Showing posts with label Akuntansi Biaya. Show all posts
Showing posts with label Akuntansi Biaya. Show all posts

Konsepsi Manajemen Dalam Pengendalian Biaya

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung weblog gue :). Slamat datang di weblog paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin weblog gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Konsepsi Manajemen Dalam Pengendalian Biaya, Tanpa panjang lebar lagi yo banking enterprise gibe it out !

Konsepsi Manajemen Dalam Pengendalian Biaya

Konsepsi manajemen itu artinya adalah sebuah konsep mengatur atau memenej suatu objek. Obejek yang dimaksud disini adalah tentang pengendalian biaya. Jadi untuk mengendalikan biaya prusahaan itu kita harus membuat sebuah organisasi yang dimana bertujuan untuk mengendalikan biaya prusahaan tersebut.

Dalam pengendalian biaya setidaknya ada tiga fungsi, yaitu :
  1. Fungsi Perencanaan
  2. Fungsi Pengorganisasian
  3. Fungsi Pengendalian
Ketiga fungsi tersebut saling berkaitan satu sama lain, sehingga jika salah satu fungsi berkinerja buruk maka akan berpengaruh terhadap fungsi yang lain.

Namun tidak hanya saling berkaitan, ketiga fungsi ini pun harus memiliki sebuah leader atau pemimpin yang bertugas untuk mengontrol kinerja dari masing-masing fungsi. Sehingga setiap kegiatan dari ketiga fungsi tersebut dapat terkontrol secara baik.

Jadi pada intinya konsepsi manajemen dalam pengendalian biaya itu adalah suatu kondisi dimana sebuah prusahaan harus mengendalikan biaya-biaya yang telah dilakukan oleh prusahaan dengan tujuan menghindari kerugian.

Sekian artikel kali ini. Mohon maaf apabila ada salah-salah kata.
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.
Referensi :
  • google.com
  • slideshare.net

Tahapan Proses Produksi

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung weblog gue :). Slamat datang di weblog paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin weblog gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Tahapan Proses Produksi, Tanpa panjang lebar lagi yo banking corporation tally it out !

Produksi adalah suatu kegiatan yang dapat menghasilkan sebuah karya. Tentunya dalam menghasilkan sebuah karya yang baik dan bermutu tinggi biasannya tidak bisa instan, namun ada tahap demi tahap proses pembuatannya

Dalam sebuah prusahaan, kegiatan produksi berjalan sangat-sangat tertata. Mengapa demikian ??? Karena dengan cara seperti ini, barang yang dihasilkan oleh prusahaan akan bernilai tinggi dan tidak akan pernah turun nilainya, terkecuali jika ada gangguan dibagian tahapan produksi.

Tahap demi tahap produksi dikerjakan oleh tiap-tiap departemen. Departemen ini lah yang dituntut harus bekerja secara baik dan efesien. Ada dua kelompok utma dalam departementalisasi yaitu :

1. Departemen Produksi

Adalah departemen yang secara langsung ikut menangani pembuatan suatu produk. Depertemen tersebut meliputi :
  • Pengolahan bahan
  • Penggabungan produk dam Proses
  • Penyempurnaan produk

2. Departemen Pembantu

Adalah departemen yang tidak langsung menangani pembuatan produk, tetapi output yang dihasilkan membantu depatemen produksi pengolahan produk.

Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam departemensisasi

Beriktu faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam departemensisai antara lain :
  • Keamanan operasi, proses, dan mesin dalam suatu departemen
  • Lokasi operasi, pemerosesan, dan mesin-mesin
  • Pertanggungjawaban produksi dan biaya
  • Hubungan operasi terhadap arus produk
  • Jumlah departemen dan pusat-pusat biaya

three macam sekuen proses produksi

Apabila diamati pentahapan proses produksi dapat dibagi menjadi three macam sekuen proses produksi, diantaranya adalah :

1. Teknik pengolahan aliran produk bertahap

Proses produksi dilakukan setahap demi setahap sejak depertemen pertama sampai produk diselesaikan di bagian penyelesaian dan akhirnya diserahkan kepada bagian gudang. Pentahapan proses ini sesuai dengan tekhnologi da renana pabrik yang disusun sebelum pabri itu dibangun. Sehngga pentahapan proses produksi harus disesuaikan dengannya. Selanjutnya depatemenisasi organisi pengolahan pruduk pada depertemen produksi harus pula disesuaikan dengan pentahapan proses pengolahan produk tersebut.

