Showing posts with label Matematika keuangan. Show all posts
Showing posts with label Matematika keuangan. Show all posts

Rumus Beban Penyusutan Metode Jumlah Jam Kerja

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung spider web log gue :). Slamat datang di spider web log paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin spider web log gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Rumus Beban Penyusutan Metode Jumlah Jam Kerja, Tanpa panjang lebar lagi yo depository fiscal establishment gibe it out !
Rumus Beban Penyusutan Metode Jumlah Jam Kerja

Rumus Beban Penyusutan Metode Jumlah Jam Kerja

Tarif penyusutan tiap jam kerja = Harga perolehan/taksiran seluruh jam kerja
Beban Penyusutan = Jam kerja yang dapat dicapai x Tarif penyusutan tiap jam kerja

Contoh Soal

Sebuah mesin dibeli dengan harga Rp.5.000.000,00. Taksiran nilai residu Rp.500.000,00. Selama usia penggunaannya ditaksir dapat dioperasikan selama 10.000 jam kerja. Berapakah beban penyusutan pada tahun pertama jika pada tahun pertama terpakai 1000 jam ????

Jawaban :
Harga perolehan = Rp.5.000.000,00 - Rp.500.000,00
Harga perolehan = Rp.4.500.000,00
Taksiran seluruh jam kerja = 10.000 jam

Tarif penyusutan tiap jam kerja = Harga perolehan/taksiran seluruh jam kerja
Tarif penyusutan tiap jam kerja = Rp.4.500.000,00/10.000 jam kerja
Tarif penyusutan tiap jam kerja = Rp.450,00

Maka beban penyusutan pada tahun pertamanya adalah :
Beban Penyusutan = Jam kerja yang dapat dicapai x Tarif penyusutan tiap jam kerja
Beban Penyusutan = 1000 jam x Rp.450,00
Beban Penyusutan = Rp.450.000,00

Jadi beban penyusutan pada tahun pertama adalah Rp.450.000,00

Sekian artikel kali ini. Mohon maaf apabila ada salah-salah kata.
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.
Refernsi :
  • yukbelajar-akuntansi.blogspot.co.id

Rumus Cara Menghitung Diskonto

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung weblog gue :). Slamat datang di weblog paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin weblog gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Rumus Cara Menghitung Diskonto, Tanpa panjang lebar lagi yo banking venture represent it out !
Jika anda pernah meminjam uang ke banking venture pasti anda tau dengan istilah diskonto. Atau mungkin anda pernah meminjam uang ke bank, tapi anda tidak tau istilah diskonto ??? jika seperti itu berarti anda tidak perduli dengan istilah istilah perbankan, yang anda hanya perdulikan hanya uangnya saja :D. hehehe bercanda ya teman :).

Pengertian Diskonto

Diskonto adalah "bunga yang dibayarkan oleh peminjam pada saat meminjam pinjaman". Jadi bedanya dengan bunga yang lain, bunga diskonto ini langsung dibayarkan di awal, sehingga uang pinjaman yang kita dapatkan sudah terpotong dengan bunga diskonto tersebut.

Proses perhitungan diskonto menggunakan sistem bunga tunggal, sehingga untuk menghitung besarnya diskonto hampir sama dengan perhitungan besarnya bunga tunggal jika besarnya pinjaman dan persentase diskonto diketahui.

Besarnya nilai pinjaman pada sistem diskonto nilainya sama dengan jumlah modal yang harus dibayar saat jatuh tempo. Misalkan ada seseorang meminjam Rp.1.000.000,00 dengan diskonto 2% tiap bulan, maka diskontonya :
bunga diskonto = 2% x Rp.1.000.000,00 tiap bulan = Rp.20.000,00.

