Cintailah Aku..( 8 ).


Untuk kesekian kalinya Yen menelphon mempertanyakan kapan Robert bisa merealisasikan pembangunan pabrik kliker itu. Robert sudah kehabisan alasan untuk meyakinkan Yen bahwa usahanya akan berhasil mendapat investor. Tapi siapa ? Dia sudah menghubungi banyak orang kaya dan juga banker di Hanoi dan Ho Chi Minh namun hampa. Karena semua punya alasan yang hampir sama bahwa tekhnologi itu tidak familiar. Mereka masih percaya dengan produk semen dari portland. Dan lagi tekhnologi dari China itu tidak terkenal di pasar eksport. Peruntukannya hanya sebatas perumahan kelas murahan dengan daya tahan terbatas. Robert sedang berpikir keras bagaimana cara bicara dengan Jessica soal rencana investasinya dengan Yen. Ada niat ingin memberikan usulan eksklusif kepada Holding di Hongkong namun Robert tidak yakin akan mendapat response yang cepat. Karena beliau tahu holding di hongkong dalam situasi konsolidasi yang di syaratkan oleh kreditur semoga sehat. 
Dalam kegalauan itu , telp Yen tiba lagi “ Kita seharusnya bertemu sayang. Jangan terus menghindari aku. Sebaiknya kita bicara secara terbuka “ Terdengar bunyi Yen setengah marah. Atau mungkin tepatnya kesal dengan Robert. 
“ Baik. Di mana ketemunya ?
“ Aku sudah di loby hotel kau “
“ Loh kapan tiba ke Ho Chi Minh “
“ Aku tunggu ya.” Yen mematikan telp.
Ketika keluar dari Lift nampak dari kejauhan Yen menanti di loby hotel. 
“ Kita ke cafe itu saja “ Kata Robert menunjuk kearah cafe yang ada di sebelah ruang loby hotel, seraya menyalami Yen dengan ramah.
“ Robert “ Seru Yen, mengawali pembicaraan “ Ada apa sesungguhnya ? Apakah memang perusahaan daerah kau kerja tidak mau membiayai proyek kita ?
“ AKu tidak tahu. Karena saya belum sampaikan. “
“ Mengapa kau belum sampaikan? Apa ada duduk masalah ?
“ Saya tidak yakin kantor saya mau menyetujui investasi proyek ini. Kamu lihat aja beberapa bank mewaspadai proyek ini “
“ Aku gres tahu kini jikalau kenyataannya proyek ini sangat tidak layak investasi. Tapi mengapa dulu kau yakinkan saya semoga memakai susukan politik ku kepada keluargaku semoga mendapat tekhnologi ini dari China ? Ingat loh..setiap hari ayahku menanyakan kelanjutan proyek ini. Bagi ku tak penting proyek ini untung atau saya sanggup saham. Tak penting. yang penting proyek ini di bangun. Hutang moral ayahku kepada petinggi CHina sanggup di bayar.  Dan lagi saya akan gunakan susukan politik ku untuk mendapat proyek perumahan dalam jumlah besar di Vietnam untuk memakai produk tekhnologi ini sebagai materi bangunan semen. Apalagi ?
“ Ya saya memang salah alasannya ialah begitu yakin akan gampang meyakinkan kantor untuk menyetujui investasi proyek ini. Padahal saya sendiri tidak punya keberanian memberikan usulan ini kepada Top management.”
“ Ada apa sesungguhnya “ ? kata Yen dengan berkerut kening.
“ Entahlah. “
“ Kata kamu, kini kau bekerja eksklusif dengan seorang perempuan yang punya relasi sangat bersahabat dengan Boss utama di holding. ?
“ Ya benar. “
“ Apakah mungkin kau atur saya bertemu dengan boss utama kau itu.?
“ Bagaimana caranya ?
“ Terserah kau “
“ Maaf Yen. Aku tidak punya kemampuan untuk mengatur kau bertemu dengan boss utama itu. Apalah aku. Dan lagi kini walau status saya karyawan di holding di Hong Kong, tapi saya bekerja di bawah kendali orang yang tidak ada kaitannya dengan holding itu. Makara benar benar tak terjangkau oleh ku si boss utama itu.”
“ Baiklah saya paham. Sebutkan nama lengkapnya. Aku akan cari tahu dia. Mungkin saya bisa gunakan aksesku di Hong Kong untuk bertemu secara pribadi dengan dia.”
