banking corporation stand upward for it out !

Penilaian persediaan barang dagang bermanfaat untuk mengetahui jumlah nilai persediaan barang dagang pada periode tertentu dan juga untuk menentukan besar harga pokok penjualan barang dagang.

Macam-macam Metode Penilaian Persediaan Barang Dagang

Ada beberapa banyak metode penilain persediaan barang dagang, namun metode persediaan tersebut bergantung pada sistem pencatatan akuntansinya.

A. Metode Pencatatan Persediaan Barang Dagang dalam Sistem Fisik

Ada half-dozen metode pencatatan persediaan barang dagang dalam sistem fisik, diantaranya adalah :
  1. Metode Identifikasi Khusus (Spesific Identivicatio Method);
  2. Metode Rata-Rata (Average Method);
  3. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP)/First inwards First Out(FIFO);
  4. Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (MTKP)/Last inwards First Out (LIFO);
  5. Metode Persediaan Dasar (Basic Stock Method);
  6. Metode Taksiran.

1. Metode Identifikasi Khusus (Spesific Identivicatio Method)

Dengan metode identifikasi khusus, setiap barang yang masuk diberi identifikasi khusus yang  menunjukan harga satuan sesuai faktur yang diterima. Pemberian label tanggal pembelian dan patok pada setiap barang yang dibeli akan memudahkan perusahaan untuk mengidentifikasi dan menentukan barang yang telah dijual.

Contoh :
Setelah dihitung secara fisik, sisa barang tersebut diidentifikasi dari tanda pengenal khuususnya. Ternyata sisa barang sebanyak 35.000 kg berasal dari :
  • Persediaan awal bulan Agustus 10.000 kg
  • Pembelian tanggal 12 Agustus 10.000 kg
  • Pembelian tanggal 26 Agustus 15.000 kg
Dari information di atas nilai persediaan pada tanggal 31 Agustus 2010 adalah sebagai berikut :
Nilai persediaan = Persediaan awal bulan agustus + Pembelian tanggal 12 Agustus + Pembelian tanggal 26 Agustus

Nilai persediaan = (10.000 kg x Rp.2.000,00) + (10.000 kg x Rp.2.400,00) + (15.000 kg x Rp.3.000,00)
Nilai persediaan = Rp. 20.000.000,00 + Rp. 24.000.000,00 + Rp. 45.000.000,00
Nilai persediaan = Rp. 91.000.000,00

2. Metode Rata-Rata (Average Method)

Ada ii metode rata-rata, diantaranya adalah :
  • Metode rata-rata sederhana
  • Metode rata-rata tertimbang
- Metode Rata-Rata Sederhana (Simple Average Method)
Dengan merode rata-rata sederhana, harga rata-rata persatuan barang terlebih dahulu dihitung dengan cara membagi full harga persatuan setiap transaksi pembelian dengan jumlah transaksi pembelian termasuk persediaan awal periode.

Nilai persediaan barang akan diperoleh dengan mengkalikan harga rata-rata persatuan barang dengan sisa barang.

Contoh :
Harga rata-rata per kg = (Rp.2.000 + Rp.2.400 + Rp.2.200 + Rp.2.600 + Rp.3.200 + Rp. 3.000 + 3.400)/7
Harga rata-rata per kg = Rp.18.800/7
Harga rata-rata per kg = Rp. 2.683,71

Jika banyaknya persediaan pada tanggal 31 Agustus 2010 adalah 35.000 kg maka :
Nilai persediaan barang = Rp. 2.683,71 x 35.000 kg
Nilai persediaan barang = Rp. 94.000.000,00

- Metode Rata-Rata Tertimbang (Weight Average Method)
Dengan metode rata-rata tertimbang, harga persatuan barang dihitung dengan cara membagi jumlah harga pembelian barang yang tersedian untuk dijual dengan jumlah barang yang tersedia.

Nilai persediaan barang akan diperoleh dengan mengkalikan kuantitas persediaan dengan harga rata-rata persatuan.

Contoh :
Harga rata-rata persatuan = Rp.304.600.000,00/11300 kg
Harga rata-rata persatuan = Rp.2.695,58

Jika banyaknya persediaan pada tanggal 31 Agustus 2010 adalah 35.000 kg maka :
Nilai persediaan barang = Rp.2.695,58 x 35.000 kg
Nilai persediaan barang = Rp. 94.345.300,00

3. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP)/First inwards First Out(FIFO)

Menurut metode FIFO, barang yang lebih dahulu masuk dianggap yang lebih dulu keluar. Nilai persediaan akhir dihitung dengan cara mengalikan barang yang masih ada dengan harga satuan.