Jika pinjaman akan dikembalikan pada one bulan yang akan datang, maka di awal pinjaman orang tersebut hanya menerima :
Uang yang diterima = Rp.1.000.000,00 - Rp.20.000,00 = Rp.980.000,00
Dan satu bulan yang akan datang dia harus membayar Rp.100.000,00
Jika pinjaman akan dikembalikan iii bulan yang akan datang, maka di awal pinjaman orang tersebut hanya menerima = Rp.1.000.000,00 - (3 x Rp.20.000,00) = Rp.940.000,00
Dan tiga bulan yang akan datang ia harus membayar Rp.100.000,00

Rumus Diskonto 

Keterangan :
D : Bunga diskonto
one thousand : Besar Pinjaman
i : Besar persentase bunga pinjaman
t : Lamanya meminjam

Rumus di atas juga berlaku untuk diskonto i%/tahun dan akan dikembalikan setelah t tahun. Bagaimanakah diskonto i%/bulan dan akan dikembalikan dalam t tahun atau diskonto i%/tahun akan dikembalikan dalam t bulan ....????
Nilai diskonto untuk besarnya pinjaman one thousand dengan suku bunga i%/tahun, adalah :
lalu bagaimanakah menentukan nilai diskontonya jika yang diketahui besarnya modal yang diterima peminjam (Mt) dan i% diskonto ? Jika hal itu terjadi, maka nilai diskontonya adalah :

Contoh soal :

Pinjaman sebesar Rp.3.000.000,00 dengan sistem diskonto 3%/bulan dan akan dikembalikan setelah v bulan. Tentukan :
  1. Nilai diskonto!
  2. Modal yang diterima peminjam!
Jawab :
Diketahui :
one thousand =  Rp.3.000.000,00
i = 3% = 0,03
t = v bulan
Maka :
  1. D = one thousand x i x t
    D = Rp.3.000.000,00 x 0,03 x 5
    D = Rp.3.000.000,00 x 0,03 x 5
    D = Rp.450.000,00
    Jadi nilai diskontonya adalah Rp.450.000
  2. Mt = one thousand - (M x i x t)
    Mt = Rp.3.000.000,00 - Rp.450.000
    Mt = Rp.2.550.000,00
    Jadi Modal yang diterima peminjam adalah sebesar Rp.2.550.000,00
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.
Referensi artikel ini adalah dari buku matematika smk penjualan dan akuntansi karangan To'ali

Rumus Cara Menghitung Besar Penyusutan

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung weblog gue :). Slamat datang di weblog paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin weblog gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Cara Menghitung Besar Penyusutan, Tanpa panjang lebar lagi yo cheque it out !
Tahukah anda apa itu penyusutan ???

Pengertian Penyusutan

Penyusutan atau dispersi adalah "berkurangnya nilai ekonomi suatu aktiva". Berkurangnya nilai tersebut biasanya disebabkan karena aus dipakai atau umur manfaatnya.
Agar prusahaan dapat tumbuh berkembang secara seimbang, maka salah satunya prusahaan tersebut perlu mengetahui atau memperkirakan penyusutan-penyusutan aktivanya secara baik dan tepat hingga pada gilirannya prusahaan dapat menggunakan hasil-hasil perkiraan ini sebagai dasar tidak lanjut operasional

Cara Menghitung Besar Penyusutan

Objek penyusutan aktiva prusahaan hanyalah pada aktiva tetap berwujud. Contohnya pada mesin produksi, penyusutan pada kendaraan operasional dan penyusutan aktiva tetap berwujud lainnya.
Ada beberapa cara atau metode untuk menentukan besarnya penyusutan dalam tiap-tiap periode, diantaranya :
  1. Metode garis lurus atau metode persentase tetap dari harga pembelian
  2. Metode persentase tetap dari nilai buku atau merode saldo menurun
  3. Metode satuan hasil produksi atau metode unit of measurement produksi
  4. Metode satuan jasa kerja aktiva
  5. Metode jumlah bilangan tahun
Ada beberapa faktor yang harus diperhitungkan untuk mempermudah penulisan di dalam menentukan besarnya penyusutan, diantaranya adalah :
  • A : Biaya perolehan aktiva yaitu besarnya biaya yang dikelurkan perusahaan untuk memperoleh aktiva sampai aktiva itu siap di operasikan
  • S : Perkiraan nilai sisa aktiva yaitu nilai taksir yang mungkin dapat diperoleh melalui aktiva yang sudah lewat masa pemakaiannya
  • r : Tingkat penyusutan atau persentase penyusutan
  • n : Umur manfaat / umur ekonomis aktiva dalam tahun
  • D : Beban penyusutan tiap periode

