Foto: detikcom |
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut, tingginya hasil survei dan pemberitaan yang masif tidak sanggup pribadi diartikan menerima kepercayaan dari rakyat. Untuk jadi pemimpin, diharapkan kerja keras dan pendekatan yang elok dengan masyarakat.
"Kita tahu banyak masyarakat yang tak terjangkau oleh Facebook, Instagram, Twitter. Banyak masyarakat yang tidak percaya dengan media-media menyerupai ini. Glamornya, riuhnya, di media umum tidak menjamin kepercayaan dari rakyat. Jangan hingga silau dengan survei-survei, berita-berita. Rakyat ada yang gunakan media umum dan tidak," ujar Jokowi dikala pembekalan caleg Hanura di Hotel Discovery Ancol, Jakarta Utara, Rabu (7/11/2018).
Jokowi mengambil pola dikala maju ke Pilwalkot Solo tahun 2004 di mana dikala itu dirinya belum dikenal. Namun hasilnya Jokowi memenangkan Pilwalkot.
"Kemudian ikut Pilwalkot, dikala itu ada 4 kandidat, incumbent, ada ketua Kadin, pengusaha besar, saya nggak ada yang kenal. Pilkada sanggup 37 persen, hanya 37 persen. Tapi yang penting menang. Karena nggak terkenal," ujar Jokowi.
Setelah terpilih, Jokowi meluncurkan kegiatan menyerupai Kartu Pintar dan Kartu Sehat. Dua kegiatan tersebut disosialisasikannya dari pintu ke pintu dikala ia maju yang kedua kalinya di Pilwalkot dan kembali menang.
"Apa yang saya lakukan? Hanya dari pintu ke pintu, bahwa kita sudah mengerjakan kartu pintar, kartu sehat, dari pintu ke pintu betul. Sama nyalami. Pas pulang sambil ngitung. Oh dukung, salami, oh dukung. Salamannya nggak gitu, oh ndak. Sampai tadi saya tahu yang saya salami. Ngerti betul pas salaman. Oh ini ragu-ragu, besok saya datangi lagi," bebernya.
Pendekatan dari pintu ke pintu dinilainya berhasil akrab dengan rakyat, meski melelahkan. Ia meminta caleg Hanura protes jikalau resepnya tidak manjur.
"Itu juga yang saya lakukan di Jakarta. Sudah ini buka-bukaan. Jakarta siapa yang tahu saya? Makara kalau ini ada yang lakukan menyerupai itu dan tidak berhasil, tolong nanti pertemuan berikutnya maju, 'Pak nggak berhasil, Pak'. Makara terus tumbuhkan keyakinan rakyat. Harus diingat rakyat tidak selalu aktif di medsos. Mereka ada di kampung kita, dan komunitas kita," kata Jokowi. [detik.com]