Kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan hari ini diikuti dengan kenaikan mata uang rupiah. Sentimen dari perekonomian Indonesia yang stabil pada kuartal III-2018 memperlihatkan efek konkret bagi pasar keuangan indonesia.
IHSG berada pada level 5.939 atau naik 15,96 persen pada penutupan perdagangan Rabu, 7 November 2018. Volume perdagangan mencapai 6,2 miliar lembar saham dengan nilai Rp6,3 triliun. Sebanyak 220 saham naik dan 185 turun.
Semua sektor hampir semuanya menghijau. Kenaikan sektor saham tertinggi dipegang oleh industri dasar dan properti. Sektor saham yang jatuh terpuruk ialah perkjebunan dan keuangan.
Samuel Research Team memprediksi angka pertumbuhan ekonomi kuartal III-2018 melebihi ekspektasi dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tetap optimistis sasaran pertumbuhan ekonomi 5,2 persen tercapai di final tahun sehingga memberi sentiment positif.
"IHSG diperkirakan cenderung menguat merespons beberapa sentimen," sebut Samuel Research Team, menyerupai dikutip dari riset hariannya, di Jakarta, Rabu, 7 November 2018.
Kenaikan IHSG diikui dengan kenaikan mata uang rupiah. Menurut Bloomberg, Rabu, 7 November 2018 kembali pada level Rp14.500 dengan berada pada Rp14.590 per USD atau melemah 214 bps.
Kemudian Yahoo Indonesia mencatat mata uang rupiah melemah 225 poin dengan berada pada Rp14.575 per USD. Bank Indonesia melansir mata uang upiah melemah dengan berada pada Rp14.764 per USD.
Bhima menyebutkan faktor global lainnya yang menciptakan rupiah menguat ialah rencana pertemuan Donald Trump dengan Xi Jinping di lembaga G20 yang bisa meredakan suasana perang dagang.
"Trump memerintahkan kabinet AS untk menciptakan rancangan kesepatan perdagangan dengan Tiongkok," terang dia. [medcom.id]