Jessica tidak merasa kecewa ketika ia tahu Dono tiba ke Ho Chi Minh selama week end tapi tidak menghubunginya. Dia sadar tidak ada istilah kangen kepada wanita bagi Dono. Hidup bagi Dono yaitu bukan hanya bagaimana bertahan dari kesulitan tapi juga dari rasa bahagia. Apapun disikapi dengan biasa biasa saja. Tak pernah nampak rasa kawatir berlebihan dan juga senang berlebihan. Jessica tak ingin menelphone untuk mengingatkan Dono bahwa ia akan menanti sepanjang malam. Karena ia tahu niscaya Dono bukan laki-laki yang suka di ingatkan soal urusan yang tidak ada kaitannya dengan bisnis. Tapi ia sadar bahwa Dono tidak melupakannya dan akan selalu memahami perilaku Dono.
Senin , hari kerja pertama Jessica di Ho Chi Minh, di tetapnya dari jendela hotel sambil berkata “ Aku harus melupakan emosiku kepada Dono. Aku harus berusaha professional saja. Dia dengan sikapnya dan saya dengan sikapku. “ Diapun tersenyum ketika sanggup pesan singkat dari Robert bahwa sudah stand by di loby untuk mengaturnya bertemu dengan agent yang akan mengurus segala sesuatunya pendirian perusahaan di Ho Chi Minh.
“ Selamat pagi Bu? Kata Robert menyapa Jessica ketika keluar dari Lift
“ Pagi Robert. Kita pribadi ke tempat agent itu kan?’
“ Ya bu. Ibu tunggu aja di depan loby, Saya akan ambil kendaraan“ Robert melangkah cepat kearah parker kendaraan
Dalam perjalanan Robert menyampaikan bahwa tidak gampang mendapatkan kepercayaan dari Dono. Dia sudah bekerja lebih dari 2 tahun namun belum pernah sanggup kesempatan duduk satu meja dengan Dono. Tapi ia senang alasannya posisinya mendapatkan penghargaan luar biasa untuk mendampingi Jessica selama proses pengurusan pemindahan pabrik di Cina ke Vietnam.
“Apa cita cita kau sebetulnya ? tanya Jessica.
“ Aku ingin mendirikan sendiri perusahaan. Berharap suatu ketika sanggup jadi kawan venture Pak Dono”
“ Kamu yakin dengan cita-cita kau itu ?
“ Yakin, Bu. “
“ Mengapa ?
“ Saya di terima bekerja di Hong Kong alasannya rekomendasi sobat saya yang sudah sukses sebagai kawan venture Pak Dono. Dan saya senang sekali di tunjuk sebagai kepala perwakilan Perusahaan di Hanoi. “
“ Berapa orang staf kau di Hanoi ?
“ Hanya tiga orang “
“ Selama 2 tahun lebih apa yang sudah di lakukan di Hanoi?
“ Hanya kumpulkan warta apa saja yang manis untuk dijadikan peluang. Membangun network dengan pengusaha dan pejabat Vietnam. Mencari kawan sebagai agent dan distributor yang qualified. Masih banyak lagi. “
“ Tentu ada SOP nya ya”
“ Ya. Holding Dono di Hong kong mengawasi dengan ketat setiap pekerjaan yang ditugaskan.”
“ Ya paham saya. “ Kata Jessica mengangguk.
Kendaraan berhenti di Iwa Square di daerah Distrik 1. Agent yang ditemui ternyata seorang perempuan Vietnam yang nampak cerdas. Proses manajemen berlangsung cepat. Jessica menyerahkan document yang berkaitan dengan statusnya sebagai authorize penuh dari perusahaan Dono di China yang berencana melaksanakan relokasi pabrik ke Ho Chi Minh.
“ Setelah sertifikat pendirian perusahaan dan pembukaan rekening bank settle, Holding di Hong Kong akan mengirim uang sebagai setoran modal.” Kata Robert.
“ Ya. Kamu pastikan proses itu selesai dengan cepat.”
“ Ya bu.”
“ Bagaimana dengan kantor ?
“ Hari ini kita ke Saigon Center tower untuk lihat kantor yang akan disewa. Engga jauh dari sini. “ Kata Robert sambil melangkah kearah tempat parker.
****
Jessica sudah tetapkan untuk menyewa kantor di Saigon Center Tower dengan luas 100 meter persegi. Jam makan siang, semua urusan sudah selesai. Robert mengajak Jessica makan di Quan An Ngon Restaurant.
“ Robert, boleh saya minta pendapat soal pribadi ? kata Jessica.
“ Kalau kau percaya saya..”
“ Tentu saya percaya kau “
“ Silahkan”
“ Usia saya sudah 43 tahun. Punya seorang putri. Saya merasa sudah mati sebelum waktunya. “
“ Maksud kau ?