1) Metode garis lurus atau metode persentase tetap dari harga pembelian

Berdasarkan metode garis lurus, besarnya beban penyusutan tiap tahun  adalah tetap. Dengan rumus :
Untuk mencari besarnya r dapat dicari dengan rumus :

Contoh soal :

Sebuah aktiva dengan biaya perolehan sebesar Rp.14.000.000,00. Diperkirakan aktiva itu dapat dimanfaatkan selama half-dozen tahun dengan taksiran nilai sisanya Rp.2.000.000,00. Tentukan :
  1. Besarnya beban penyusutan tiap tahun!!!
  2. Persentase penyusutan per tahun!!!!
Jawab :
Dik :
H5N1 = Rp.14.000.000,00
due south = Rp.   2.000.000,00
n = half-dozen Tahun
Menggunakan metode garis lurus
maka :
  1. D = (A- S)/n
    D = (Rp.14.000.000,00- Rp.2.000.000,00)/6
    D = (12.000.000,00)/6
    D = Rp.2.000.000,00
    Jadi besarnya penyusutan tiap tahun adalah Rp.2.000.000,00
  2. r = (D/A) x 100%
    r = (Rp.2.000.000,00/Rp.14.000.000,00) x 100%
    r = 0,14 x 100%
    r = 14%
    Jadi besarnya persentase penyusutan tiap tahun adalah 14%

2) Metode persentase tetap dari nilai buku atau merode saldo menurun

Metode saldo menurun dinamakan juga dengan declining remainder method. Di dalam metode ini besarnya beban penyusutan tiap-tiap tahun diperoleh dari perkalian tingkat penyusutan (r) dengan nilai buku awal tahun pada tahun yang bersangkutan. Rumu nilai buku pada tahun ke-n adalah :
Untuk mencari besarnya r dapat dicari dengan rumus :

Contoh soal :

Sebuah aktiva dengan biaya perolehan Rp.20.000.000,00. Setelah beroperasi selama half-dozen tahun ditaksir nilai sisanya Rp.5.000.000,00. Dengan menggunakan metode persentase tetap dari nilai buku, tentukan :
  1. Tingkat penyusutan tiap tahun!!
  2. Nilai buku atau harga aktiva pada akhir tahun ke-4!!!!
Jawab :
Dik :
H5N1 = Rp. 20.000.000,00
due south = Rp. 5.000.000,00
n = half-dozen Tahun
Menggunakan metode persentase tetap dari nilai buku
Maka :
  1. r = (1 -n√(S/A)) x 100%
    r = (1 -6√(Rp. 5.000.000,00/Rp. 20.000.000,00)) x 100%
    r = (1 -6√0,25) x 100%
    r = (1 - 0,7937) x 100%
    r = 20,63%
    Jadi tingkat penyusutan tiap tahunnya adalah 20,63%
  2. Sn = A(1 – r)n
    S4 = Rp. 20.000.000,00 (1 – 20,63%)4
    S4 = Rp. 20.000.000,00 x 0,79374
    S4 = Rp. 20.000.000,00 x 0,396849211
    S4 = Rp.7.936.984,22
    Jadi nilai buku pada akhir tahun ke - iv adalah Rp.7.936.984,22

3) Metode satuan hasil produksi atau metode unit of measurement produksi

Besarnya tingkat penyusutan menggunakan metode satuan hasil produksi dihitung berdasarkan tiap satuan hasil produksi (shp). Jika satuan aktiva dengan biaya perolehan sebesar A, masa manfaat selama n tahun, memproduksi sebanyak Q unit of measurement produksi (Q = q1 + q2 + q3 + ... +qn berturut -turut merupakan jumlah satuan hasil dari tahun pertama sampai dengan suku ke-n) dan nilai residu sebesar S, maka besarnya tingkat penyusutan r tiap satuan hasil produksi adalah :
Untuk nilai buku pada tahun ke-k bisa dicari dengan rumus :
Dan untuk mencari jumlah kumulatif beban penyusutan pada akhir tahun ke-k adalah :

