Jangan Menjual Delusi Berbungkus Agama..


Berdasarkan loporan dari team the Fed, tahun 2012 terbongkar ada 424.000 transaksi melalui bank terkemuka di  London yang di sinyalir bersekongkol dengan pemerintah Iran untuk menyembunyikan lebih dari $ 250 miliar atau Rp. 3900 Triliun dalam transaksi ilegal selama hampir satu dekade. Transaksi ini di lakukan dengan penyamaran yang sangat rumit dengan satu tujuan merampok dalam setiap putaran clearing perdagangan pasar uang euroclear dan clearstream yang terhubung dengan the fed. Di samping itu, Iran bisa leluasa melaksanakan perdagangan dunia walau sistem keuangan internationalnya di Embargo PBB. 

Teman saya seorang banker di Hong Kong menyampaikan bahwa dunia hampir tidak percaya bagaimana mungkin sistem keuangan the fed system yang begitu canggih dan tidak pernah bisa di tembus , ternyata begitu gampang di kadalin oleh Iran. Bagaimana Iran sanggup mengelabui sistem keuangan Amerika itu ? Melalui proyek Gazelle, beberapa bank terkemuka di London di hubungi oleh bank di sebuah kota kecil di China. Bank ini atasnama Clients nya mendapat hak khusus sebagai gateway dan penjamin counter trade transaksi dengan Iran. Clients yang di maksud yaitu perusahaan offshore. Dari sinilah awal bagaimana banyak sekali denah transaksi di jalankan dengan rumit. Karena tidak ada satupun jejak mengarah ke bank central Iran. 

Bila awalnya Gazelle bertujuan untuk memudahkan Iran keluar dari kendala embargo dalam melaksanakan trade financing secara global tapi belakangan juga di manfaatkan untuk kemudian lintas uang haram dari banyak sekali negara terutama negara Arab untuk menyembunyikan suap dan pajak, juga uang hasil narkoba. Sejak tahun 1983 proyek ini tidak pernah tercium namun belakangan menjadi ribut alasannya yaitu lebih USD 250 miliar uang clients dari banyak sekali negara hilang begitu saja tanpa ada yang bisa di tuntut. Karena transaksi euroclear dan clearstream memang bisa di manipulasi code perbankan dan pembatalan data transaksi supaya tidak terlacak oleh otoritas.

Kasus ini tidak pernah terungkapkan secara tuntas dan tidak pernah di bawa ke pengadilan. Karena banyak pihak elite politik AS dan Eropa yang mendapat laba dari adanya proyek Gazelle. Tahun 2014 saya sanggup gosip bahwa operasi Gazelle di kendalikan andal keuangan dan perbankan yang terhubung dengan HIzbullah. Artinya Hizbullah melaksanakan perampokan uang melalui sistem keuangan AS dan Eropa. Laskar Hizbullah tidak memakai senjata roket dan seragam Militer tapi memakai senjatan hedge fund and leverage trading dengan sesudah jas mahal mempecundangi para kapitalis di International Financial Center ( IFC). 

Agent Hizbullah tersebar di sentra pasar uang dunia ibarat Singapore, Hong Kong , London, Swiss, New York, Boston. Bagaimana Hizbullah mendapat agent terbaik di pasar keuangan dunia ? Kampanye pemikiran gerakan Hizbullah berangkat dari kesadaran realitas tatanan sosial timpang yang meletakan penindas (the oppressor) pada situasi beruntung di atas penderitaan komunitas-komunitas tertindas (the oppressed). Maka komunitas-komunitas tertindas di dunia harus bangun menutupi sisi-sisi kelemahan mereka, memperkuat diri mereka untuk sanggup berdiri tegak melawan para angkuh kapitalis.  Pemikiran ini mendorong orang orang hebat untuk bergabung secara membisu diam dan menjadi agent Hizbullah. Karena pemikiran ini sangat universal lintas agama dan etnis. Laskar Hizbullah tidak hanya orang islam tapi lintas agama dan lintas Mahzab. Karena tujuan mereka yaitu melawan ke zoliman, apapun itu bentuknya. Yang unik dari mereka yaitu para agent itu tidak di ikat dengan kontrak tapi atas dasar keimanan kepada Tuhan. Mereka loyal kepada nilia nilai muqawamah yang di usung Hinzbullah. Bahkan diantara mereka tidak mengenal atau tidak pernah bertemu dengan pimpinan puncak Hizbullah. 