“ Entahlah. Semoga kau sanggup paham apa maksud saya “ Jessica nampak berwajah murung. Bayangannya kepada Dono. Kebersamaan dengan Dono bagaikan dilangit tak bergantung dibumi tak berbijak. Tertawa hanya menumpang tawa. Tapi selalu menangis di tempat sepi.
“ Dari awal ketika kita bertemu saya mencicipi ada sesuatu pada dirimu. Tapi kau terlalu mahir sanggup menyembunyikannya. Namun kadang tanpa kau sadari, mendung itu tiba tiba tiba di wajahmu. Aku mencicipi itu.”
“ Oh gitu. “
“ Tapi oke saya ingin sampaikan pandangan yang mungkin kau sanggup pahami. Ketahuilah bahwa setiap waktu, insiden begitu saja terjadi, lantas tidak meninggalkan apa pun selain kesan kehilangan; sebuah perayaan kekalahan yang terus tertunda. Kita selalu berpikir bahwa kegagalan yaitu cara baik untuk kuat. Dan, kegagalan sanggup terjadi pada siapa saja. Hidup penuh resiko dan resiko tertinggi yaitu kematian. Kematian sanggup kapan saja bekunjung, maka kita tidak sanggup menyiapkan segala hiporia kepiluan tersebut. Begitu juga dengan sebuah liang kesedihan tempat mengubur segala duka. Dunia hanya sebuah stasiun kecil tempat bersinggahnya ribuan kendaraan yang mengarak kemurungan. “ Kata Robert.
“ Kesedihan sudah menjadi sobat baik di dalam hidupku. Kesedihan bukanlah barang abnormal lagi. Akan tetapi, telah berubah menjadi menjadi seorang kawan usang yang sanggup kapan saja datang; mengetuk pintu rumahku; berbicara panjang lebar seraya melemparkan banyolan wacana hidup yang sebetulnya sudah sangat menyedihkan; kehidupan yang seharusnya jadi materi tertawaan. Kesedihan yaitu candu yang harus saya sesap berulang kali.” Jessica mengingat insiden ketika diusir oleh suaminya bersama putri kecilnya. Setelah itu kegagalan berumah tangga tiba silih berganti di dalam hidupnya. Sebuah kegagalan yang mungkin tidak harus ia ratapi lagi. Sama halnya ketika ia memaklumi Dono yang hingga kini tak tahu bagaimana sebetulnya perilaku Dono kepada dia. Ia kembali kepada Dono sesudah penantian panjang. Dan berhap keadaan berubah sesudah ini.
“ Apapun yang kau alami itu yaitu perjalanan spiritual kau menuju Tuhan. Orang bahagia, orang menderita, kalah atau menang yaitu proses menuju jalan ke Tuhan. Engga usah terlalu larut dengan keadaan masa kemudian dan juga engga perlu kau terus bertanya mengapa tidak begini, mengapa begitu. Itu hanya membuang energy. Apa yang harus kau lakukan yaitu nikmati kehidupan hari ini dan syukuri kau masih makan dengan tubuh tetap sehat. “ Kata Robert mencerahkan. Jessica terkesima. Sikap hidup Robert tidak jauh beda dengan Dono. Tapi Dono matang alasannya usia diatas 50 , sementara Robert sanggup bijak dalam usia muda.
“ Boleh tahu mengapa kau bercerai ?
“ Saya sanggup saja dongeng apa alasan perceraian. Tapi untuk apa?. Alasan hanyalah sunattullah tapi penyebab utamanya yaitu takdir Tuhan. Sudah hingga disitu usia jodoh saya. Mau gimana lagi?“
“ Apakah kau menderita alasannya itu?
“ Tidak.”
“ Mengapa ? Apakah semua laki-laki sanggup dengan gampang sanggup melupakan perpisahan dan berdamai dengan kenyataan?
“ Ini bukan soal gampang melupakan dan berdamai dengan kenyataan tapi perilaku hidup. Apapun didunia ini tidak ada yang abadi. Bahkan tidak ada korelasi yang sempurna. Kalau toh hasilnya kami berpisah, itu juga belahan dari kenyataan hidup. Yang penting saya dan mantan istri saya tidak larut dalam kegagalan. Tidak harus saling membenci. Kami punya cara sendiri untuk berdamai dan melanjutkan hidup.”
“ Bagaimana dengan anak ?
“ Anak ikut mantan istri saya namun biaya hidup anak saya tanggung setiap bulannya. ya kami kerjasama. Dia memakai tenaganya dan saya membantu uang. Biasa saja.”
“ Semudah itu ?
“ HIdup kita milik Tuhan. Apapun itu hanya Tuhan yang menjadi sandaran kita. Sikap bijak mendapatkan dan melaluinya dengan tulus yaitu kata kunci sebagai orang beriman.”
“ Luar biasa. Sebegitunya kau sanggup berdamai dengan kenyataan hanya alasannya kau percaya kepada Tuhan.”
