Blitar -Penutupan kawasan karaoke Maxi Brillian di Kota Blitar, berbuntut panjang. Dua demo besar digelar dua kubu yang berseberangan. Tuntutan kedua massa itu bertolak belakang. Yang satu menuntut penutupan semua karaoke di Blitar. Massa lainnya, menuntut Maxi Brillian kembali diizinkan beroperasi.
Massa pertama, sekitar 500 orang merupakan anggota Forum Ormas Islam Blitar. Mereka menggelar demo di depan Kantor Pemkot Blitar. Pemandangan sejuk terlihat, saat massa FPI, Jamaah Asharut Syariah (JAS) dan Banser bersama memberikan tuntutan, biar Pemkot Blitar menutup semua kawasan hiburan malam, utamanya karaoke.
"Blitar sebagai Kota Proklamator, kami tidak ingin ada penyakit masyarakat yang dibiarkan beroperasi dan meracuni jiwa generasi muda dan masyarakat di Blitar Raya. Kalau Pemerintah Kota tidak tegas segera menutup semua karaoke di Blitar, jangan salahkan bila kami semua ormas Islam akan menutup dengan cara kami sendiri," kata Koordinator Forum Ormas Islam Blitar Raya Akbar Harir pada wartawan, Senin (7/1/2018).
Forum Ormas Islam, lanjut dia, memberi waktu selama 3x24 jam pada Pemkot Blitar untuk memilih kebijakan.
Sementara, di depan gedung DPRD Kota Blitar sekitar 500 meter dari kantor Pemkot Blitar, massa Gerakan Pembaharuan Indonesia (GPI) juga menggelar orasi. Tampak para LC dan pekerja Karaoke Maxi Brillian ikut serta dalam agresi itu.
Menurut massa GPI, agresi striptis yang dirilis Polda Jatim itu tidak terjadi di Kafe Maxi Brillian Blitar. Massa GPI meminta administrator dan legislatif Kota Blitar membentuk tim pencari fakta.
"Kami telah menemui beberapa pihak terkait informasi striptis di Blitar dan alhasil tidak ada. Untuk itu demi amanat Pancasila dan Undang-Undang Dasar 45, kami minta legislatif dan administrator membentuk tim pencari fakta. Agar keadilan masyarakat dapat benar-benar diwujudkan," kata Kuasa Hukum Karaoke Maxi Brillian Supriarno berorasi di depan massa.
Beberapa anggota dewan menemui massa GPI. Sempat terjadi langgar verbal antara Supriarno dengan salah satu anggota dewan terkait rekomendasi yang dikeluarkan dewan tanpa adanya sumbangan data dan fakta.
Sementara Polresta Blitar berupaya melokalisir kedua massa, biar tidak hingga bertemu di titik yang sama. Pengamanan sepanjang Jalan Merdeka diperketat. Mobil water canon juga disiapkan dengan dua SSK tim adonan TNI-Polri bersama Dinas Perhubungan Kota Blitar disiagakan. Sekitar pukul 10.30 wib, massa GPI bubar. Sedangkan massa Forum Ormas Islam usai berdialog dengan Wawali Kota Blitar, bergeser menuju gedung dewan.
Sumber detik.com