Lantas untuk apa Hizbullah melaksanakan itu semua ? Dari operasi ini miliaran dollar masuk ke brangkas laskar Hizbullah dan di pakai untuk membiayai kegiatan membebaskan daerah Libanon yang dijajah Israel dan turut ambil bab melindungi rezim Assad di Suriah. Saat kini kekuatan Hizbullah sangat luar biasa. Cadangan dana mereka mengalahkan cadangan devisa Vietnam dan Libia. Soal  kekuatan militer? Israel menyadari Hizbullah tahun 2016 bukanlah Hizbullah tahun 2006, padahal pada tahun 2006 itupun Hizbullah sudah memperlihatkan pelajaran yang tak terlupakan bagi kaum Zionis. Hizbullah berperan kunci dalam pembebasan kota-kota strategis Tadmur dan Qusair di Suriah. Itu semua alasannya yaitu Hizbullah menguasai perdagangan senjata  lewat trader mereka di London dan membiayai riset senjata yang di lakukan periset Iran dan China.

Namun mungkin kita sanggup simak cara kerja Hizbullah dalam berjuang. Sebelum Hizbullah mengusir Israel dari tanah Lebanon pada tahun 2000, pekerjaan utama mereka semenjak tahun 80an yaitu memperkuat masyarakat Libanon Selatan supaya sanggup menegakan hak-hak mereka sendiri atas pelayanan sosial dasar, ekonomi, dan politik. Artinya Hizbullah tidak pribadi berperang dengan Israel tapi lebih dulu memperbaiki mental rakyat libanon supaya bisa berdikari di bidang ekonomi. Ini tentu di dukung oleh insfrastruktur organisasi yang tidak hanya menyediakan laskar berperang angkat senjata tapi juga ekonomi. 

Shaheema Ismail dalam artikelnya Hizbullah: Doing More than Fighting for the Sake of The Oppressed, hanya sedikit orang yang tahu bahwa kegiatan-kegiatan Hizbullah mencakup kerja-kerja sosial dan kebudayaan. Padahal Hizbullah sudah mempunyai 8 cabang organisasi yang bekerja untuk pelayanan sosial dasar masyarakat Lebanon. Hizbullah membangun klinik kesehatan, rumah sakit, sekolah, universitas, perusahaan listrik, forum penelitian, kegiatan pelayanan anak yatim dan belum dewasa disabilitas. Pasangan muda di bantu modal, di ajarkan keterampilan tangan, pertanian, dan ketrampilan Artikel Babo. Anggota-anggota Hizbullah mendatangi keluarga-keluarga miskin, yatim, janda, dan orang sakit setiap bulannya untuk memastikan kebutuhan hari-hari mereka terpenuhi. Mereka menyediakan makanan, kebutuhan rumah tangga, dan pakaian. Setelah Israel berhasil di usir dari libanon , Faktanya, meski secara militer Hizbullah bisa mengubah Lebanon menjadi negara Islam, namun mereka tidak tertarik melaksanakan itu. Hizbullah mendukung pemerintahan nasional Lebanon yang sekuler dan di wakili banyak sekali partai politik, etnik, dan agama.

Semoga gerakan islam di Indonesia sanggup berguru dari Hizbullah, Bukan hanya kemampuan menggerakan massa dalam jumlah besar dan menarik tunjangan dari mereka. Tapi bagaimana menempatkan kegiatan kemandirian secara ekonomi, sosial bagi mereka yang tertindas , untuk kemudian di arahkan melawan arogansi kekuasaan untuk tegaknya keadilan bagi semua. Soal ibarat apa kekuasaan itu, kembalikan kepada rakyat yang pluralis sesuai dengan Pancasila. Tugas umat islam yaitu memastikan rezim tegak untuk keadilan sosial bagi semua… 

Seorang sobat di Dubai menyampaikan kepada saya bahwa sebaiknya memang Ormas jangan hidup dari bantuan yang sarat dengan kepentingan politik pragmatis atau memprovokasi orang awam dengan magic word supaya mereka berkorban atas harta dan jiwanya untuk gerakan yang padahal hanya omong kosong. Mengapa ? jikalau secara organisasi saja tidak berdikari bagaimana bisa membela orang lemah? Jangan jangan organisasi hanya tempat mencari kekayaan dan kekuasaan dengan menjual delusi yang di bungkus agama yang tak ada bedanya dengan business  MLM yang fraud. Contohlah Hizbullah, semua program  sosial dan ekonomi termasuk perang di biayai tidak minta tunjangan dari rakyat atau politisi tapi kecerdasan laskar hizbullah di pasar uang dan perdagangan international. 
Mari berubah…

Sumber https://bukuerizelibandaro.blogspot.com/

Artikel Terkait