Foto: viva.co.id |
Bupati Lamongan Fadeli terlihat disambut meriah saat hadir dalam lembaga konsolidiasi pemenangan pemilu yang diselenggarakan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di Lamongan, Jawa Timur, Minggu 18 November 2018.
Fadeli, yang juga politikus Partai Demokrat, sempat kikuk saat Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto memperkenalkannya hadir bersama perwakilan delapan partai koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Kemudian yang sangat aku hormati, yang pekik merdekanya paling membahana, Pak Bupati Haji Fadel. Kopiahnya dan baju putihnya sudah terperinci ke arah mana tujuannya ke Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf Amin," kata Hasto dalam pidatonya.
Sedianya kehadiran Fadeli sudah tampak saat sebelumnya ada jadwal pelantikan kantor gres PDIP Kabupaten Lamongan. Fadeli pun disindir sikapnya yang berbeda dengan Partai Demokrat. Sikap itu berseberangan kebijakan partai pimpinan Susilo Bambang Yudhyono yang mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Toh, Pak SBY sudah memperlihatkan kebebasan untuk memilih. Makara bila dalam peribahasa: tumbuh ketemu tutup. Ya, itulah. Dan karenanya inilah pemimpin Jokowi-Ma'ruf Amin, mau dihujat, difitnah, tetap senyum, tetap kerja," kata Hasto disambut sorak kader.
Fadeli sempat berkilah kedatangannya sebagai wujud tunjangan kepada pasangan Jokowi-Ma'ruf. Meski dalam foto sempat memperlihatkan jari jempol, khas salam pasangan Jokowi-Ma'ruf, Fadeli menganggapnya itu sudah menjadi kebiasaan. Ia juga menyebut Jokowi yakni atasannya sebagai Presiden.
"Itu kan jempol saja, jangan diartikan macam-macam," ujarnya.
Menurut Hasto, biar kader terus berkerja turun ke bawah menyosialisaikan Presiden Jokowi selama empat tahun pemerintahan. Pemilu legislatif dan pemilu presiden yang digelar serentak harus dimenangkan biar program-program Jokowi dan Ma'ruf menerima tunjangan masyarakat.
"Memperjuangkan bukan sekadar mengakibatkan Pak Jokowi sebagai presiden dan Pak Kiai Ma'ruf Amin sebagai wakil presiden, tapi usaha masa depan bersama untuk Indonesia Raya," kata Hasto. [viva.co.id]