Contoh soal :

Suatu aktiva dengan biaya perolehan Rp.25.000.000,00. Diperkirakan umur manfaat aktiva selama half-dozen tahun dengan jumlah produksinya 10.000 unit of measurement dan memiliki nilai sisa Rp.5.000.000,00. Jika jumlah produksi tiap tahun berturut-turut adalah 2.500 unit, 2.250 unit, 2.000 unit, 1.750 unit, 1.000 unit, dan 500 unit. Tentukan :
  1. Tingakat penyusutan tiap satuan produksi!
  2. Nilai buku pada akhir tahun ke-5!
Jawab :
H5N1 = Rp.25.000.000,00
n = half-dozen tahun
q1 = 2.500
q2 = 2.250
q3 = 2.000
q4 = 1.750
q5 = 1.000
q6 = 500
Q = q1 + q2 + q3 + q4 + q5 + q6
Q =  2.500 + 2.250 + 2.000 + 1.750 + 1.000 + 500
Q = 10.000
due south = Rp.5.000.000,00
  1. r = (A - S)/Q
    r = (25.000.000,00 - 5.000.000,00)/10.000r = 20.000.000,00/10.000
    r = Rp.2.000
    Jadi Besarnya penyusutan tiap satuan produksi adalah Rp.2.000
  2. jumlah kumulatif beban penyusutan pada akhir tahun ke-5 :
    ΣD = r(q1 + q2 + q3 + q4 + q5 + q6)
    ΣD = Rp.2.000(2.500 + 2.250 + 2.000 + 1.750 + 1.000)
    ΣD = Rp.2.000(9.500)
    ΣD = Rp.19.000.000,00
    Maka nilai buku pada akhir tahun ke v :
    Sk = H5N1 - ΣD
    Sk = Rp.25.000.000,00 - Rp.19.000.000,00
    Sk = Rp.6.000.000,00
    Jadi nilai buku pada akhir tahun ke-5 adalah Rp.6.000.000,00

 4) Metode satuan jasa kerja aktiva

Besarnya tingkat penyusutan menggunakan metode satuan jam kerja aktiva dihitung berdasarkan tiap satuan jam kerja aktiva. Jika suatu aktiva dengan biaya perolehan sebesar A, maka manfaat n tahun, berproduksi sebanyak Q jam kerja (Q = q1+q2+q3+q4+...+qn berturut-turut merupakan jumlah jam kerja aktiva dari tahun pertama sampai tahun ke-n) dan nilai residu sebesar S, maka besarnya tingkat penyusutan r tiap jam kerja aktiva adalah :
Untuk nilai buku pada tahun ke-k bisa dicari dengan rumus :
Dan untuk mencari jumlah kumulatif beban penyusutan pada akhir tahun ke-k adalah :

Contoh soal :

