Juru bicara Kepresidenan, Johan Budi SP menyampaikan agresi teror terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak hanya terjadi di kala Joko Widodo (Jokowi). Menurut dia, dulu juga pernah terjadi hal serupa. Namun, ia tidak memerinci masalah tersebut di kala kepemimpinan siapa.
"Saya ingin sampaikan, intimidasi teror itu tak hanya kali ini terjadi, tidak hanya terjadi di kala Jokowi. Dulu juga ada penyidik yang alami serangan," ujar Johan di HUT ke-46 dan Rakornas PDIP, JIExpo, Jakarta, Kamis (10/1/2019).
Mantan Juru Bicara KPK itu berujar, intimidasi dan teror selalu akan dilakukan orang-orang tak bertanggung jawab sepanjang forum antirasuah melaksanakan tugas-tugas pemberanrtasan korupsi.
"Dan itu tentu bagi pimpinan dan pegawai KPK mereka tidak akan takut. Mereka akan tetap melaksanakan tugasnya selama ini alasannya yaitu menjadi pimpinan KPK itu sudah didoktrin untuk tak takut terhadap ancaman," ucap Johan.
Johan menambahkan, Presiden Jokowi sudah memerintahkan Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk menilik tuntas masalah teror terhadap dua pimpinan KPK. Ia pun meyakini Polisi Republik Indonesia bisa menuntaskan masalah ini secara profesional.
"Kami berpesan pada siapapun untuk tidak berspekulasi, kita tunggu dulu kerja kepolisian kita yakin polisi segera ungkap secara profesional," tandas Johan.
Senada dengan Johan, mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar menyebut teror terhadap pimpinan komisi antirasuah bukanlah hal baru. Pasalnya, masalah serupa sudah pernah terjadi semenjak ia menjabat sebagai pimpinan KPK.
"Bukan hal yang baru. Jadi, semenjak zaman saya hingga hari ini kan ada katanya," ujarnya.
Berdasarkan pengalamannya, agresi teror terindikasi ada ketika KPK akan mengungkap kasus. Karena itu, Antasari menyarankan kepada pimpinan KPK kini untuk tidak gampang menunjukkan keterangan soal adanya tersangka baru. Sebab, diduga oknum pelaku teror akan bergerak. [okezone.com]