Sekretaris Jendral Gerakan Pemuda Ka'bah (GPK) Haris Setiawan mengakui hoax menghipnotis orang untuk menentukan salah satu calon pada Pilpres 2019. Dan korbannya yaitu pasangan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin.
"Serangan hoax yang menyebut Pak Jokowi pro-asing, antek Aseng, komunis, dan anti-Islam banyak dipercaya masyarakat. Sehingga mereka pun ikut menyebar hoax itu, khusus di media sosial, alasannya meyakininya sebagai sebuah kebenaran," kata Haris, yang juga merupakan caleg PPP dari Dapil Kabupaten Bogor.
Akibatnya, kata Haris, medsos pun banyak dibanjiri dengan hoax. Ironisnya, banyak pendukung Jokowi yang tidak menangkal hoax itu dan membiarkannya menyebar. Alasannya beragam, takut menangkal hoax alasannya khawatir diserang buzzer kubu lawan dan merasa sendirian dalam menangkal hoax itu.
"Banyak pendukung Pak Jokowi yang merasa 'i'am alone' (saya sendiri) sehingga enggan menangkal hoax yang beredar," tambah Haris.
Padahal, berdasarkan Haris, kalau hoax itu dilawan, para penyebar hoax akan kalah berargumen, alasannya terbukti hoax yang disebar tidak sesuai fakta. Dan hoax ini perlu dilawan bersama-sama, sehingga para penangkal hoax ini tidak merasa sendirian. Dan terbukti, sesudah hoax itu dilawan, banyak yang sebelumnya menjadi pendukung Prabowo Subianto sekarang beralih menjadi pendukung Jokowi.
"Saya memiliki tim yang pada Pilkada Kabupaten Bogor 2018 ikut memenangkan Ade Yasin sebagai Bupati Bogor. Dan rupanya, mereka 90 persen yaitu pendukung Prabowo. Namun, sesudah kami meluruskan hoax dengan fakta yang benar, mereka sekarang 100 persen mendukung Jokowi-Ma'ruf," kata Haris.
Kaprikornus kuncinya, berdasarkan Haris, yaitu meluruskan hoax dan melawannya bersama-sama. Jika hal itu terus dilakukan, akan semakin banyak pendukung Prabowo-Sandi yang beralih ke kubu Jokowi-Ma'ruf.
[detik.com]