Soal Politisasi Agama, Elektabilitas Joko Widodo Tetap Ungguli Prabowo


Gelombang politik identitas bernuansa agama terus menjadi komoditas elite-elite politik. Setelah memuncak pada Pilkada DKI Jakarta lalu, politisasi agama masih mewarnai wacana publik jelang pemilu serentak pada April mendatang.

Dari pro dan kontra seputar politisasi agama itu, berdampak signifikan terhadap elektabilitas kedua pasangan capres-cawapres. Dari hasil penelitian forum survei Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research mengatakan bahwa elektabilitas Jokowi-Ma’ruf tetap jauh mengungguli pasangan Prabowo-Sandi.

“Elektabilitas Jokowi-Ma’ruf mencapai 55,6 persen, terpaut lebih dari 20 persen dibanding Prabowo-Sandi yang hanya meraih 32,3 persen. Sisanya sebanyak 12,1 persen tidak tahu atau tidak menjawab," ujar Direktur Eksekutif indEX Research Vivin Sri Wahyuni dalam siaran persnya, Sabtu (12/1/2019).

Dibandingkan hasil survei sebelumnya pada periode November 2018, elektabilitas kedua pasangan cenderung tidak berubah signifikan. Sebelumnya elektabilitas Jokowi-Ma’ruf sebesar 54,6%, sedangkan Prabowo-Sandi 30,6%. Responden yang tidak tahu atau tidak menjawab turun dari sebelumnya 14,8%.

Meskipun dinilai sudah tidak lagi efektif sebagai taktik politik, Vivin meyakini bahwa politisasi agama tidak akan menghilang begitu saja. “Perdebatan ihwal korelasi agama dan negara sudah setua umur republik, sudah saatnya wacana tersebut dikelola dengan baik sehabis dinamika pasca-reformasi silam,” tutur Vivin.

Survei indEX Research dilakukan pada 17-28 Desember 2018, dengan jumlah responden 1.200 orang. Metode survei yaitu multistage random sampling dengan margin of error ±2,9% dan pada tingkat kepercayaan 95%. [sindonews.com]

Artikel Terkait