4 Tahun Pemerintahan Joko Widodo Banting Tulang Perbaiki Pondasi Ekonomi


Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) terus berupaya membangun pondasi-pondasi perekonomian. Bahkan, hal tersebut sudah dilakukannya semenjak awal pemerintahannya, atau empat tahun lalu.

Menurut Jokowi, semua yang telah dilakukannya itu kesannya tidak instan. Banyak hal yang harus dilalui walau sakit.

“Memang kadang kala apa yang kita kerjakan kesannya tidak instan. Hasilnya tidak eksklusif kita nikmati. Itulah pil kadang kala pahit, kadang kala sakit," ujar Jokowi, Kamis (29/11/2018).

Namun, itu yaitu pilihan yang harus dilewati supaya dapat menjadi bangsa yang sehat produktif, kompetitif dan efisien. Di awal pemerintahan, Jokowi menceritakan, harga komoditas anjlok, mulau dari kerikil bara, karet, sawit dipengaruhi ekonomi dunia.

Jokowi terus berupaya memperbaiki struktur fiskal, dari yang konsumtif ke produktif. Seperti mengurangi subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk dialihkan ke hal lebih produktif, menyerupai pembangunan infrastruktur jalan, bandara, dan pelabuhan.

Pembangunan juga terus digenjot pemerataannya supaya tidak Jawa sentris, melainkan menjadi Indonesia sentris. Kemudian, Jokowi memangkas banyak sekali regulasi yang dianggap berbelit-belit.

Contohnya untuk izin urusan pembangkit tenaga listrik, dari 258 izin dipangkas menjadi 58. Kendati Jokowi masih menilai tahapan izin tersebut masih terlalu banyak.

Persoalan menurunkan angka kemiskinan dan ketimpangan, dalam empat tahun gini rasio turun dari 0.41 menjadi 0.38. Sejurus dengan kemiskinan turun dari 11,2% menjadi 1 digit atau 9,8%.

“Ini memang tidak dapat eksklusif melompat alasannya yaitu dulu proses gini rasio ini semakin membesar juga proses jangka panjang. Menurunkan juga membutuhkan proses protes dan juga memerlukan waktu,” tuturnya.

Ada pula Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), serta Dana Desa. Setidaknya untuk Dana Desa saja sudah Rp187 triliun digelontorkan.

Upaya Jokowi dalam mengikis angka kemiskinan tak berhenti di situ, Kredit Usaha Rakyat (KUR) tidak terbebani oleh bunga tinggi. Sebelumnya 22-23 persen, sekarang ditambah subsidi bunganya menjadi 7%. Sehingga dapat dinikmati perjuangan mikro, perjuangan kecil.

Di pondok pesantren, pemerintah juga mendirikan Bank Wakaf Mikro. Meski gres ada 30 an bank wakaf, pemerintah berupaya membangun ekonomi umat.

Pembangunan sumber daya insan akan menjadi fokus pemerintah Jokowi ke depan. Menurutnya, 260 juta penduduk Indonesia merupakan potensi dan kekuatan. Sehingga harus ditingkatkan kualitasnya. [okezone.com]

Artikel Terkait