Presiden Joko Widodo Apresiasi Kemandirian Ibu-Ibu Nasabah Mekaar


Pemerintah terus berupaya meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat, utamanya keluarga prasejahtera. Salah satunya melalui aktivitas Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) yang merupakan aktivitas pembiayaan dan pelatihan perjuangan dari BUMN Permodalan Nasional Madani (PNM).

Selepas menghadiri aktivitas pemasangan sambungan listrik PLN secara gratis, di lokasi yang sama, Kelurahan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Presiden Joko Widodo bersilaturahmi dengan ibu-ibu nasabah PNM Mekaar di Kelurahan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat, Minggu 2 Desember 2018.

"Ini aktivitas Mekaar dari PNM sudah dimulai semenjak selesai tahun 2015. Sekarang sudah mempunyai nasabah 3,9 juta di seluruh Indonesia," ujar Presiden menjelaskan kepada para jurnalis.

Lebih dari 150 nasabah PNM Mekaar yang telah mendapatkan pembiayaan rata-rata lebih dari satu tahun, berinteraksi eksklusif dengan Presiden dan menceritakan tentang perjuangan yang mereka geluti. Presiden pun mengapresiasi para ibu-ibu nasabah ini yang beliau nilai lebih disiplin, dipercaya, jujur, dan telaten dalam mengurus keuangan.

"Kenapa yang banyak diberikan yakni ibu-ibu? Karena ibu-ibu ini lebih disiplin, lebih sanggup dipercaya, lebih jujur, lebih telaten untuk duduk kasus keuangan," ungkapnya.

Program Mekaar sendiri dikhususkan untuk menyasar kepada kelompok-kelompok perjuangan mikro dan perjuangan kecil dengan memperlihatkan layanan pemberdayaan melalui pembiayaan berbasis kelompok.

Tak hanya modal, para ibu-ibu prasejahtera secara berkelompok juga menerima binaan dalam membuka dan menyebarkan perjuangan mereka. Pembinaan dilakukan melalui Pertemuan Kelompok Mingguan (PKM) yang dilaksanakan sekali dalam setiap minggu.

"Tadi sudah disampaikan ada perjuangan nasi uduk, gorengan, pisang goreng, bubur, pisang keju, singkong, keripik, semuanya. Yang mikro-mikro menyerupai ini yang kita sasar dari aktivitas Mekaar ini," kata Presiden.

Melalui aktivitas Mekaar, masyarakat sanggup memperoleh pembiayaan tanpa jaminan sebesar Rp2 juta hingga Rp5 juta yang diberikan secara bertahap. Terkait hal itu, Presiden berharap biar jumlah pembiayaan tersebut sanggup ditingkatkan ke depannya.

"Saya melihat tadi ada ibu-ibu yang ingin tidak hanya menerima Rp2 juta atau Rp1 juta, tetapi ada yang ingin menerima Rp5 juta atau Rp10 juta. Ini memerlukan sebuah modal yang lebih sehingga pemerintah memang harus turun tangan ikut mengatasi ini, yaitu menyuntikkan lagi modal ke PNM, sehingga PNM pun sanggup meningkatkan dan memperluas pembiayaannya untuk Ibu-Ibu" ucapnya.

Menurutnya, program-program serupa ini sangat penting untuk kemandirian usaha-usaha mikro dan kecil. Selain itu, aktivitas ini juga sanggup berperan untuk mengurangi ketimpangan di masyarakat.

"Kalau memang perlu banyak ya kita tambah (jumlah pembiayaan). Ini penting sekali untuk kemandirian usaha-usaha kecil, mikro, dan supermikro. Yang paling penting dalam rangka (mengurangi) ketimpangan," tuturnya.

"Kemarin saya sudah perintahkan ke Bu Menteri BUMN dan Pak Dirut PNM, ini akan kita kembangkan besar-besaran di seluruh Tanah Air," lanjut Presiden.

Hingga ketika ini, nasabah PNM Mekaar telah mencapai 3,938 juta orang yang dilayani di 1.770 kantor cabang yang melayani para nasabahnya di 4.006 kecamatan, 252 kabupaten/kotamadya, dan 30 provinsi di Indonesia. Sementara khusus di wilayah Bogor, Jawa Barat, PNM Mekaar telah melayani sebanyak 136.623 nasabah yang terdiri atas 8.330 kelompok.

Mengutip siaran pers Kementerian BUMN, Non Performance Loan (NPL) Mekaar secara nasional berada di angka 0,25 persen. Ini memperlihatkan bahwa sistem pelatihan yang dilakukan kepada para nasabah telah berhasil membuat janji pengembalian derma yang tinggi pada tiap nasabah.

Turut mendampingi Presiden ketika bersilaturahmi dengan para nasabah PNM Mekaar antara lain Menteri BUMN Rini Soemarno dan Direktur Utama PNM Arief Mulyadi. [Biro Pers Istana]

Artikel Terkait