Contoh Tahapan Proses Produksi Industri Gula :

  • Tahap i : penggilingan tebu menjadi air nira. Dalam tahapan ini departemen penggilingan menghasilkan air nira dan ampas tebu
  • Tahap two : pencampuran air nira dengan bahan lainnya sekaligus dengan pencucian air nira dari kotoran.
  • Tahap three : pemasakan air nira dalam tengku reaksi. Dalam departemen ini dihasilkan kristal gula, tetes dan blotong
  • Tahap iv : penyelesaian produk dan pengantongan

Berbagai tahapan proses produksi tersebut membentuk departemensisasi proses pegolahan tebu menjadi gula. Dengan pengolahan produk tersebut bahan yang masuk di depatemen pertama akan menjadi output dari departemen pertama. Untuk selanjutnya akan menjadi bahan bagi proses di departemen keduan dan seterusnya. Dengan demikian produk yang diolah mengalir secara terus menerus dari waktu ke waktu tanpa berhenti. Priksa dalam bagan berikut :
Dalam contoh pengolahan gula tersebut, menghasilkan beberapa macam produk yang keluar dari proses ketiga yaitu :
  1. Kristal gua. Kristal gula selanjutnya disempurnakan menjadi gula pasir dan dikantongkan pada departemen penyelesaian.
  2. Tetes. Tetes sebagai produk sampingan selanjutnya dapat diolah menjadi alkohol atau langsung dijual ke konsumen
  3. Blotong. Blotong sebagai produk sampingan karena tidak mempunyai nilai ekonomis merupakan limbah industri. Proses ketiga ini merupakan yang membentuk articulation terms (biaya bersama)

2. Teknik pengolahan aliran produk paralel

Teknik pengolagan produk tidak selalu setahap demi setahap seperti halnya dalam industri gula. Memperhatikan produksi dan sifat-sifat bahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk pengolahan bahan dilakukan secara paralel untuk akhirnya digabungkan dalam satu unit of measurement pabrik menjadi satu produk.


Pada gambar tersebut ditunjukan ada dua produk yang diolah secara bersamaan pada waktu, kuantitas, dan pabrik yang sama. kedua produk tersebut sebetulnya saling membutuhkan satu sama lain, sehingga pada akhirnya proses di pabrik tersebut keterkaitan antara produk yang satu dengan produk yang lainnya digabungkan menjadi satu, menjadi suatu produk akhir.

Cara pengolahan yang kedua, disebut teknik pengolahan aliran produk paralel (paralel production flow). Industri minuman dan makanan dalam kemasan kebanyakan menggunakan teknik pengolahan aliran produk paralel.

3. Teknik pengolahan aliran seleksi produk

Teknik yang ketiga adalah selective produk flow. Dalam teknik ini terdapat beberapa departemen yang bertugas menyempurnakan produk yang dihasilkan dari departemen sebelumnya. Dengan demikian departemen seblumnya menseleksi produk yang memennuhi measure mutu untuk diserahkan/diproses lanjut didepartemen penyempurnaan. Departemen berikutnya juga menghasilkan produk yang sama dan mengolah lagi produk yang diterima dari departemen sebelumnya. Produk yang baik diserahkan ke departemen penyelesaian, sedangkan produk yang belum sempurna diserahkan ke depatemen berikutnya untuk diproses ulang. Proses semacam ini dilakukan terus berulang-ulang.
Bagan proses produksi semacam ini adalah sebagai berikut :

Sekian artikel kali ini. Mohon maaf apabila ada salah-salah kata.
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.
Referensi :
  • Google.com
  • slideshare.net

Pengertian Objek Biaya, Keterlacakan, Dan Penelusuran (Akuntansi Manajemen)

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung weblog gue :). Slamat datang di weblog paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin weblog gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Pengertian Objek Biaya, Keterlacakan, dan Penelusuran (Akuntansi Manajemen), Tanpa panjang lebar lagi yo banking venture jibe it out !

Objek Biaya (Cost Object)

Objek biaya adalah objek apapun, seperti :
  • Produk;
  • pelanggan;
  • departemen;
  • proyek;
  • aktivitas;
  • dan lain-lain.

Contoh :
Sebuah mobil adalah objek biaya jika kita ingin menentukan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sebuah mobil. Akhir-akhir ini, aktivitas sebagai objek biaya.

Misalnya :
  • Pemindahan bahan dan barang;
  • Pemeliharaan peralatan;
  • Perancangan produk;
  • Pemeriksaan Produk;
  • dan lain-lain.

Keterlacakan (tracebility)

Keterlacakan adalah kemempuan untuk membebankan biaya pada suatu objek biaya yang layak secara ekonomis melalui suatu hubunga sebab akibat.
  • Biaya bahan langsung adalah biaya yang dapat dengan mudah dan akurat dilacak ke objek biaya. Contoh : biaya bahan baku, biaya tenga kerja langsung.
  • Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat dengan mudah dan akurat dilacak ke objek biaya. Contoh : Biaya bahan tidak langsung, dan biaya tenaga kerja tidak langsung.

