INFOKEMENDIKBUD.WEB.ID - Squat jump yakni salah satu gerakan olahraga yang dilakukan dengan posisi awal tubuh berdiri dan kaki dibuka lebar.
Kemudian, tangan diletakkan di belakang kepala, kemudian sedikit melompat dengan mendarat pada posisi setengah jongkok, hingga lutut tertekuk dan tidak melebihi jari-jari kaki.
Squat jump biasanya dilakukan sebagai cuilan dari pemanasan atau untuk mengencangkan otot cuilan bawah tubuh.
Meski terlihat menyehatkan, namun siapa sangka gerakan cuilan dari olahraga ini mengancam masa depan seorang siswi di Jawa Timur.
Hal ini ibarat dilansir Grid.ID dari Surya.co.id. seorang siswi kelas XI Sekolah Menengan Atas di Kabupaten Mojokerto, mengalami cedera parah pada syaraf tulang belakang.
Cedera itu didapati sesudah gadis belia itu diberi eksekusi melaksanakan squat jump.
Siswi berjulukan Mas Hanum Dwi Aprilia itu bahkan hingga tidak sanggup berjalan dan berpotensi mengalami kelumpuhan.
Untuk menggerakkan kedua kaki dan memiringkan badan, sekarang beliau harus dibantu orang lain.
Korban yang juga merupakan santri Pondok pesantren Al-Ghoits, Kabupaten Mojokerto tersebut mendapatkan eksekusi sebanyak lebih dari 120 kali squatt jump dikala mengikuti kegiatan di sekolahnya.
Saat ini korban terbaring lemah di kamar perawatan pengobatan tradisional Sangkal Putung Umi-Abi di Dusun Jarum, Desa Pandanarum, Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto, Kamis (19/7/2018).
H. Umar Said (54) terapis Sangkal Putung Umi-Abi mengatakan, korban dibawa oleh pihak pondok pesantren pada Rabu (18/7/2018) petang.
Ketika ditangani, korban sempat menderita mati rasa pada kedua kaki hingga ke pangkal tulang belakang.
Ia sempat melaksanakan perawatan terapis pada kedua kaki korban dan di cuilan tubuh yang sakit.
"Saat ditangani beliau (korban) sudah tidak sanggup duduk dan bergerak," ujarnya.
Umar menjelaskan, korban mengalami penyumbatan atau gangguan syaraf tulang belakang terjepit akhir acara squat jump.
Sesuai pengalamannya, butuh waktu yang cukup usang untuk menyembuhkan cedera tersebut.
Apabila tidak segera dilakukan penanganan penderita syaraf tulang punggung yang tertarik tersebut sanggup fatal hingga sanggup menyebab kelumpuhan.
"Korban tidak berpengaruh berdiri mengeluh sakit pada cuilan paha dan punggung, semoga sanggup cepat sembuh," ungkapnya.
Dia tidak sanggup memastikan butuh berapa usang korban menerima perawatan hingga pulih kembali ibarat sedia kala.
Korban akan dirawat hingga sembuh total.
Dari pasien yang terkena syaraf tulang belakang tertarik yang pernah ditangani Umar, penyembuhannya cukup lama.
"Terkait kesembuhannya kami belum sanggup memastikannya," katanya.
Sugiono, ayah korban menyampaikan hanya sanggup pasrah terkait tragedi alam yang dialami anaknya.
Pria yang sehari-hari bekerja sebagai kuli bangunan ini mengaku kesulitan membiayai pengobatannya.
"Saya berharap pihak sekolah bertanggung jawab terkait seluruh pembiayaan pengobatan hingga sembuh," ungkapnya.
Gus M.Rofiq Afandi, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ghoits menjelaskan, ia tidak curiga alasannya yakni korban awalnya tidak mencicipi tanda-tanda apapun.
Selang beberapa hari, korban gres mencicipi sakit pada cuilan kaki dan tulang belakangnnya.
"Puncaknya, ketika hendak salat subuh ia tidak bangun, kedua kaki dan tubuhnya tidak sanggup gerak," ucapnya.
Gus Rofiq, sapaan laki-laki ini, menjelaskan ia mengetahui dari sahabat sekolah korban terkait penyebab insiden yang menimpa korban.
Dari keterangan itu ia mengetahui jikalau korban menderita cidera parah pada syaraf tulang belakang sesudah menerima eksekusi squat jump.
Kejadian ini telah berlangsung selama sepekan kemarin.
