Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai banyak pihak yang memanfaatkan momen pilihan politik dengan menciptakan suasana menjadi 'panas'. Dia menyampaikan seharusnya masyarakat dibiarkan memilih polihan poltiknya masing-masing tanpa dipanas-panasi.
"Kita ini saudara sebangsa dan setanah air. Jangan lupakan itu. Ini alasannya banyak kompor, alasannya dipanas-panasi, dikompor-kompori jadi panas semuanya," kata Jokowi di hadapan masyarakat moral Komering Raya Sumsel di Griya Agung, Kota Palembang, Minggu (25/11/2018).
"Biarkan masyarakat memakai hati nurani dan pendapat masing-masing serta rasional kita," imbuhnya.
Dia mengatakan, jangan hingga ada gesekan, apalagi konflik terkait pemilihan kepala kawasan ataupun presiden.
"Pilihan gubernur silakan pilih A, B, C, atau D bila calonnya empat. Yang bupati juga silakan pilih A, B, atau C. Tapi jangan hingga ada ukiran sekecil apapun, jangan hingga ada konflik," kata Jokowi.
Jokowi lantas bicara soal beragamnya Indonesia yang mempunyai sekitar 714 suku dan 1.100 bahasa daerah. Dia menegaskan, perbedaan dan keberagaman itu yaitu anugerah dari Allah SWT kepada Indonesia.
"Inilah anugerah Allah yang diberikan kepada kita, bangsa Indonesia, yang harus kita syukuri. Sudah menjadi sunnatullah, sudah menjadi garis, bahwa kita ini bermacam-macam, berbeda-beda, dan berwarna-warni," katanya.
"Tapi bila kita sanggup menyatukan, ini akan menjadi aset terbesar, energi besar, bagi bangsa ini maju ke depan," imbuhnya.
Jokowi juga mengingatkan, jangan hingga Indonesia maju dalam teknologi, tetapi mundur secara kebudayaan. "Teknologi Indonesia maju, tradisi, moral dan kebudayaan bangsa kita juga harus ikut maju," katanya.
Dia juga mengajak masyarakat moral di Indonesia berperan aktif dalam menjaga persatuan dan kerukunan NKRI.
"Saya ingin mengajak masyarakat moral Komering untuk berperan aktif dalam menjaga persatuan Indonesia, menjaga kerukunan negara kita Indonesia," katanya. [detik.com]