Terjadinya Intermission Fifty-Fifty Point

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung spider web log gue :). Slamat datang di spider web log paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin spider web log gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Terjadinya Break Even Point, Tanpa panjang lebar lagi yo banking concern stand upwards for it out !
Tahukan kalian apa itu interruption fifty-fifty point?? biasanya soal tentang break fifty-fifty point sering keluar di materi matematika bagian keuangan. Suatu prusahaan dalam memproduksi barang tentu akan memerlukan biaya, yaitu diantaranya ada biaya tetap yang terdiri dari upah karyawan, biaya gedung, bunga kredit bank, dan lain sebagainya, dan biaya variable yang terdiri dari biaya yang diperlukan dalam proses produksi.
Dalam suatu usaha yang dijalankannya, suatu prusahaan akan mengalami beberapa kemungkinan diantaranya :
  1. Jika pendapatan yang diterima melebihi biaya full (biaya variabel + biaya tetap) yang dikeluarkan, maka usaha tersebut dikatakan untung.
  2. Jika pendapatan yang diterima kurang dari biaya full yang dikeluarkan, maka prusahaan tersebut akan mengalami kerugian.
  3. Jika pendapatan yang diterima sama dengan biaya full yang dikeluarkan, maka usaha tersebut dikatakan dalam kondisi tidak untung maupun tidak rugi. Kondisi seperti ini disebut dengan titik pulang pokok atau break fifty-fifty point.
Jadi break fifty-fifty signal itu adalah "kondisi prusahaan yang tidak mengalami untung maupun tidak mengalami kerugian". 

Contoh soal dalam matematika :

PT Pajar Sidik memproduksi mainan anak-anak dengan biaya Rp.6.500,00 tiap unit. Biaya tetap yang dikeluarkan Rp. 17.500.000,00. jika mainan akan dijual Rp.10.000,00/tiap unit, tentukan jumlah mainan yang harus dijual agar terjadi break fifty-fifty point !!!
Jawab :
Untuk langkah yang pertama kita tentukan dulu fungsi biaya totalnya :
Biaya full = biaya variabel + biaya tetap
Biaya full = 6.500x + 17.500.000
Kemudian tentukan juga fungsi pendapatannya :
Pendapatan = Pendapatan variabel
Pendapatan = 10.000x
Keterangan bahwa x pada fungsi biaya dan pendapatan itu merupakan banyaknya unit of measurement barang. 
Karena untuk terjadi interruption fifty-fifty signal harus Biaya full = Pendapatan, maka :
Biaya full = Pendapatan 
6.500x + 17.500.000 = 10.000x
17.500.000 = 10.000x - 6.500x
3.500x = 17.500.000
x = 17.500.000/3.500
x = 5.000
Jadi jumlah mainan yang harus terjual agar terjadi interruption fifty-fifty signal adalah sebanya 5.000 unit of measurement mainan.

Kesimpulan

Jadi break fifty-fifty signal terjadi jika pendapatan dan biaya full jumlahnya sama, sehingga tidak akan mendapatkan sebuah keuntungan maupun kerugian.

Sekian dulu ya artikel kali ini. Mohon maaf apabila ada kesalahan
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.

Artikel Terkait