Robert memperlihatkan business card Dono kepada Yen. Sekilas Yen tersenyum melihat nama tertera di business card “ Nama yang agak aneh bagi kami orang Vietnam namun saya yakin beliau orang baik. Kalau tidak baik mana mungkin bisa punya bisnis di China dan manca negara. “ Kata Yen seakan berbicara dengan dirinya sendiri. Robert hanya membisu sambil menundukan wajah alasannya ialah malu. Tak tahu harus bagaimana bersikap. 
“ Ok Robert. Tidak perlu merasa bersalah. Aku bahagia kau alhasil jujur. Bagaimanapun saya hanya mendukung obsesi kau semoga kau jadi orang sukses. Kamu akan jadi orang besar. Kamu punya syarat untuk itu semua. Yakinlah.”
“ Terimakasih Yen. Kamu bisa mengerti aku. Maafkan aku.”
“ Tidak perlu minta maaf.” 
Usai makan siang. Robert mengajak Yen jalan jalan di Ho Chi Minh melihat suasana kota. Robert tahu bahwa perempuan ini sangat menginginkan beliau sukses. Tentu alasannya ialah perempuan ini mencintainya. Hanya saja perempuan ini terlalu lembut perasaannya dan berilmu menyembunyikan suasana hatinya. Ah, tak penting ungkapan cinta namun dari sikapnya tahulah Robert bahwa perempuan itu rela melaksanakan segala galanya untuk dia. Tapi hingga kini Robert sendiri belum mencicipi apapun terhadap perempuan ini. Kecuali perempuan ini memang manis , terpelajar. Namun Robert agak takut alasannya ialah perempuan ini punya ambisi besar. Itu beliau bisa rasakan dari pancaran mata perempuan ini dikala berbicara dan bersikap. Apakah beliau harus pura pura jatuh cinta demi obsesinya mendapat posisi dalam proyek kliker ?
Telah seminggu Jessica di China. Mungkin malam ini sesuai jadwal Jessica akan mendarat di Ho Chi Minh. Benarlah hanya sejam sesudah beliau berpikir wacana Jessica, terasa telpnya bergetar “ Robert, jemput saya di bandara ya jam 7 Malam” Terdengar bunyi jessica.
“ Siap bu. Jam 6 saya sudah di bandara. “ Kata Robert.
Jessica tak bicara banyak. Hanya menutup telp dengan mengucapkan terimakasih. Yen melirik kearah Robert “ Itu boss kau ya “
“ ya”
“ Malam ini beliau datang”
“ Ya. “
“ Aku menganggu mu ?“
“ Ah tidak. Aku justru berharap kau bisa kenalan dengan dia.”
“ Apakah ada keuntungannya ?
‘ Setidaknya kau bisa dongeng siapa kau dan yakinkan beliau bahwa kau mendapat derma membangun proyek kliker dengan tekhnologi dari China. Juga kau akan memperlihatkan susukan kepasar Vietnam melalui koneksi politik kamu.” 
“ Yakin itu tidak akan menggangu posisi kau di daerah kau kerja ?
“ Tidak ada masalah, Salah satu tugasku ialah penghubung perusahaan dengan pihak pihak yang punya susukan politik dan business network di vietnam.” Kata Robert dengan santai “Tapi jangan bilang di balik proyek ini ada namaku.  ? Sambung Robert
‘ Mengapa ?
“ Kamu tahulah. Aku sangat menginginkan pekerjaan di perusahaan ini.” Kata Robert dengan wajah memelas sambil mengalihkan wajahnya ke samping.  Yen meremas jemari Robert dengan penuh keyakinan bahwa Robert akan baik baik saja alasannya ialah beliau sangat peduli.
***
Setelah makan malam dengan Robert dan Yen, Jessica sanggup mencicipi ada sesuatu antara Yen dan Robert. Sebagai perempuan beliau sanggup dengan gampang mencicipi itu. Terutama tanpa sadar Yen memanggil Robert dengan sebutan “ Honey”. Sempat terkesiap jantung Jessica dikala mendengar Yen memanggil dengan nada sayang yang teramat dekat. Tapi mengapa jessica hingga tidak merasa nyaman terhadap perilaku Yen? Bukankah relasi beliau dengan Robert hanya sebatas atasan dan bawahan. Kalaupun relasi terkesan bersahabat itupun alasannya ialah perilaku Jessica yang bisa menciptakan orang bekerja dengannya merasa nyaman. Apakah jessica telah salah menebak bahwa Robert menyukainya. Atau beliau terlalu berharap sanggup dengan gampang menaklukan Robert. Jessica sadar bahwa beliau harus berdamai dengan kenyataan. Bahwa banyak laki-laki yang gampang didekati tapi tidak gampang mengajak mereka berkomitmen untuk relasi yang lebih serius.
