Ada hal yang menarik waktu bertemu dengan Mark sebelum saya pulang ke Jakarta. Dia sengaja mengundang saya untuk bertemu denganya di Financial Club. Menurutnya ada business manis yang harus dibicarakannnya. Saya tidak mengerti mengapa ia bicara business. Dia hanyalah fund manager yang setiap hari berkutat dengan data financial dan analisis. Ketika bertamu , ia memperkenalkan clients nya dari China. Clients nya pengusaha dibidang high tech. Dia kisah bahwa clients mendapatkan order dari Israel untuk mensuplai kebutuhan peralatan elektonica canggih system pertahanan AS. Saya sempat terkejut lantaran ia bicara ihwal business persenjataan dan sekaligus menyinggung ihwal keberadaan Israel dibalik suplai kebutuhan industry persenjataan srategis di AS. Dia menginginkan saya membantu menyampaikan solusi sumber pendanaan lantaran di china kredit export sudah semakin sulit. Kalau mungkin ia memperlihatkan kerjasama biar saya terlibat dalam business ini.
Today, Israeli contributions to U.S. national interests cover a broad spectrum. Through joint training, exercises and exchanges on military doctrine, the United States has benefited in the areas of counter-terrorism, intelligence and experience in urban warfare. Increasingly, U.S. homeland security and military agencies are turning to Israeli technology to solve some of their most vexing technical and strategic problems. Demikian ia mengawali. Sebagaimana biasanya , saya lebih suka menjadi pendengar yang baik sebelum saya bersikap. Dia menyampaikan bahwa Israel tak ubahnya sebagai second home bagi AS. Hampir semua blue print system pertahanan AS dirancang dan dikembangkan oleh Israel.
Walau Israel Negara kecil namun keberadaan mereka dibidang system pertahanan strategis meliputi jet tempur canggih, system radar, system alteleri (rudal) , system serbu darat , dll ialah sangat maju. Lantas bagaimana dengan pemerintah AS sendiri. Tanya saya.l Menurutnya pemerintah AS hanyalah pengambil kebijakan. Kebijakan itu menurut analisa geopolitik dan geostrategic yang dibentuk oleh team jago international Israel sendiri. Mereka ialah forum Study yang umumnya dikomandani oleh mantan mantan pejabat tinggi AS , yang masih sangat besar lengan berkuasa pengaruhnya di bulat satu kekuasaan AS.
Walau Israel Negara kecil namun keberadaan mereka dibidang system pertahanan strategis meliputi jet tempur canggih, system radar, system alteleri (rudal) , system serbu darat , dll ialah sangat maju. Lantas bagaimana dengan pemerintah AS sendiri. Tanya saya.l Menurutnya pemerintah AS hanyalah pengambil kebijakan. Kebijakan itu menurut analisa geopolitik dan geostrategic yang dibentuk oleh team jago international Israel sendiri. Mereka ialah forum Study yang umumnya dikomandani oleh mantan mantan pejabat tinggi AS , yang masih sangat besar lengan berkuasa pengaruhnya di bulat satu kekuasaan AS.
Pertanyaan besar saya ialah bagaimana AS begitu percayanya dengan Israel? Teman itu tersenyum sambil menjelaskan bahwa Israel memang semenjak berdirinya dirancang untuk berperang. Umumnya Negara dalam keadaan berperang sangat piawai mempersiapkan segala sesuatunya untuk sanggup bertahan, termasuk riset persenjataan. Disamping itu , sudah menjadi platform AS juga Barat bahwa islam sebagai idiologi ialah musuh bersama yang harus diperangi. Selagi keberadaan Israel tetap dipermasalahkan bagi umat islam itu tandanya platform kebijakan global tetap eksis. Mengapa ? tanya saya bingung. Menurutnya lagi bahwa satu satunya agama yang berhasil membangun imperium dunia dan bertahan lebih dari 600 tahun ialah Islam. System islam inilah yang menjadi momok menyeramkan sehingga kadang disebut sebagai islam phobia. Bila Israel tumbang maka tumbanglah sekularisme. Islam akan menjadi kekuataan gres yang tak mungkin ada satupun idiologi yang sanggup membendungnya.
Bukankah kini islam sudah diterima luas oleh masyarakat Eropa dan AS. Islam bukan bahaya serius. Itu saya katakan dengan tegas. Namun ia menyampaikan , benar pemeluk agama islam bukanlah ancaman. Yang menjadi bahaya ialah islam sebagai idiologi bernegara. Karena prinsip islam tidak mengenal local tapi globalisasi. Sekali idiologi islam mendapatkan peluang untuk tumbuh dan berkembang maka tidak akan membutuhkan waktu lama bagi mereka untuk menjadi kekuatan besar dunia dan menggusur semua idiologi. Dia juga menyitir firman Allah ihwal keharusan umat islam untuk berdakwah menegakkan hokum Allah secara konprehensive. Ini bukan mitos. Ini serius. Makanya islam ditakuti oleh semua system yang ada didunia. Demokrasi, kapitalisme, sosialisme, komunisme , bergandengan tangan untuk menjadi kekuatan melawan efek idiologi islam masuk kedalam system bernegara.
Jadi itu sebabnya Iran menjadi musuh bersama Barat/ AS juga Negara didunia lewat PBB. Kata saya. Dia menganguk . Segala jenis propaganda digunakan untuk mengecilkan tugas Iran sebagai sponsor gerakan bangkitnya kekuatan islam. Termasuk isyu syiah – sunni digunakan biar umat islam terpecah dan terkecilkan dalam pertarungan global merebut hegemony system. Hanya soal waktu Iran akan dihabisi. Katanya. Juga sebagaimana dketahui bahwa ada G20 compliance yang memastikan setiap anggota harus digaris depan membendung hegemoni islam dalam system demokrasi, termasuk membatasi efek islam dalam UU dan Peraturan dinegara yang menjadi mitranya. G20 lebih besar pengaruhnya dan lebih berwibawa dibandingkan WTO dan IMF. G20 sebagai icon kekuatan new world order dalam platform gres dan Indonesia anggota dari G20,katanya tesenyum.
Saya berusaha meredam mulut wajah saya dihadapan teman ini. Betapa saya sangat tersinggung. Tapi apa hendak dikata, sebagian besar elite politik yang beragama islam tidak menyadari soal inil. Mereka larut dan mabuk dunia untuk mendapatkan system yang bukan ditentukan oleh Allah dan Rasul. Pada waktu bersamaan kehadiran mereka tak ubahnya sebagai boneka dari kekuatan musuh musuh orang beriman. Dengan sesuatu alasan, saya menentukan untuk mengakiri pertemuan ini. Itulah yang sanggup saya lakukan dalam ketidak berdayaan sambil pulang untuk berdoa. Semoga Umat islam tetap istiqamah dalam usaha menegakkan kalamullah…
Saya berusaha meredam mulut wajah saya dihadapan teman ini. Betapa saya sangat tersinggung. Tapi apa hendak dikata, sebagian besar elite politik yang beragama islam tidak menyadari soal inil. Mereka larut dan mabuk dunia untuk mendapatkan system yang bukan ditentukan oleh Allah dan Rasul. Pada waktu bersamaan kehadiran mereka tak ubahnya sebagai boneka dari kekuatan musuh musuh orang beriman. Dengan sesuatu alasan, saya menentukan untuk mengakiri pertemuan ini. Itulah yang sanggup saya lakukan dalam ketidak berdayaan sambil pulang untuk berdoa. Semoga Umat islam tetap istiqamah dalam usaha menegakkan kalamullah…