2045 Jadi Negara Keempat Terkuat, Presiden Jokowi: Jangan Hanya Lihat Jawa, Lihat 17 Ribu Pulau Lain


Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan mahasiswa untuk menyadari bahwa Indonesia yaitu negara yang besar. Untuk itu, Presiden Jangan hanya tertumpu dan melihat hanya di Jawa saja. Tapi lihatlah 17 ribu pulau yang lain, lihatlah juga provinsi, kabupaten, dan kota yang ada di luar Jawa.

“Kita berbeda dengan negara lain dalam menyiapkan infrastruktur, dalam menyiapkan logistik, serta dalam menyiapkan sumber daya insan alasannya bentangan negara kita terlalu luas,” kata Presiden Jokowi ketika bertemu dengan penerima Konferensi Mahasiswa Nasional Tahun 2018 di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (7/12) siang.

Presiden mengingatkan, negara besar, tantangan dan hambatannya juga besar. Berbeda bila kita mengelola sebuah negara yang relatif homogen, luasnya kecil, dan berada pada satu daratan.

Namun demikian Presiden Jokowi menyampaikan, menurut perhitungan McKinsey, Global Institute, Bank Dunia, dan Bappenas, pada tahun 2045 Indonesia akan menjadi negara maju, menjadi empat besar ekonomi terkuat di dunia, dengan income per kapita kurang lebih 29 ribu dollar AS bila kita mempunyai konsistensi dalam pembangunan dan terus bekerja keras.

Tapi semua itu, lanjut Presiden, butuh prasyarat yaitu urusan produktivitas, kedisiplinan nasional yang tinggi, integritas yang baik, dan mau bekerja keras.

“Jangan hingga kita ini hanya bergantung terus pada sumber daya alam kita, terlalu memanjakan. Kita harus bertumpu pada kekuatan pembangunan sumber daya manusia,” tutur Presiden Jokowi.

Apa yang mau dikerjakan? Menurut Presiden, pemerintah akan menyekolahkan (ke luar negeri, red) warganya sebanyak-banyaknya. Presiden mengaku sudah memberikan kepada Menristekdikti, tahun depan sekitar 6.000 orang sanggup dikirim ke Taiwan.

“Saya tidak mau hanya puluhan atau ratusan. Ribuan. Kita memang harus mengeluarkan dana untuk ribuan, baik untuk mahasiswa maupun untuk yang sudah lulus jadi mahasiswa,” tegas Presiden Jokowi.

Keseimbangan Investasi

Dalam kesempatan itu Presiden Jokowi juga menyampaikan, bahwa pemerintah kini akan menciptakan keseimbangan investasi. Jangan hanya dari Amerika, Jepang, China, atau dari Korea saja. Pemerintah kini sedang membangun sebuah keseimbangan biar investasi-investasi sanggup tiba dari negara-negara di Timur Tengah, yang bergotong-royong yaitu investor-investor yang sangat besar, baik dari Qatar, Saudi Arabia, dan Uni Emirat Arab.

Presiden menjelaskan, pemerintah telah membangun korelasi yang baik kini ini dengan Arab Saudi. Kalau ada apa-apa kita sanggup telepon kini ke Raja Salman. Kalau ingin memperlihatkan sesuatu tinggal telepon langsung. Begitu juga dengan Emir Uni Emirat Arab Syekh dan Emir Qatar. Hubungan kita sangat dekat.

“Hubungan menyerupai ini diperlukan, korelasi personal bukan korelasi bilateral yang terlalu formal dan prosedural,” ucap Presiden seraya menambahkan, korelasi personal sangat dibutuhkan untuk keseimbangan investasi, keseimbangan korelasi bilateral dengan negara-negara lain.

Presiden Jokowi menegaskan jangan hingga kita ada ketergantungan pada satu atau dua negara.

Dalam pertemuan tersebut Presiden mendapatkan sejumlah rekomendasi mahasiswa dari banyak sekali sekolah tinggi tinggi di Indonesia yang ditujukan untuk pemerintah.

“Saya sangat berterima kasih atas rekomendasi-rekomendasi yang diberikan. Akan saya pakai sebagai bagi pembangunan ke depan, baik pembangunan ekonomi, politik, hukum, budaya, dan sosial,” ucap Presiden Jokowi.

Mendampingi Presiden Jokowi dalam kesempatan itu Menristekdikti M. Nasir dan Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita. [setkab.go.id]

Artikel Terkait