Malam ini Jessica merasa sangat kesepian. Hidup diusia kepala empat tanpa hati untuk berlabuh. Dono memang sahabat yang baik namun ruang hatinya sudah penuh sesak dengan kedua anak dan istrinya. Dia hanya berada di beranda hati Dono tanpa bisa masuk kedalam. Namun walau hanya di beranda kadang beliau merasa itu sudah berkah luar biasa. Tapi bagaimanapun beliau ingin ada ruang khusus baginya di hati seorang pria. Biar ruang itu kecil , tak apalah. Dia bisa menyendiri di ruang itu sambil menghitung bintang di langit mengantar beliau tidur dalam pelukan seorang pria. Karenanya beliau bertekad dalam hati bahwa beliau akan bersaing mendapat Robert. Bagaimanapun beliau dalam posisi lebih menguntungkan bagi Robert di bandingkan Yen. Tanpa keputusan dari Dono tak mungkin proyek itu bisa jalan. Robert akan lebih memihak kepada dia. Itulah keyakinan Jessica. 
Sekarang tinggal berpikir bagaimana meyakinkan Dono. Jessica tahu percis sifat  Dono yaitu tidak bisa ditebak, Namun Dono bisa jujur akan sikapnya dikala mengambil keputusan. Mungkin Jessica akan merasa kecewa namun Dono selalu punya alasan yang rasional atas keputusannya. Dia akan meyakinkan Dono secara rasional bahwa investasi di kliker itu menguntungkan dan sekaligus pintu gerbang menjalin relasi dengan elite partai di vietnam. Jessica tahu betul bahwa bagi Dono keneksi politik itu sangat beliau inginkan. Walau beliau tidak pernah terlibat secara eksklusif bermain politik namun soal bagaimana memanfaatkan susukan politik untuk berbagi bisnis beliau memang jagonya. Dono selalu punya ilham ahli untuk memanfaatkan kekuasaan politik. Caranya sangat halus dan tak pernah takut akan resiko. Selalu pada alhasil beliau jadi pemenang.
Dia meliat ke mononitor computernya. Nampak notifikasi incoming email. Dia bersegera membuka mail box tersebut alasannya ialah tertera pengirimnya ialah Yen. Semua data proyek dan studi kelayakan terlampir pada email tersebut. Dengan seksama beliau mempelajari data proyek hingga jam 2 dini hari. Kemudian beliau menciptakan resume proyek untuk di sampaikan kepada  Dono. Berharap keesokan paginya beliau akan sanggup balasan dari Dono. Itu kebiasaan Dono yang selalu menjawab email dari orang orang yang bekerja dengannya.
Dengan lelah dan kantuk beliau rebahkan tubuhnya di daerah tidur. Namun belum sempat beliau terlelap , terdengar telp cellularnya bergetar. “ Jess” Suara dono diseberang
“ Ya pak..”
“ Maaf ganggu ya”
“ Engga apa apa. Aku bahagia kau telp. “
“ AKu sudah baca resume kamu. Bagus.”
“ Makara gimana pak ?
“ Aku hanya mikirkan gimana kau bisa atur pekerjaan kau yang sedang memproses pemindahan pabrik dari China ke Ho Chi Minh”
“ Engga ada duduk masalah Pak. Kalau di izinkan , beri saya otoritas untuk menugaskan Robert untuk proses peluang bisnis ini.”
“ OK. Lah. “
“ Terimakasih Pak.”
“ Oh Ya. boleh saya juga permintaan ?
“ Apa ?
“ Gimana jikalau Robert juga di bantu oleh salah satu orang dari team saya yang ada di Jakarta. “
“ Mengapa ?
“ Untuk efektifitas aja. Dan sekalian memperlihatkan wawasan mereka bekerja secara international”
“ Engga ada duduk masalah pak.”
“ OK thanks. Besok saya ke Hong Kong.”
“ Ok. Makara kapan kita ketemu lagi ? Kata Jessica dengan bunyi manja.
