Kekuasaan Dan Modal


Bulan November 2012 nanti akan digelar pemilihan umum di AS. Obama akan bersaing dengan Mitt  Romney. Obama dari Partai Demokrat dan Mitt Romney dari Partai Republik. Kalau dilihat latar belakangnya, Obama ialah lawyer yang brilian. Mitt ialah Investment Banker yang sukses dibawah bendera Bain Capital , pengelola Private Equity yang bereputasi high profit. Yang menarik dari pertarungan Pemilu yang akan tiba ini ialah gosip yang dibawa oleh dua candidate. Mereka tidak bicara bagaimana mengangkat gosip yang lebih fundamental secara nasional khususnya mengatasi jutaan pengangguran dan rontoknya industry dalam negeri AS, melalui semangat nasionalisme dan bela negara. Keduanya berbicara perihal bagaimana menunjukkan ruang lebih besar bagi Perusahaan untuk mendapat keuntungan lebih melalui pengurangan pajak. Pada waktu bersamaan pajak karyawan ditingkatkan. Sekilas kita melihat ini benar benar tidak adil. Istilah Warren Baffet “ bagaimana mungkin pajak saya ( CEO ) lebih rendah dbandingkan sekretaris saya.

Begitulah design pembangunan yang berorientasi kepada pasar. Bahwa modal tidak mengenal nasionalisme. Ini disadari sepenuhnya oleh penguasa AS. Kalau mereka tidak bisa menunjukkan insentip pengurangan pajak maka sanggup dipastikan modal akan terbang keluar negeri dan AS akan semakin kesulitan keluar dari jeratan krisis ekonomi. Masalah pengangguran akan semakin sulit diatasi, juga APBN dengan deficit menganga lebar akan semakin sulit ditutupi lantaran modal terbang ke Negara lain. Itu sebabnya Obama punya formula untuk mengurangi pajak dari 35% menjadi 28 %. Sementara Mitt dengan formula dari 35% menjadi 25%. Walau detail kegiatan itu agak berbeda namun substansinya tetap sama yaitu pengurangan pajak. Memang formula pengurangan pajak semakin digemari oleh banyak Negara. China mengurangi pajak PMDN namun menaikan pajak PMA. Tujuannya supaya PMDN lebih dominan.  Jepang juga mengurangi pajak.

Teman saya sebagai Fund Manager sempat menyampaikan  bahwa modal ( uang) tak bisa lagi dikendalikan sebagaimana sumber daya Artikel Babo.  Terjadinya kebijakan acrobat yang semakin jauh dari fungsi social Negara tak lebih disebabkan oleh kiat Negara menjinakan modal. Konyolnya lagi, modal ( uang ) itu tidak mengenal kesetiaan, cinta. Kalau air mengalir kebawah, namun modal mengalir ketempat yang paling tinggi menunjukkan laba. Walau china ialah komunis namun 22 % pajak yang dterapkan China telah mendorong  transfer modal kolam air bah masuk ke China selama dua decade. Hampir semua perusahaan raksasa AS memiliki kantor di China. Hampir sebagian besar industry AS pindah ke China dalam aneka macam denah dan yang paling banyak ialah menyebabkan China sebagai sentra outsourcing untuk memenuhi pasar AS yang rakus. Ada juga yang memindahkan markas riset ke China lantaran alasan adanya insentip pajak atas biaya riset.

Yang jadi pertanyaan besar ialah bagaimana AS bisa mengelola APBN jikalau pada waktu bersamaan sumber pendapatan berkurang ? China bisa tetapkan tariff pajak rendah karnena system komunis memang efektif mengelola semua sumberdaya dengan efisien, termasuk upah dan layanan public. Sementara AS sudah terlanjur  boros. Semua sumber daya di AS , termasuk upah dan layanan public sudah bubble semenjak terjadinya booming ekonomi akhir rekayasa wallstreet. Keadaan ini mustahil dikoreksi. Tidak mungkin. APBN AS sudah terjebak dengan situasi ini. Lantas apa tujuan sebetulnya kegiatan Obama dan Mitt ? Teman saya sebagai fund Manager punya pendapat sederhana bahwa ini  hanya sekedar menaikkan cintra dihadapan modal supaya setiap tahun tetap dipercaya untuk kembali berhutang dalam denah gali lubang tutup lubang ?

Lantas hingga kapan AS akan menghadapi APBN yang terjebak hutang ini ? Hanya Tuhan dan Politisi saja yang tahu. Rakyat tidak akan pernah tahu. Suka tidak suka, dalam system ekonomi pasar, money is the second God in the world. Dari AS, saya mendapat pelajaran berharga perihal sebuah agenda. Bahwa pada akibatnya kegiatan kekuasaan sekular ialah bagaimana memanjakan pemodal. Dengan cita-cita supaya modal bisa menunjukkan miracle untuk kemakmuran ibarat kata Obama " spread the wealth around". Tapi sayangnya, miracle itu dari masa kemasa tak pernah terjadi. Yang ada malah modal semakin mengerucut keatas dan dinikmati oleh segelintir orang, meninggalkan mayoritas penduduk yang resah dengan masa depannya, lantaran pajak dan inflasi memenggal pendapatan tetapnya. Inilah neo-colonialism

Sumber https://culas.blogspot.com/

Artikel Terkait