Contoh :
Misalkan persediaan akhir barang dagang sebesar 35.000 kg dengan asumsi bahwa barang tersebut terdiri dari :
  • 20.000 kg dari pembelian tanggal 26 Agustus
  • 15.000 kg dari pembelian tanggal 28 Agustus
Maka nilai persediaannya :
Nilai persediaan barang = (20.000 kg x Rp. 3.000,00) + (15.000 kg x Rp. 3.400,00)
Nilai persediaan barang = Rp.60.000.000,00 + Rp.51.000.000,00
Nilai persediaan barang = Rp.111.000.000,00

4. Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (MTKP)/Last inwards First Out (LIFO)

Menurut metode LIFO, barang yang terakhir masuk dianggap barang yang lebih dahulu keluar. Nilai persediaan dihitung dengan cara mengkalikan barang yang masih ada dengan harga per satuan.

Contoh :
Misalkan persediaan akhir barang sebesar 35.000 kg, dapat diasumsikan bahwa barang tersebut terdiri dari :
  • 10.000 kg dari persediaan awal
  • 20.000 kg dari pembelian tanggal five Agustus 2010
  • 5.000 kg dari pembelian tanggal vii Agustus
Nilai persediaan barang pada tanggal 31 Agustus 2010 adalah :
Nilai persediaan = (10.000 kg x Rp.2.000,00) + (20.000 kg x Rp.2.400,00) + (5.000 kg x Rp.2.200,00)
Nilai persediaan = Rp.20.000.000,00 + Rp.48.000.000,00 + Rp. 11.000.000,00
Nilai persediaan = Rp.79.000.000,00

5. Metode Persediaan Dasar (Basic Stock Method)

Persediaan dasar adalah persediaan yang secara minimal harus ada untuk memertahankan kestabilan jumlah persediaan barang dagang suatu perusahaan.

Nilai persediaan barang dagangnya dihitung dengan cara beriktu :
  • Apabila kuantitasnya lebih banyak dari pada kuantitas persediaan dasar, nilai persediaan adalah nilai persediaan dasar ditambah dengan harga pasar kelebihannya;
  • Apabila kuantitasnya lebih sedikit dari pada kuantitas persediaan dasar, nilai persediaan adalah nilai persediaan dasar dikurangi dengan harga pasar kekurangannya.
 Contoh :
Persediaan barang dasar ditentukan sebanyak Rp.20.000,00 @ Rp.2.400,00.
Misalkan nilai persediaan barang pada tanggal 31 Agustus 2010 sebanyak 35.000 kg.
Nilai persediaan barangnya adalah sebagai berikut :
Nilai persediaan dasar = 20.000 kg x Rp.2.400,00 = Rp.48.000.000,00
Harga dasar kelebihan = 15.000 kg x Rp. 3.400,00 = Rp. 51.000.000,00
Nilai persediaan barang = Rp. 48.000.000,00 + Rp. 51.000.000,00

6. Metode Taksiran

Penentuan nilai persediaan barang dagang dengan metode taksiran diakukan dengan metode laba kotor dan metode harga eceran.

a. Metode Laba Kotor (Gross Method)
Pada metode ini informasi yang diperlukan untuk menemukan nilai persediaan akhir adalah :
  • barang tersedian untuk dijual
  • nilai penjualan bersih
  • persentase laba kotor dari penjualan neto
Contoh :
Berikut information kegiatan usaha perusahaan selama bulan Agustus 2010 :
  • Barang tersedian untuk dijual = Rp.180.000.000,00
  • Penjualan bersih  = Rp. 135.000.000,00
  • Laba kotor tahun-tahun yang lalu rata-rata 25% dari penjualan bersih.
Maka :
Nilai persediaan = (Barang tersedia untuk dijual) - (Penjualan bersih + Laba kotor)
Nilai persediaan = (Rp.180.000.000,00) - (Rp.135.000.000,00 + Rp. 33.750.000,00)
Nilai persediaan = Rp.180.000.000,00 - Rp.101.250.000,00
Nilai persediaan = Rp.78.750.000,00

b. Metode Harga Eceran (Retail Method)
Metode ini banyak digunakan oleh perusahaan yang langsung melayani konsumen seperti toko atau supermarket. Data yang diperlukan untuk menentukan nilai persediaan akhir adalah harga jual seluruh barang menurut harga eceran dan hasil penjualan yang telah terjadi.

Contoh :
Harga pokok persediaan barang pada tanggal 31 Agustus 2010 :
Harga eceran persediaan akhir periode Rp.4.000.000,00
Rasio harga pokok persediaan barang untuk dijual dan taksiran harga jua seluruh barang menurut eceran = Rp. 12.000.000,00 / Rp.15.000.000,00 x 100%
Rasio harga pokok persediaan barang untuk dijual dan taksiran harga jua seluruh barang menurut eceran = 80%
harga pokok persediaan barang akhir periode = 80% x Rp.4.000.000,00
harga pokok persediaan barang akhir periode = Rp.3.200.000,00
Harga pokok penjuaan =  Rp. 12.000.000,00 - Rp.3.200.000,00
Harga pokok penjuaan =  Rp. 8.800.000,00

B. Metode Pencatatan Persediaan Barang Dagang dalam Sistem Perpetual

Ada iii metode pencatatn persediaan barang dagang dalam sistem perpetual, diantaranya adalah :
  1. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP)/First inwards First Out(FIFO);
  2. Metode Masuk Terakhit Keluar Pertama (MTKP)/Last inwards First Out(LIFO);
  3. Metode Rata-Rata Bergerak (Moving Average).

1. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP)/First inwards First Out(FIFO)

Nilai persediaan akhir barang dagang dihitung dengan mengasumsikan barang yang masuk pertama adalah barang yang dijual lebih dulu dan kekurangannya mengambil barang yang masuk berikutnya.

Contoh :
PT Pajar merupakan distributor elektronik, khususnya televisi. Berikut ini adalah information mutasi persediaan barang dagang yang terjadi selama bulan Mei 2010.
vii Mei pembelian 100 unit of measurement televisi @ Rp.3.000.000,00
xix Mei penjualan xxx unit of measurement televisi @ Rp.3.250.000,00
22 Mei pembelian lxx unit of measurement televisi @ Rp.3.100.000,00
25 Mei penjualan eighty unit of measurement televisi @ Rp.3.300.000,00
28 Mei pembelian 10 unit of measurement televisi @ Rp.3.200.000,00
29 Mei penjualan xxx unit of measurement televisi @ Rp.3.400.000,00
Jawaban :
Persediaan akhir adalah Rp. 125.000.000,00

2. Metode Masuk Terakhit Keluar Pertama (MTKP)/Last inwards First Out(LIFO)

Nilai persediaan akhir barang dagang dihitung dengan anggapan barang yang terakhir masuk yang lebih dulu dijual dan kekurangannya mengambil barang yang sudah masuk sebelumnya.

Contoh :
PT Pajar merupakan distributor elektronik, khususnya televisi. Berikut ini adalah information mutasi persediaan barang dagang yang terjadi selama bulan Mei 2010.
vii Mei pembelian 100 unit of measurement televisi @ Rp.3.000.000,00
xix Mei penjualan xxx unit of measurement televisi @ Rp.3.250.000,00
22 Mei pembelian lxx unit of measurement televisi @ Rp.3.100.000,00
25 Mei penjualan eighty unit of measurement televisi @ Rp.3.300.000,00
28 Mei pembelian 10 unit of measurement televisi @ Rp.3.200.000,00
29 Mei penjualan xxx unit of measurement televisi @ Rp.3.400.000,00
 
Jawaban :
Persediaan akhir adalah Rp.120.000.000,00

3. Metode Rata-Rata Bergerak (Moving Average)

Setiap terjadi transaksi pembelian harus dihitung harga beli rata-rata tiap satuan, sehingga harga barang dagang tiap satuan selalu berubah-berubah. Harga rata-rata tiap satuan sebagai dasar untuk menghitung nilai persediaan akhir barang dagang.

Contoh :
PT Pajar merupakan distributor elektronik, khususnya televisi. Berikut ini adalah information mutasi persediaan barang dagang yang terjadi selama bulan Mei 2010.
vii Mei pembelian 100 unit of measurement televisi @ Rp.3.000.000,00
xix Mei penjualan xxx unit of measurement televisi @ Rp.3.250.000,00
22 Mei pembelian lxx unit of measurement televisi @ Rp.3.100.000,00
25 Mei penjualan eighty unit of measurement televisi @ Rp.3.300.000,00
28 Mei pembelian 10 unit of measurement televisi @ Rp.3.200.000,00
29 Mei penjualan xxx unit of measurement televisi @ Rp.3.400.000,00
 
Jawaban :
Persediaan akhir adalah Rp.122.857.160,00

Sekian artikel kali ini. Mohon maaf apabila ada salah-salah kata.
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.
Referensi :
  • Modul Akuntansi 2B untuk SMK dan MAK (Dwi Harti)
Baca juga artikel terkait :

Contoh Format Laporan Persediaan Barang Dagang

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung spider web log gue :). Slamat datang di spider web log paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin spider web log gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Contoh Format Laporan Persediaan Barang Dagang, Tanpa panjang lebar lagi yo cheque it out

Laporan persediaan barang dagang merupakan ikhtisar dari kartu persediaan barag dagang, karena dalam laporan persediaan barang dagang memuat berbagai jenis persediaan barang dagang beserta informasi saldo awal, mutasi persediaan, dan saldo akhir persediaan.

Format laporan persediaan barang dagang disesuaikan dengan kepentingan dan informasi yang diperlukan perusahaan. Berikut ini contoh format laporan persediaan barang dagang :
Sekian artikel kali ini mohon maaf apabila ada salah-salah kata.
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.
Referensi :
  • Modul Akuntansi 2A untuk SMK dan MAK (Dwi Harti)
Baca juga artikel terkait :