Suatu aktiva dengan biaya perolehan Rp.30.000.000,00. Diperkirakan umur manfaat aktiva selama vii tahun dengan pengoperasian mesin selama 40.000 jam dan memiliki nilai sisa Rp.6.000.000,00. Jika jumlah jam kerja aktiva tiap tahun berturut-turut adalah 10.000 jam, 8.500 jam, 6.000 jam, 5.500 jam, 5.000 jam, 3.000 jam, dan 2.000 jam.Tenttukan :
  1. Tingkat penyusutan tiap jam kerja aktiva !
  2. Nilai buku pada akhir tahun ke-6!
Jawab :
H5N1 = Rp.30.000.000,00
n = vii tahun
q1 = 10.000
q2 = 8.500
q3 = 6.000
q4 = 5.500
q5 = 5.000
q6 = 3.000
q7 = 2.000
Q = q1 + q2 + q3 + q4 + q5 + q6 + q7
Q = 10.000 + 8.500 + 6.000 + 5.500 + 5.000 + 3.000 + 2.000
Q = 40.000
due south = Rp.6.000.000,00
  1. r = (A - S)/Q
    r = (Rp.30.000.000,00 - Rp.6.000.000,00)/40.000
    r = Rp.24.000.000,00/40.000
    r = Rp.600,00
    Jadi tingkat penyusutan tiap jam kerja aktivanya adalah r = Rp.600,00
  2. Jumlah kumulatif beban penyusutan pada akhir tahun ke-6 :
    ΣD = r(q1 + q2 + q3 + q4 + q5 + q6)
    ΣD = Rp.600,00(10.000 + 8.500 + 6.000 + 5.500 + 5.000 )
    ΣD = Rp.600,00(38.000)
    ΣD = Rp.22.800.000,00
    Maka nilai buku pada akhir tahun ke-6 adalah :
    Sk = H5N1 - ΣD
    Sk = Rp.30.000.000,00 - Rp.22.800.000,00
    Sk = Rp.7.200.000,00

5) Metode jumlah bilangan tahun

Jika suatu aktiva mempunyai umur manfaaat n tahun, maka tingkat penyusutan r merupakan bilangan pecahan dari tahun ke tahun semakin menurun dengan penyebut pecahan merupakan jumlah n bilangan asli.
Jumlah bilangan tahun dari n tahun adalah :
JBT = i + ii + iii +...+ n
D1 = n/JBT (A-S)
D2 = n-1/JBT(A-S)
D3 = n-2/JBT(A-S)
.
.
.
Dk = (n-k+1)/JBT(A-S)

Maka jumlah kumulatis beban penyustan pada akhir tahun ke-k adalah :
ΣD = D1 + D2 + D3+...+Dk

Maka rumus nilai buku akhir tahun ke-k adalah :

Contoh soal :

Sebuah aktiva dengan biaya perolehan sebesar Rp.5.000.000,00 diperkirakan mempunyai umur manfaat selama half-dozen tahun dengan nilai sisa Rp.800.000,00 dengan menggunakan metode jumlah bilangan tahu. Tentukan :
  1. Beban penyusutan tiap - tiap tahun!!
  2. Tentukan nilai buku pada akhir tahun ke-5
Beban penyusutan tiap - tiap tahun!!A = Rp.5.000.000,00
due south = Rp.800.000,00
n  = half-dozen tahun
JBT = half-dozen + v + iii + iv + ii + i = 21
    • D1 = (n)/JBT (A-S)
      D1 = 6/21 (Rp.5.000.000,00 - Rp.800.000,00)
      D1 = (6/21)  x 4.200.000,00
      D1 = Rp. 1.200.000,00
      Penyusutan tahun pertaman Rp.1.200.000,00
    • D2 = (n-1)/JBT (A-S)
      D2 = 5/21 (Rp.5.000.000,00 - Rp.800.000,00)
      D2 = (5/21) x 4.200.000,00
      D2 = Rp. 1.000.000,00
      Penyusutan tahun ke-dua Rp. 1.000.000,00
    • D3 = (n-2)/JBT (A-S)
      D3 = 4/21 (Rp.5.000.000,00 - Rp.800.000,00)
      D3 = (4/21) x 4.200.000,00
      D3 = Rp. 800.000,00
      Penyusutan tahun ke-tiga Rp.800.000,00
    • D4 = (n-3)/JBT (A-S)
      D4 = 3/21 (Rp.5.000.000,00 - Rp.800.000,00)
      D4 = (3/21) x 4.200.000,00
      D4 = Rp. 600.000,00
      Penyusutan tahun ke-tiga Rp.600.000,00
    • D5 = (n-4)/JBT (A-S)
      D5 = 2/21 (Rp.5.000.000,00 - Rp.800.000,00)
      D5 = (2/21) x 4.200.000,00
      D5 = Rp. 400.000,00
      Penyusutan tahun ke-tiga Rp. 400.000,00
    • D6 = (n-5)/JBT (A-S)
      D6 = 1/21 (Rp.5.000.000,00 - Rp.800.000,00)
      D6 = (1/21) x 4.200.000,00
      D6 = Rp. 200.000,00
      Penyusutan tahun ke-tiga Rp. 400.000,00
  1. S5 = H5N1 - ΣD
    S5 = Rp.5.000.000,00 - (6 + v + iii + iv + 2/JBT) x (Rp.5.000.000,00 - Rp.800.000,00)
    S5 = Rp.5.000.000,00 - (20/21) x Rp.4.200.000,00S5 = Rp.5.000.000,00 - Rp.4.000.000,00
    S5 = Rp.1.000.000,00
    Jadi nilai buku pada akhir tahun ke-5 adalah Rp.1.000.000,00
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.

