Jokowi Sebut Ihsg Terbaik Ke-2 Dunia, Bei: Di Asean Kita Tertinggi


Presiden Joko Widodo (Jokowi) menutup perdagangan saham 2018 hari ini. Dalam sambutannya, Jokowimenyebut Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terbaik kedua di dunia.

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi pun memberi klarifikasi terkait hal tersebut. Dia mengatakan, pemeringkatan itu alasannya yaitu IHSG termasuk yang mengalami penurunan paling kecil di dunia.

"Kita gini lho, jikalau (IHSG) per kini di bawah 3%, Asia sudah yang terbaik lho. Kita di bawah India maksudnya. Di ASEAN kita tertinggi," kata beliau di BEI Jakarta, Jumat (28/12/2018).

Inarno mengatakan, hampir semua bursa di Asia 'memerah' secara tahun berjalan. Di tingkat dunia, indeks Dow Jones saja minus 7%.

"Negatif semua, Dow Jones itu kini berapa aku tanya kau year to date 7% minusnya, kita less than 3%," terangnya.

Menurutnya, kondisi itu alasannya yaitu ekonomi Indonesia positif. Inflasi Indonesia juga tercatat rendah.

"Kita ekonomi kondusif, kita punya inflasi rendah Pak Jokowi bilang juga kan, jadi iktikad gila terhadap kita luar biasa," terangnya.

"Kita ini tahun ini record untuk company listed 57 terbesar Asia, kenaikan SID di atas 30% jadi maksudnya prospek gila melihat kita tuh very sexy," tutupnya.

Menurut Wimboh, mengacu kepada data yang dimiliki OJK pada 27 Desember 2018, IHSG berada di bawah pertumbuhan bursa India.

Menurut data OJK, Indeks Acuan pasar saham dunia 2018, hanya pasar modal India yang menguat 5,32%. Sementara indeks saham negara lain tercatat turun.

Masih menurut data OJK, IHSG mengalami penurunan paling kecil, yakni hanya 2,6%. Sehingga indeks saham di pasar modal Indonesia berkinerja paling baik kedua sehabis India.

Sayangnya data itu berbeda dengan data dari PT Bursa Efek Indonesia sendiri yang memakai data 27 Desember 2018. Rata-rata bursa di dunia memang mengalami koreksi tahun ini.

Namun ada beberapa bursa yang masih tumbuh positif, contohnya India yang naik 5,32% (hingga perdagangan kemarin) juga Brasil yang melesat 11,43%.

Selain itu, masih ada juga Qatar tumbuh 20,36%, Rusia 10,43%, Saudi Arabia 7,37% dan Norwegia 0,42%. Sementara Bursa Indonesia masih mencatat pertumbuhan minus. [detik.com]

Artikel Terkait