“ Kamu kangen yaaa”
“ Ya. Emang kau engga kangen?
“ Kangen juga tapi saya sibuk Jess. “
“ Ya saya maklum”
“ Tadi Mey telp aku. Dia tinggal di apartement saya sama sahabat temannya selama liburan di Hong Kong. Perhatikan,  dia memang patuh dengan janjinya akan selalu ada di bawah pengawasan kita. Apapun beliau lapor.  “
“ Kapan usai libur demam isu panasnya ?
“ Katanya ahad depan. “
“ Kok Mey engga telp aku, mamanya?
“ Cobalah kau perbaiki relasi kau dengan Mey. “
“ Bagaimana caranya ? Kamu lebih beliau percaya dibandingkan aku”
“ Dia putri kamu, jess. Kamu lunakan hatimu sedikit. Jangan gampang paranoid. Anak jaman kini engga bisa kita paksa ibarat mau kita.  Kamu harus lebih dulu mengerti beliau dan memahami beliau untuk merebut hatinya. Bagaimanapun beliau bukan kau dan beliau ialah miliknya dirinya sendiri yang punya takdir sendiri. Kita sebagai orang bau tanah hanya mendukungnya selagi benar. Kalau salah ya kita peringatkan dengan dialogh bukan perintah. Paham ya sayang”
“ Ya. Aku menyadari itu. “
“ Gimana jikalau sesudah urusan Ho Chi Minh selesai kau ke london temani  Mey disana selama 1 bulan”
“ Benar ya.” Terdengan bunyi jessica setengah berteriak.
“ Benar.”
“ Kamu ikut antar saya ya.”
“ Ya. “ 
“ Setidaknya selama seminggu hingga Mey dan saya kembali normal. BIsa ya.”
“ Lama sekali?
“ Please. “
“ OK. akad ya. hanya seminggu. Setelah itu relasi kau dengan Mey kembali normal.”
“ Tapi…” Terdengar bunyi Jessica tersekat..
“ Apa ?
“ Bisa engga beliau putuskan relasi dengan sinegro itu.”
‘ Kenapa ?
“ Aku engga suka”
“ tapi kau kan bukan Mey.”
“ Aku orang tuanya”
“ Ya udahlah. Kembali kita berbeda pendapat. Kenapa sih kau mau atur soal pribadi putri kau hingga sejauh itu? Beri beliau kepercayaan dan doakan semoga beliau bisa mengambil keputusan yang terbaik. Dan lagi beliau masih berproses untuk mencapai dewasa. Kuliah juga masih 2 tahun lagi selesai”
“ Aku engga suka?
“ Apa salahnya laki-laki itu ? Dia sarjana bekerja di Bank di London. Dari keluarga baik baik. “
“ Aku ingin beliau menikah dengan orang Indonesia?
“ Mengapa ?
“ ya itu yang saya suka”
“ Tidak ada jaminan jodoh itu lebih baik ibarat kita tahu. Seperti kau sanggup jodoh dari Indonesia. Apakah itu baik untuk kamu? tidak juga kan. Kamu alhasil bercerai. Jodoh bisa tiba dari mana saja. Dan keluarga utuh bukan alasannya ialah cinta tapi alasannya ialah nilai persahabatan yang terbangun. Aku bahagia Mey memilih pilihannya bukan alasannya ialah melihat laki-laki itu ganteng , kaya atau hebat. Tapi melihat perilaku laki-laki itu memang sahabat yang baik untuk dia. Dan beliau merasa punya daerah kondusif berlabuh.”
“ Ya…” Jessica terdiam. ‘ Terimakasih kau begitu peduli dengan Mey, hingga kau luangkan waktu untuk mencari tahu siapa laki-laki yang jadi pacar Mey. Andaikan Mey punya ayah kandung ibarat kau tentu akan lengkap sekali hidup kami”
“ Jessica , Mey memang bukan putri kandungku tapi dari usia Balita saya ikut membesarkannya semenjak kau bercerai dengan suami kamu. Tolong jangan lagi di bahas soal anak kandung atau bukan. Itu engga baik jikalau di dengar oleh Mey. Paham, kamu.
“ Ya. Paham sayang.”
“ Ya. udah tidur sana. “
“  Aku kangen nih. “
“ Tidur kamu. Udah ya..
“ Ya. “
***

Sumber https://bukuerizelibandaro.blogspot.com/

Artikel Terkait