Rumus Cara Menghitung Berat Paket

Berat Volume (Volume Weight)
Digunakan jika jumlah kilogram ringan/kecil, namun book paketnya besar.

Digunakan hitungan kilogram yang lebih tinggi sebagai dasar perhitungan pengenaan biaya

Rumus Berat Paket Via Udara :
Berat = ( Panjang x Lebar x Tinggi)/6.000

Contoh :
Panjang : 10
Lebar : 10
Tinggu :  10

Berat = ( x x x x x )/6.000

Berat = 1/6 kg

Rumus Berat Paket Vka Darat :
Berat = ( Panjang x Lebar x Tinggi)/4.000

Contoh :
Panjang : 10
Lebar : 10
Tinggu :  10

Berat = (10 x x x 10)/4.000
Berat = 1/4 Kg

Rumus Berat Paket Via Laut :
Berat = ( Panjang x Lebar x Tinggi)/1.000.000

Contoh :
Panjang : 10
Lebar : 10
Tinggu :  10

Berat = ( x x x x x )/1.000.000
Berat = 1/1.000 kg

Sekian artikel kali ini. Mohon maaf apabila ada salah salah kata.
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.
Referensi :
  • Asperindo

Rumus Omh Non-Manual

Berikut ini rumus OMH (Ongkos Material Handling) non-manual :

OMH = (DC + MC + FC + LC)/S = Total OMH / S

southward = f x s

Keterangan :
f = frekuensi
sec = jarak tempuh
DE ( Depreciate Cost ) = Biaya depresiasi per periode tertentu
MC ( Maintinance Cost ) = Biaya perawatan per periode tertentu
FC ( Fuel Cost) = Biaya penggunaan bahan bakar per periode tertentu
LC ( Labour Cost ) = Biaya tenaga kerja per periode tertentu
southward (Distance) = Jarak Perpindahan per periode tertentu

Contoh :
Diketahui :
Harga Pembeian = Rp. 135.000.000,00
Umur Ekonomis = xv Tahun = 180 bulan
Biaya bahan bakar = Rp. 4.500,00/liter (1 liter - 15km)
Biaya Perawatan = Rp. 5.000,00/hari
Biaya Tenaga kerja = Rp. 2.000.000,00/bulan
southward = ii km x four = 8 km/hari

Ditanyakan :
Total OMH perbulan ?
Total OMH/m ?

Jawaban :
DC = Harga Pembeian / Umur Ekonomis
DC = Rp. 135.000.000,00 / 180 bulan
DC = Rp. 750.000,00 / bulan

FC = Rp. 4.500,00 x ((8 km x 25)/15km)
FC = Rp. 4.500,00 x (40/3)
FC = Rp. 60.000,00 / bulan

MC = Rp. 5.000,00 x 25 = Rp. 125.000,00/bulan

LC = Rp. 2.000.000,00/bulan

OMH = Rp. 750.000,00 + Rp. 125.000,00 + Rp. 60.000,00+ Rp. 2.000.000,00
OMH = Rp. 2.935.000,00

Jadi full OMH perbulannya adalah Rp. 2.935.000,00

Total OMH per bulan per meter :
OMH = Total OMH / S
OMH = Rp. 2.935.000,00 / (8 km x 25 hari)
OMH = Rp. 2.935.000,00 / 200 km
OMH = Rp. 2.935.000,00 / 200.000 m
OMH = Rp. 14.675,00 / m

Jadi OMH per bulan per meternya adalah Rp. 14.675,00

Sekian artikel kali ini. Mohon maaf apabila ada salah salah kata.
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.

