Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan kekagumannya terhadap sosok Presiden RI ke-3 BJ Habibie. Dia menyebut Habibie ialah mentornya.
Hal ini disampaikan Jokowi ketika pidato pembukaan Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) dan Milad ke-28 ICMI di Mahligai Agung Convention Hall, Universitas Bandar Lampung, Kota Bandar Lampung, Kamis (6/12/2018). Jokowi bicara soal hilirisasi dan industrialisasi.
"Kalau membicarakan hilirisasi, industrialisasi, teknologi, nilai tambah yang aku ingat selalu ialah Profesor B.J. Habibie. Saya selalu berdiskusi dengan ia baik di rumah atau pun ia yang ke Istana berjam-jam. Bukan bermenit-menit, tapi berjam-jam. Bisa dua jam, tiga jam, atau empat jam. Beliau besar lengan berkuasa aku juga kuat," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan, Prof Habibie namanya sudah masuk dan tak absurd dalam dunia teknologi, hilirisasi. "Itu dua hingga empat jam besar lengan berkuasa (diskusi). Saya juga senang-senang saja menimba ilmu dari beliau," katanya.
Dia mengatakan, bila sudah berdiskusi dengan Habibie, dirinya selalu mencari apa yang dapat dihilirisasikan dan diindustrialisasikan. Jokowi menambahkan, ketika ini pemerintah sedang dalam proses bekerja keras untuk melaksanakan industrialisasi dan hilirisasi dalam rangka mendapat sebuah nilai tambah yang besar bagi negara.
"Kita sedang berupaya keras untuk hijrah lantaran semua ini membutuhkan ilmu dan pengetahuan. Karena semua ini membutuhkan cendekiawan. Oleh alasannya ialah itu aku minta malam hari ini ICMI ikut berpartisipasi dalam memikirkan dan menuntaskan yang tadi aku sampaikan," jelasnya.
"Mentor aku (Pak Habibie) selalu mengingatkan kepada aku mengenai nilai tambah, pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga pentingnya kualitas sumber daya manusia. Ini yang sering juga diulang-ulang oleh Pak Habibie mengenai kualitas sumber daya insani. Beliau selalu mengulang-ulang ini," tambahnya.
Jokowi mengatakan, Habibie juga memberikan bahwa selain penguasaan teknologi, juga harus berani melaksanakan ekspansi pasar internasional. "Tidak ketergantungan kepada negara-negara tertentu saja," katanya. [detik.com]