Pemerintah menyebut, tren angka pengangguran dalam empat tahun terakhir turun. Bahkan, tingkat pengangguran pada tahun ini menjadi titik terendah semenjak 1998.
Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri mengatakan, tingkat pengangguran terbuka semenjak 2015 turun. Pada Agustus 2015, pengangguran tercatat 6,18 persen, 2016 turun jadi 5,6 persen, 2017 kembali turun jadi 5,5 persen. Adapun pada 2018 turun jadi 5,34 persen.
"Kalau bicara pengangguran kita harus katakan capaian yang ada belum sepenuhnya yang kita harapkan. Namun kita harus jujur melihat trennya, pengangguran terus menurun," katanya di Jakarta, Kamis (9/10/2018).
Hanif juga menyebut, tingkat pengangguran pada tahun ini menjadi yang terendah semenjak reformasi, baik dilihat data yang dirilis Februari maupun Agustus.
Berdasarkan data pengangguran time series yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) 1986-2018, semenjak 1997 angka pengangguran terus menanjak. Jika pada 1997 angka pengangguran 4,69 persen, maka pada 1998 naik jadi 5,46 persen.
Pada tahun 1999, angka pengangguran kembali naik jadi 6,36 persen sampai puncaknya pada Agustus 2005 dikala angka pengangguran mencapai rekor tertinggi sampai 11,24 persen.
Selama sepuluh tahun pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), tren angka pengangguran terus turun dari double digit menjadi single digit. Saat lengser tahun 2014, tingkat pengangguran berada di level 5,94 persen.
Hanif menilai, persoalan terbesar di sektor ketenagakerjaan dikala ini terletak pada keahlian yang tidak cocok dengan kebutuhan industri. Untuk itu, pemerintah terus mendorong peningkatan sumber daya insan (SDM).
Beberapa kebijakan yang dilakukan antara lain jadwal pendidikan vokasi dengan menggandeng perusahaan, peningkatan investasi industri padat karya, pengembangan ekonomi desa, dan formalisasi perjuangan mikro dan kecil menengah (UMKM). [inews.id]