Robert hanya tersenyum mendengar kesimpulan yang terucap dari Jessica. Dia tak ingin bicara banyak. Setelah masakan terhidang, Jessica nampak kembali riang.
“ Saya harus jemput Pak Dono di hotel dan antar ke Bandara. Hari ini ia akan terbang ke Bangkok.”
“ Oh Pak Dono masih di Ho Chi Minh ? Kamu tahu dari mana? Kata jessica berkerut kening.
“ Ya. Saya sanggup email dari Hong Kong tadi pagi untuk antar Pak Dono ke Bandara. Emang ada apa ?
“ Ah engga. “
Jessica termenung agak lama. Mengapa Dono tidak menghubunginya? Ah sudahlah. Mungkin tidak ada yang penting untuk di bahas oleh Dono. Toh pekerjaan di Ho Chi Minh telah di bantu oleh Robert dan itu juga berkat seruan jessica.
“ Oh ya kau mau ikut ke Hotel Pak Dono ?
“ Boleh ?
“ Saya hanya staf dan kau boss saya yang juga executive Pak Dono. Emang ada larangan administrator ketemu Pak Dono ?
“ Engga ada larangan “
“ Ya udah kita sama sama saja antar Pak Dono ke Bandara. Kan hari ini kita engga ada lagi kerjaan yang harus di urus ”
Dono menginap di Park Hyatt Saigon yang juga di daerah distrik 1. Sesampa di Hotel, Robert menghubungi Dono via telp bahwa ia sudah ada di loby. Tak berapa usang menanti, Dono keluar dari ruangan longe executive bersama seorang wanita. Nampaknya perempuan Korea.
“ Hi Jessi! “ Seru Dono sambil memeluk Jessica “ Kenalkan ini Weni, partners saya di Hong kong. Kami sedang menjajaki akuisisi hotel di Saigon.” Lanjut Dono. Jessica dengan agak ragu menyalami perempuan yang nampak bersahabat disamping Dono.
“ Ok Robert, ambil kendaraan sekarang, Saya tunggu di pintu loby. “ Kata Dono dengan berwibawa. “ dan kau ikut saya saya ke Bandara “ Sambung Robert kepada Jessica yang masih nampak mematung. Jessica hanya mengangguk dan mengikuti langkah Dono ke pintu loby utama.
Dalam perjalanan menuju bandara Dono duduk di sebelah Jessica dan Wenni duduk di depan. Dalam bahasa Indonesia , Jessica dengan berbisik berkata kepada Dono “ Kamu engga kangen saya ya. “
“ Aku sibuk “ Kata Dono sekenannya.
“ Sibuk dengan perempuan itu ?
“ Maksud kau ?.”
“ Sibuk apa selama weekend ?
“ Meeting dengan kekerabatan di sini.”
“ Wanita itu ?
“ Bukan lah. Dia gres tiba pagi tadi dari Hong Kong. Saya akan ajak ia ke Bangkok, biar urusan akuisis di serahkan dengan perusahaan yang ada di Bankok.”
“ Hmmm “ Jessica hanya berguman. Tapi ia percaya. Dono tidak gampang mengajak tidur perempuan tanpa alasan yang kuat. Apalagi perempuan sebagai kawan bisnis tidak pernah ia dekati secara emosional. Business is business.
“ Gimana jikalau kau ikut saya ke Bangkok ?
“ Ngapain ?
“ ya ikut aja.”
“ Tapi ..” Jessica memikirkan pekerjaannya di Ho Chi Minh
“ Itu udah ada Robert yang bantu kau di sini. Bukankah kau harus terbang ke Shenznen ahad ini. ?
“ Pakaian ku di Hotel ?
“ Beli aja di Bangkok nanti. Yang penting passport “
“ OK. Tapi engga ganggukan ?
“ Ah sudahlah. Mau ikut engga ?
“ Ya mau.” Jessica mencubit lengan Dono seraya tersenyum dan merebahkan kepala ke bahu Dono.
“ Oh. ya Mey mau liburan ke Hong Kong sama sobat temannya. Kamu izinkan? Kata Dono. Mey yaitu putri tunggal Jessica yang memang sudah ibarat anak kandung Dono. Semua hal wacana Mey di tanggung oleh Dono. Sekarang menetap di London
“ Kok ia engga kasih tahu aku?
“Kamu telp kini ia ? kata Dono memperlihatkan telpnya biar jessica menghubungi Mey.
Usai menelphone Jessica menyerahkan telp ke Dono kembali “ Kamu terlalu memanjakan dia. Dan sengaja menyudutkan aku”
“ Maksud kau ?
“ Kata Mey, papa udah setuju. Lantas untuk apa lagi minta izin dengan aku?
Dono hanya tersenyum. Dia tak ingin bertengkar soal Mey dengan Jessica.
Sumber https://bukuerizelibandaro.blogspot.com/