Tim Joko Widodo Jawab Gerindra: Kritik Tanpa Data Itu Sinetron


Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin menjawab pernyataan Gerindra soal sinetron Jokowi 'Janji Tinggal Janji'. Wakil Direktur Kampanye dan Program TKN Jokowi-Ma'ruf, Daniel Johan, justru menganggap kritik tanpa disertai data menyerupai sinetron.

"Kritik itu penting sanggup menjadi vitamin tapi harus yang objektif dan berbasis data, bukan evaluasi subjektif tanpa data. Tanpa data dan fakta itulah yang disebut sinetron," ujar Daniel kepada wartawan, Jumat (14/12/2018).

Dia lalu bicara soal akad Jokowi yang terwujud sampai sedang dalam proses. Bagi dia, kritik memang diharapkan dalam proses pewujudan janji-janji kampanye.

"Rakyat mencicipi dan mengakui kok bahwa akad Pak Jokowi itu sudah dilakukan, sebagian masih dalam proses dan akan terus diwujudkan oleh Pak Jokowi di periode berikutnya."

Ia mencontohkan kegiatan Nawacita Jokowi yang dinilai berhasil. Di antaranya, sebut Daniel, pembangunan infrastruktur di aneka macam tempat di Indonesia.

"Contohnya pembangunan Jawa dan luar Jawa ini imbang, sehingga akan menjadi sentra pertumbuhan ekonomi baru, pendapatan masyarakat akan menguat, harga pangan stabil," papar politikus PKB itu.

Sebelumnya, Gerindra berbicara sinetron yang diberi nama oleh mereka 'Janji Tinggal Janji'. Pernyataan ini menyinggung Presiden Joko Widodo yang dinilai punya banyak akad dikala maju capres pada 2014.

"Sekarang tanyain dong ke Pak Jokowi, mana janji-janji Pak Jokowi. Pertama tidak berutang ke luar negeri ternyata utangnya banyak, tidak naikin tarif daftar listrik ternyata naikin. Tidak angkat Jaksa Agung dari parpol ternyata dari NasDem, tidak impor materi kebutuhan pokok ternyata impor. Sinetron judulnya 'Janji-janji Tinggal Janji'," kata anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra Andre Rosiade. [detik.com]

Artikel Terkait