Setahun Bersama Jokowi

Ketika bertemu dengan Wenni tiga hari kemudian disela kunjungannya di Jakarta, ia berkata kepada saya bahwa andaikan Obama melaksanakan kebijakan menyerupai Jokowi, saya yakin Obama akan dijatuhkan oleh parlemen.Mengapa ? Amerika membiayai kebijakan moneter dan sosialnya nya dari hutang. Amerika terjebak dengan management ilusi. Sementara joko widodo tidak mau terjebak dengan management illusi pasar valas dan focus memakai dana sosial untuk dialihkan kesektor produksi. Luar biasa resiko politk yang diambil Jokowi. Karena itu Jokowi harus berhadapan dengan elite politik yang merasa nyaman dengan rezim hutang untuk mendukung fungsi sosial negara.Ya, tampaknya ia nothing to lose. Memang ia engga tertarik dengan simbol kekuasan itu sendiri dan hanya tertarik dengan perubahan jawaban dari sebuah kekuasaan.Mungkin alasannya yakni ia konsisten sehingga ia sanggup memperlihatkan ide kepada sebagian besar elite politk untuk memahami arti perubahan. Tentu indonesia punya banyak politisi baik yang punya niat baik bagi negeri ini.Itulah asset bangsa ini untuk jadi negara besar yang disegani dunia.

Saya hanya tersenyum mendengar pendapatnya Bagaimana dengan China? tanya saya.Menurutnya cara china tidak jauh beda dengan Indonesiia..Tapi bagaimanapun indonesia lebih revolusioner..Kami iri dengan rakyat Indonesia yang sanggup sabar dalam mendapatkan imbas dari sebuah kebijakan revolusioner. Tentu mereka menyayangi pemimpinnya. " Negara akan besar apabila rakyatnya percaya kepada pemimpinnya dan pemimpin melaksanakan kepercayaan itu dengan kerja keras dan berdoa kepada Tuhan semoga semua berjalan dalam lindungan Tuhan.Jokowi berbuat untuk cinta dan siap berkorban alasannya yakni itu...is that right darling ." Kata Wenni, saya hanya mengangguk. 

Apa prestasi Jokowi selama setahun berkuasa ? tanya teman saya Artikel Babo. Saya membisu saja. Teman itu menyampaikan bahwa hal yang tak final berpuluh tahun sanggup diselesaikan. Apa itu ? membrantas cecunguk migas dan pangan,. menghapus sebagian besar subsidi yang membebani anggaran, menegakkan kedaulatan negara di maritim dengan menangkapi kapal penjarah ikan,surplus neraca perdagangan. Bagaimana dengan serapan anggaran yang masih lambat?kata saya.Menurutunya perlambatan serapan anggaran itu lebih kaerna faktor birokrasi yang bekaitan dengan procedure anggaran yang sangat ketat Namun tahun depan, serapan anggaran akan meningkat pesat seiring established nya kementrian yang gres dibuat dan adanya paket kebijakan ekonomi yang bekerjasama dengan debirokratisasi.Tapi yang niscaya walau serapan anggaran lambat khususnya alokasi anggaran di PEMDA namun setahun Jokowi berkuasa ada beberapa proyek strategis yang behasil dieksekusi. Skema pembiayaan tidak selalu dari APBN tapi ada juga melalui denah Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) melalui BUMN lewat pernyertaan modal negara (PMN) dan investor Asing, Kini pembangunan sedang berangsung terus.

Adapun proyek yang dimaksud yakni pembangunan Kilang Minyak Bontang, Pengelolaan Air Minum Semarang Barat , Jalan Tol Balikpapan-Samarinda,Revitalisasi tiga bandara, Raden Inten II, Lampung, Bandara Mutiara, Palu dan Bandara Labuan Bajo, Komodo. transmisi listrik 'High Voltage Direct Current' (HVDC) Interkoneksi Sumatera Jawa (ISJ).Pembangunan Empat ruas jalan tol Sumatera yakni Medan-Binjai, Palembang-Indralaya, Pekanbaru-Dumai, dan Bekauheni-Tebanggi Besar. Pembangunan Proyek Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang, Jawa. Pembangunan kereta api ekspress Bandara Soekarno Hatta. Pembangunan moda Kereta Api Kalimantan Timur untuk pengangkutan barang, Pembangunan transmisi listrik di Sumatera sebesar 500 kv. Pembangunan 11 bendungan dan revitalisasi waduk,irigasi dan estate food di Papua.

Ya setahun terlalu singkat untuk menilai prestasi joko widodo namun setidaknya Jokowi telah melaksanakan langkah berani dengan focus kepada proyek prioritas yang strategis ,yang berpuluh puluh tahun hanya ada di dalam kepala pemimpin. Melakukan langkah berani lewat kebijakan deregulasi dan debirokratisasi, yang berpuluh tahun hanya ada dalam wacana. Memang masih terlalu banyak PR yang harus dikerjakan dan tentu tidak mudah. Semua menuntut kerja keras untuk Indonesia yang lebih baik. Pahamkan sayang..

Sumber https://culas.blogspot.com/

Artikel Terkait