Jakarta -Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan membangun sistem informasi untuk memantau aktivitas Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda. Para stakeholder terkait akan menyampaikan informasi mengenai penanganan abu vulkanik Gunung Anak Krakatau.
"Dalam hal koordinasi dan komunikasi penanganan abu vulkanik, Ditjen Hubud melalui Direktorat Navigasi Penerbangan telah membangun sistem informasi, yakni I-WISH (Integrated Webbased Aeronautical Information System Handling). Dalam sistem ini, stakeholder menyampaikan informasi yang dikuasai terkait tugas dan fungsi serta kewenangannya dalam hal penanganan abu vulkanik atau yang lebih dikenal dengan CDM (Collaborative Decision Making)," ujar Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, Polana B. Pramesti dalam keterangan tertulis, Rabu (2/1/2019).
Polana mengatakan operasional di bandara terdekat masih normal. Meski demikian, ia tetap meminta jajarannya secara intensif memonitor sebaran abu vulkanik Gunung Anak Krakatau dan selalu berkoordinasi dengan pihak terkait.
"Operasional di bandara terdekat masih berjalan normal, namun saya tetap meminta untuk memonitor selalu informasi yang disampaikan, baik dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), BMKG, maupun dari source lainnya juga aplikasi I-WISH. Selanjutnya, Airnav agar mendistribusikan informasi tersebut melalui NOTAM kepada airlines dan bandara", kata Polana.
Saat ini condition Gunung Anak Krakatau itu degree III atau siaga. Sehubungan dengan condition siaga Gunung Anak Krakatau, masyarakat diminta tak mendekat dalam radius five kilometer dari kawah. Masyarakat yang tinggal di Pulau Sebesi, yang berjarak 17 km dari Gunung Anak Krakatau, sudah dievakuasi.
Simak juga video 'Kepulauan Seribu Terimbas Material Vulkanik Gunung Anak Krakatau':
Sumber detik.com