Penelusuran (Tracing)

Penelusuran adalah pembebanan biaya ke objek biaya dengan menggunakan ukuran yang dapat diamati atas sumber daya yang dikonsumsi oleh objek biaya. Penelusuran biaya ke objek biaya dapat terjadi melalui cara beriktu :
  • Penelusuran langsung, merupakan proses pengidentifikasian dan pembebanan biaya yang secara khusus dan secara fisik berhubungan dengan suatu objek biaya. Biasanya dilakukan melalui pengamatan secara fisik. Contoh : pengguanaan roda, suku cadang, dan upah tenaga perakitan dalam menentukan produksi mobil.
  • Penelusuran tidak langsung, merupakan penggunaan penggerak untuk membebankan biaya pada objek biaya. Penggerak merupakan faktor penyebab teramati yang mengukur konsumsi sumber daya oleh objek. Walaupun tidak seakurat penelusuran langsung, namun jika hubungan sebab akibatnya baik, maka tingkat keakuratan yang tinggi dapat diharapkan.
    • Penggerak sumber daya, mengukur permintaan daya ke aktivitas dan digunakan untuk membebankan biaya sumber daya ke aktivitas. Contoh : untuk membebankan biaya sumber daya listrik yang dikonsumsi oleh aktivitas pemeliharaan peralatan, digunakan penggerak sumber daya yaitu jam mesin.
    • Penggerak aktivitas, mengukur permintaan aktivitas oleh objek biaya, dan digunakan untuk membebankan biaya aktivitas ke objek biaya. Contoh : untuk membebankan biaya aktivitas pemeliharaan peralatan ke objek biaya departemen produksi, digunakan penggerak aktivitas yaitu jumlah jam kerja pemeliharan
Sekian artikel kali ini. Mohon maaf apabila ada salah-salah kata.
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.
Referensi :
  • Modul Akuntansi Manjemen

Metode Pembebanan Biaya

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung spider web log gue :). Slamat datang di spider web log paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin spider web log gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Metode Pembebanan Biaya, Tanpa panjang lebar lagi yo cheque it out !
Ada iii macam metode pembebanan biaya diantaranya adalah :
  1. Metode Penelusuran Langsung 
  2. Metode Penelusuran Bergerak
  3. Metode Alokasi

Metode Penelusuran Langsung

Metode penelusuran langsung merupakan metode yang paling akurat. Metode penelusuran langsung bergantung pada hubungan kausal yang dapat diamati secara fisik.

Metode Penelusuran Bergerak

Metode penelusuran bergerak merupakan menggerak, untuk membebankan biaya ke objek biaya. Keakuratan penelusuran penggerang tergantung pada kualitas hubungan kausal yang digumburkan oeh penggerak. Pengidentifikasian penggerak dan penilaian kualitas hubungan kausal jauh lebih besar biayanya di banding penelusuran langsung atau alokasi.

Metode Alokasi

Metode alokasi merupkan metode yang paling mudah dilakukan dan biayanya paling rendah. Namun alokasi adalah metode yang tingkat keakuratan pembebanan biayanya paling rendah dan penggunaannya juga harus diusahakan seminimal mungkin.

Sekian artikel kali ini. Mohon maaf apabila ada salah-salah kata.
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.
Referensi :
  • Modul Akuntansi Manajemen

Keterbatasan Sistem Akuntansi Tradisional

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung weblog gue :). Slamat datang di weblog paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin weblog gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Keterbatasan Sistem Akuntansi Tradisional, Tanpa panjang lebar lagi yo cheque it out
Seringkali organisasi mengalami hal-hal tertentu yang mengindikasikan bahwa sistem akuntansi biaya sudah ketinggalan jaman.

Contoh :
  • Hasil dari penawaran bisnis sulit dijelaskan
  • Harga pesaing tampak begitu rendah dan tidak masuk akal
  • Produksi-produksi yang memiliki tingkat kesulitan tinggi menunjukan laba yang tinggi
  • Manajer operasional ingin menghentikan produksi dari produk-produknya yang tampaknya menguntungkan
  • Marjin laba sulit untuk dijelaskan
  • Perusahaan memiliki ceruk pasar yang nampaknya hanya memberi laba tinggi pada perusahaan sendiri
  • Pelanggan tidak mengeluh atas kenaikan harga-harga produk-produk khsus
  • Departemen akuntansi menghabiskan banyak waktu untuk memberkan information biaya bagi produksi khusu
  • Beberapa departemen menggunakan sistem akuntansinya sendiri
  • Biaya produk berubah karena perubahan peraturan pelaporan keuangan

Organisasi yang menerapkan sistem biaya tradisional dengan menggunakan tarif overhead pabrik atau departemen seringkali mengalami hal-hal yang disebutkan di atas. Setidaknya ada dua faktor utama yang menyebabkan kegagalan sistem biaya tradisional :

Faktor Penyebab Kegagalan Sistem Biaya Tradisional

  1. Menggunakan hanya pengerak biaya aktivitas berdasar unit of measurement untuk mebebankan biaya overhead yang tidak berkaitan dengan unit of measurement akan menimbulkan distorsi biaya produk. Padahal ada banyak penggerak biaya aktivitas berdasarkan not unit of measurement yang berperan dalam konsumsi biaya overhead, antara lain :
    • Penerimaan pesanan
    • set up
    • rekayasa teknink
    • inspeksi
    • dll.
  2. Adanya keragaman produk yang berarti bahwa masing-masing produk mengkonsumsi aktivitas overhead dalam proporsi yang berbeda.

