Presiden Joko Widodo atauJokowi meyakini pembangunan bendungan Ciawi dan Sukamahi yang terletak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dapat mengatasi banjir Jakarta. Dua bendungan tersebut mulai dikerjakan 2017 kemudian dan ditargetkan rampung pada 2019.
"Bendungan Sukamahi dan Ciawi mengurangi banjir di Jakarta kurang lebih 30 persen," kata Presiden Jokowi di bendungan Ciawi, Jawa Barat, Rabu (26/12).
Presiden Jokowi berharap pembangunan bendungan Ciawi dan Sukamahi sejalan dengan proyek sodetan di Ciliwung dan Banjir Kanal Timur (BKT), Jakarta Timur. Demikian juga dengan pembuatan sumur resapan dan drainase di Jakarta.
"Kalau itu semua dikerjakan, Insya Allah mengurangi banyak (banjir)," ujarnya.
Tak hanya itu, mantan Gubernur DKI ini menginginkan Pemerintah Provinsi DKI melaksanakan normalisasi sungai Ciliwung. Presiden Jokowi menilai ketika ini sungai Ciliwung menyempit.
Jika sungai Ciliwung dinormalisasi, dibutuhkan kapasitas tampung air meningkat dari 200 m3/detik menjadi 570 m3/detik. "Ciliwung memang harus dinormalkan alasannya yakni lebarnya sangat kurang. Ya kan? Sekarang ada yang 12 meter, 10 meter, normalnya harusnya 60 meter atau paling tidak 40 meter," kata dia.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Bambang Hidayah mengatakan, bendungan Sukamahi mempunyai kapasitas tampung 1,6 juta meter kubik. Sedangkan bendungan Ciawi mempunyai kapasitas tampung 6,4 juta meter kubik.
Dua bendungan ini mempunyai fungsi memperlambat air menuju Jakarta. Air akan ditampung ke bendungan Sukamahi dan Ciawi terlebih dahulu sebelum dialirkan ke Bendung Katulampa.
Dengan masuknya air ke dua bendungan tersebut maka air yang mengalir ke Katulampa menjadi lebih lambat dan sedikit. Dari Bendung Katulampa akan secara sedikit demi sedikit dialirkan menuju ke Jakarta.
Jika biasanya durasi banjir yang datang dari Bendung Katulampa ke pintu air Manggarai 9 jam, nantinya durasi banjir Jakarta dapat datang lebih usang empat jam atau diperpanjang menjadi 13 jam. [merdeka.com]