Presiden Joko Widodo geram dengan isu hoax PKI yang kerap digunakan untuk menyerang dirinya dan mau menabok penyebarnya. Hanura menyebut isu PKI itu jadi 'jualan' kubu Prabowo Subianto semenjak Pilpres 2014.
"Pada pilpres 2014 yang kemudian masyarakat Indonesia terbelah antara pendukung Prabowo dan pendukung Jokowi, tapi rupanya perbedaan pandangan politik di Pilpres 2014 tersebut terus berlangsung sampai pilpres 2019 ini," kata Ketua DPP Hanura Inas Nasrullah kepada wartawan, Jumat (23/11/2018).
"Pilpres 2014 tersebut kubu Prabowo menjual isu PKI tapi entah siapa orangnya yang memulai," lanjut dia.
Menurut Inas, orang yang tampak terang-terangan menggulirkan isu itu yaitu Waketum Gerindra Fadli Zon. Dia mencontohkan ubahan lirik lagu 'Potong Bebek Angsa' Fadli yang menyebut-nyebut soal PKI.
"Yang sangat kasat mata memakai isu PKI yaitu salah satunya Fadli Zon, dalam lagu 'Potong Bebek Angsa' yang sudah diedit liriknya menjadi 'gagal urus bangsa, maksa dua kali', dan 'fitnah HTI, fitnah FPI, ternyata mereka lah yang PKI'" tuturnya.
Inas menduga Fadli merupakan fans PKI. Sebab, Fadli pernah berfoto dengan patung tokoh komunis Rusia, Lenin, dan merupakan sarjana Sastra Rusia.
"Yang menarik justru Fadli Zon, ia kan ngefans sama Lenin apalagi aktivitas studi S1-nya yaitu Sastra Rusia bukan? Nah, jangan-jangan bahwasanya ia itu ngefans sama PKI, cuma aib saja sih," sebut Inas.
Presiden Jokowi sebelumnya merasa gerah diserang isu hoax, terutama soal tuduhan dirinya pencetus PKI. Jokowi heran masih ada orang yang mempercayai isu tersebut.
"Coba di medsos, itu yaitu DN Aidit pidato tahun 1955. La kok aku ada di bawahnya? Lahir saja belum, astagfirullah, lahir saja belum, tapi sudah dipasang. Saya lihat di gambar kok ya persis saya. Ini yang kadang-kadang, haduh, mau aku tabok, orangnya di mana, aku cari betul," ujar Jokowi dikala membagikan akta tanah di Lampung Tengah, Lampung, Jumat (23/11/2018).
"Saya ini sudah 4 tahun diginiin. Ya Allah, sabar, sabar, tapi aku sudah bicara sebab ada 6 persen yang percaya gosip ini. Enam persen itu 9 juta (penduduk) lebih lo. La kok percaya?" tambahnya. [detik.com]