Sekian artikel kali ini. Mohon maaf apabila ada salah-salah kata.
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.
Referensi :
  • Modul Akuntansi Manajemen

Titik Impas (Break Fifty-Fifty Point) Dalam Unit

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung weblog gue :). Slamat datang di weblog paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin weblog gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Titik Impas (Break Even Point) dalam Unit, Tanpa panjang lebar lagi yo cheque it out
Titik Break Even Point
Salah satu bentuk analisis CVP yang populer adalah perhitungan titik impas perusahaan. Titik impas adalah suatu titik yang menunjukan book pendapatan yang tidak menimbukan laba atau pun rugi. Pada saat BEP, pendapatan full sama dengan biaya full sehingga besarnya laba sama dengan nol. Analisis impas membuat perusahaan menelaah pola perilaku biaya tetap dan biaya variabel.

Penggunaan Laba Operasional dalam analisis biaya book laba

Untuk bisa menentukan jumlah produk yang harus dijual untuk mencapai titik impas, maka kita bisa berfokus pada laba operasi, yaitu laba yang berasal dari operasi normal perusahan yang harus kita lakukan adalah
  1. Menentukan pengertian unit
  2. Memisahkan biaya antara komponen biaya tetap dan biaya variabelnya
Laba operasional = pendapatan penjualan - biaya variabel - biaya tetap
Laba operasional = (harga x unti terjual) - (biaya variabel x unit of measurement terjual) - biaya full tetap

Dengan menetapkan nilai nol pada laba operasional, memasukkan biaya variabel dan biaya tetap, serta menyelesaikan persamaa di atas, maka kita akan dapat menemukan jumlah unit of measurement yang harus terjual pada BEP.

Contoh :
Jika X adalah unit of measurement yang dijual pada titik impas, maka persamaan laba operasinya adalah :
0 = 3000X - 1800X - 660.000
1200X = 720.000
X = 600
Jadi titik impas tercapai pada penjualan sebanyak 600 unit of measurement produk. Hal ini juga dapat dibuktikan dari perhitungan berikut ini :

Cara Pintas Menghitung Titik Impas (Break Even Point)

Mengingat bahwa persamaan CVP diturunkan dari laporan laba rugi berbaris variabel costing, maka kita dapat menghitung jumlah unit of measurement dalam BEP secara lebih cepat dengan berfokus pada marjin kontribusi. Marjin kontribusi diperoleh dari pendapatan penjualan dikurangi biaya variabel total. Marjin kotribusi merupakan hasil penjualan yang tersedia untuk menutup biaya tetap dan menghasilkan laba, yang dapat dinyatakan dalam total, dalam jumlah per unit, atau sebagai persentase. Pada kondisi BEP, marjin kontribusi sama dengan biaya tetap.

Jumlah unit of measurement (BEP) = biaya tetap/marjin kontribusi per unit

Dengan menggunakan contoh diatas maka :
Jumlah unit of measurement pada titik impas = Rp. 720.000,00/(Rp.3.000,00 - Rp. 1.800,00) = Rp. 600,00

Penjualan Dalam Unit Untuk Mencapai Target Laba

Analisis CVP juga dapat menggunakan untuk menentukan berapa banyak unit of measurement yang harus dijual untuk nominal tertentu atau sebagai persentase dari penjualan. Pendekatan laba maupun pendekapan marjin kontribusi laba bisa digunakan untuk menghitung target laba tersebut. Dengan asumsi bahwa biaya tetap tidak berubah, dampak perubahan jumlah unit of measurement terjual terhadap laba dapat dihitung dengan mengalikan marjin kontribusi per unit of measurement dengan perubahan jumlah unit of measurement terjual.

Jika semisal target laba yang ditentukan Rp. 750.000,00, maka dengan menggunakan persamaan dasar titik impas kita hanya perlu menambahkan target laba sebesar Rp. 750.000,00 pada biaya tetap sehingga didapatkan :

Jumlah unit of measurement = (Rp. 720.000,00 + Rp. 750.000,00)/Rp.1.200,00 = 1.230 unit

Sekian artikel kali ini. Mohon maaf apabila ada salah-salah kata.
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.
Referensi:
  • Modul Akuntansi Manajemen