Referensi :
  • Ihza Tazmil D3 Logistik

Cara Menyelsaikan Soal Persen Di Atas Seratus Dan Persen Di Bawah Seratus

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung spider web log gue :). Slamat datang di spider web log paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin spider web log gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Cara Menyelsaikan Soal Persen Di atas Seratus dan Persen Di bawah Seratus, Tanpa panjang lebar lagi yo depository fiscal establishment stand upwards for it out !
Cara Menyelsaikan Soal Persen Di atas Seratus dan Persen Di bawah Seratus

1. Cara Menyelsaikan Soal Persen Di atas Seratus

Persen di atas seratus adalah "bentuk pecahan yang selisih antara penyebut dan pembilangnya sama dengan seratus". Untuk cara menyelesaikan soalnya dapat diselesaikan dengan rumus :

p% di atas seratus = p / (100 + p)

Contoh :

Tentukan nilai dari 7% di atas 100 dari Rp.428.000,00 !!

Jawaban :
Diketahui :
p = 7

Karena pada soal 7% di atas 100 maka :
7% di atas seratus = vii / (100 + 7)
7% di atas seratus = 7 / 107

Ditanyakan : 
Tentukan nilai dari 7% di atas 100 dari Rp.428.000,00 !!

Maka nilai dari 7% di atas 100 dari Rp.428.000,00  adalah :
7% di atas seratus x Rp.428.000,00 = (7 / 107) x Rp.428.000,00
7% di atas seratus x Rp.428.000,00 = Rp. 28.000,00

Jadi nilai dari 7% di atas 100 dari Rp.428.000,00 adalah Rp. 28.000,00

2. Cara Menyelsaikan Soal Persen Di bawah Seratus

Persen di bawah seratus adalah "bentuk pecahan yang jumlah antara penyebut dan pembilangnya sama dengan seratus". Untuk cara menyelesaikan soalnya dapat diselesaikan dengan rumus :

p% di bawah seratus = p / (100 - p)

Contoh :

Tentukan nilai dari 12% di bawah 100 dari Rp.4.400.000,00 !!

Jawaban :
Diketahui :
p = 12

Karena pada soal 12% di bawah 100 maka :
12% di bawah seratus = 12 / (100 - 12)
12% di bawah seratus = 12 / 88

Ditanyakan :
Tentukan nilai dari 12% di bawah 100 dari Rp.4.400.000,00 !!
12% di bawah seratus x Rp.4.400.000,00 = (12 / 88) x Rp.4.400.000,00
12% di bawah seratus x Rp.4.400.000,00 = Rp. 600.000,00

Jadi nilai dari 12% di bawah 100 dari Rp.4.400.000,00 adalah Rp. 600.000,00

Sekian artikel kali ini. Mohon maaf apabila ada salah-salah kata.
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.

Cara Menghitung Bunga Tunggal Harian, Bulanan Maupun Tahunan

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung weblog gue :). Slamat datang di weblog paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin weblog gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Cara Menghitung Bunga Tunggal Harian, Bulanan Maupun Tahunan, Tanpa panjang lebar lagi yo depository fiscal establishment stand upwards for it out !
Cara Menghitung Bunga Tunggal Harian, Bulanan Maupun Tahunan

1. Cara Menghitung Bunga Tunggal Tahunan

 Untuk cara menghitung bunga tunggal tahunan dapat menggunakan rumus :
Setelah t tahun besarnya bunga : B = (M x i x t ) / 100

Contoh :

Suatu modal sebesar Rp.1.000.000,00 dibungakan dengan bunga tunggal selama 3 tahun dengan suku bunga 18%/tahun. Tentukan bunga yang diperoleh dan modal setelah dibungakan !

