Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Ady Muzadi meminta para elite politik nasional untuk meneladani seruan hijrah yang disampaikan calon presiden petahana Joko Widodo (Jokowi).
"Seruan Jokowi dapat jadi ibrah (pelajaran) bagi seluruh elite politik untuk membangun peradaban politik Indonesia yang bermartabat, menghapus narasi kebencian menjadi narasi politik gagasan, dari kepentingan kelompok kecil ke kemaslahatan seluruh umat, dari kemarahan menjadi kelembutan," kata Ady menyerupai dilansir Antara, Selasa, 6 November 2018.
Bila seluruh elite politik meneladani seruan Jokowi itu, berdasarkan Ady, akan berdampak baik pada kualitas perhelatan demokrasi yang akan berlangsung pada tanggal 17 April 2019. Kontestasi politik 5 tahunan, kata calon anggota legislatif PPP Dapil Luar Negeri (Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan) ini, harus menjadi momentum persatuan seluruh warga negara, bukan justru membelah antarkelompokmasyarakat.
"Jangan hingga ketegangan politik akhir dukung-mendukung capres justru menghilangkan nilai gotong royong yang sudah terbangun di tengah masyarakat, bangsa Indonesia ini terus maju bersamaan dengan menjaga perbedaan," ujarnya.
Selain itu, kalau seruan Jokowi ini dilakukan oleh seluruh elite, akan bermanfaat untuk menyejukkan masyarakat.
"Mari kita ciptakan suatu keadaan politik riang bangga tanpa meninggalkan hal-hal dasar dari ketuhanan, kemanusian, persatuan, dan kesejahteraan seluruh umat," kata Ady.
Dalam beberapa kesempatan ketika bertemu dengan pendukungnya, Jokowi menyerukan kepada seluruh warga bangsa semoga hijrah dari ujaran kebencian ke ujaran kebenaran, dari prasangka jelek ke prasangka baik, dari menciptakan kegaduan k menjalin persatuan dan kesatuan dan beberapa seruan lainnya.
"Saya mengajak kita semuanya mari kita gotong royong mulai hijrah dari ujaran-ujaran kebencian ke ujaran kebenaran. Mari kita hijrah dari sering mengeluh menuju selalu bersyukur, mari kita hijrah dari suka suuzan menjadi husnuzan, berprasangka baik pada sesama. Saya juga mengajak kita hijrah dari menciptakan kegaduhan menjadi menjalin persatuan, kesatuan, dan kerukunan," kata Jokowi, Sabtu, 3 November 2018. [medcom.id]