Jawaban :
Diketahui :
m = Rp.1.000.000,00
i = 18% / tahun
t = three tahun


Ditanyakan :
Bungan = ... ??
Modal setelah dibungakan = ... ???

Bunga :
B = (M x i x t) / 100
B = (Rp.1.000.000,00 x xviii x 3) / 100
B = Rp.540.000,00


Modal setelah dibungakan :
Modal akhir :
Ma = one thousand + B
Ma = Rp.1.000.000,00 + Rp.540.000,00
Ma = Rp.1.540.000,00


Jadi bumga yang diperoleh adalah Rp.540.000,00 dan besar modal setalah dibungakan adalah Rp. 1.540.000,00.

2. Cara Menghitung Bunga Tunggal Bulanan

 Untuk cara menghitung bunga tunggal bulanan dapat menggunakan rumus :
Setelah t bulan besarnya bunga : B = (M x i x t) / 1.200

Contoh :

Modal sebesar Rp. 2.500.000,00 dibungakan dengan bunga tunggal 3%/cawu selama 1 tahun 7 bulan. Tentukan :
Bunga yang diperoleh
Modal akhir

Jawaban :
Diketahui :
M = Rp.2.500.000,00
i = 3%/cawu = three x 3%/tahun = 9%/tahun
t = 1 tahun seven bulan


Ditanyakan :
B = .. ?
Ma = .. ?


Setalah 1 tahun bunga = (Rp.2.500.000,00 x ix x 1)/100 = Rp.225.000,00
Setelah 7 bulan bunga = (Rp.2.500.000,00 x ix x 7)/1200 = Rp.131.350,00

Bunga Total :
B = Bunga tahunan + Bunga Bulanan
B = Rp.225.000,00+ Rp.131.250,00
B = Rp.356.250,00


Modal Akhir :
Ma = one thousand + B
Ma = Rp.2.500.000,00 + Rp.356.250,00
Ma = Rp.2.856.250,00

Jadi :
Bunga yang diperolah adalah sebesar Rp.356.250,00
Modal akhir adalah sebsar Rp.2.856.250,00

3. Cara Menghitung Bunga Tunggal Harian

Untuk cara menghitung bunga tunggal harian dapat menggunakan rumus :
Setelah t hari besarnya bunga : B = (M x i x t)/36.000 . untuk 1 tahun = 360 hari
Setelah t hari besarnya bunga : B = (M x i x t)/36.500 . untuk 1 tahun = 365 hari
Setalah t hari besarnya bunga : B = (M x i x t)/36.600 . untuk 1 tahun = 366 hari

Contoh :

Pinjaman sebesar Rp.1.250.000,00 dibungakan dngan bunga tunggal 0,5%/bulan selama 2 tahun 5 bulan dan 18 hari (jika dianggap 1 tahun = 360 hari). Tentukan :
Bunga yang diperoleh
Modal akhir

Jawaban :
Diketahui :
M = Rp.1.250.000,00
i = 0,5%/bulan = 0,5% x 12/tahun = 6%/tahun
t = two tahun five bulan xviii hari (1 tahun = 360 hari) = 29 bulan xviii hari


Ditanyakan :
B = .. ?
Ma = .. ?


Setalah 29 bulan, bunga = (Rp.1.250.000,00 x 6  x 29)/1.200 = Rp.181.250,00
Setelah 18 hari, bunga = (Rp1.250.000,00 x half dozen x 18)/36.000 = Rp.3.750,00

Bunga Total :
B = Rp. 181.250,00 + Rp. 3.750,00
B = Rp. 185.000,00


Modal Akhir :
Ma = one thousand + B
Ma = Rp.1.250.000,00 + Rp.185.000,00
Ma = Rp.1.435.000,00


Jadi :
Bunga yang diperoleh adalah sebesar Rp.185.000,00
Modal akhir adalah sebesar Rp.1.435.000,00

Sekian artikel kali ini. Mohon maaf apabila ada salah-salah kata.
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.
Referensi :
  • BSE Matematika SMK Kelompok Penjualan dan Akuntansi Karangan To'ali kelas 12