Saat itu korban menerima eksekusi skot jump alasannya yakni tiba terlambat ketika mengikuti Unit Kegiatan Kerohanian Islam (UKKI) di sekolahnya pada Jumat (12/7/2018).
Saat itu, ada dua anggota UKKI yang terlambat termasuk korban.
"Anaknya (korban) sudah selesai menjalani eksekusi 60 skot jump tetapi alasannya yakni ada temannya yang tidak menjalani eksekusi maka hal itu ditanggung korban sebanyak 120 kali. Ia sanggup melaksanakan sekitar 90 kali skot jump dan sudah tidak sanggup lagi," bebernya.
Gus Rofiq mengatakan, eksekusi untuk kelompok ekstrakuriler Unit Kegiatan Kerohanian Islam (UKKI) yang terlambat sebetulnya yakni membaca ayat Alquran.
Namun entah siapa yang memulai, hingga jadinya disepakati eksekusi fisik berupa squat jump.
Nurul Wakhidah, Kepala Sekolah daerah korban berguru menjelaskan, eksekusi squat jump yang dijalani siswinya hingga mengakibatkan tidak sanggup bergerak, di luar sepengetahuannya.
Menurutnya insiden itu terjadi di luar kegiatan sekolah yang terjadwal.
Kegiatan ekstrakurikuler UKKI tersebut merupakan inisiatif dari penerima didiknya.
"Kegiatan itu dikala liburan sekolah sehingga tidak bersiklus kami tidak tahu," terangnya.
Nurul menyampaikan dikala itu telah disampaikan oleh senior dan pembina Eskul UKKI jikalau ada anggotanya yang terlambat akan mendapatkan eksekusi hafalan surah-surah Al-Quran.
Akan tetapi anggotanya tidak mau dan meminta hukumannya menjadi squat jump.
"Insyaallah begitu, sudah diingatkan sama seniornya kalau eksekusi fisik squat jump keras tetapi anggotanya meminta ibarat itu," bebernya.
Menurut dia, dikala itu anak didiknya melaksanakan eksekusi squat jump.
Korban melaksanakan 60 skot jump hingga selesai.
Namun korban menanggung eksekusi temannya sekitar 90 skot jump hingga fisiknya tidak berpengaruh ibarat itu.
"Dia (korban) sempat jalan-jalan dan melanjutkan kegiatan, tidak pribadi jatuh sakit. Setelah itu gres terasa ketika ia selonjoran akan beranjak kaki terasa berat," imbuhnya.
Menanggapi masalah ini pihaknya akan mensosialisasikan pada seluruh anak didiknya terkait tidak diperbolehkannya eksekusi fisik squat jump semoga insiden ini tidak kembali terjadi.
Pihak sekolah turut prihatin dan sudah menjenguk korban serta memberi sumbangan uang tunai Rp 1 juta untuk embel-embel biaya berobat.
"Kegiatan itu berada di sekolah meski tidak sepengetahuan kami tetap akan membantu pengobatan hingga sembuh," pungkasnya.
Sementara itu, dikutip dari Alodokter, Jika ingin melaksanakan squat jump, maka ada baiknya melaksanakan dengan benar dan tidak berlebihan.
Kenapa? Karena sekalipun gerakan ini anggun untuk tubuh cuilan bawah, tapi jikalau dilakukan secara berlebihan dan tidak dengan benar maka sanggup menimbulkan cedera.
Salah satu jenis cedera yang mungkin terjadi yakni nyeri patellofemoral.
Ini merupakan kondisi di mana tulang dan jaringan lunak sekitar tempurung lutut, ibarat alas lemak di bawah patela, tendon, jaringan sinovial (pelapis sendi lutut), serta jaringan ikat sendi, terasa nyeri.
Pada kondisi tertentu, nyeri patellofemoral sanggup mengakibatkan peradangan pada sinovial atau cairan minyak sendi.
Selain itu, sanggup juga mengakibatkan meniskus robek, sakit punggung, dan terkilir.
Melakukan squat jump dengan ceroboh atau tidak hati-hati, dan dalam posisi yang salah justru sanggup mengakibatkan cerdera
Untuk itu disarankan melaksanakan half squat sebelum melaksanakan squat jump, dan hindari melaksanakan squat jump secara berlebih.
Sumber : grid.id
Demikian isu dan informasi terkini yang sanggup kami sampaikan. Silahkan like fanspagenya dan tetap kunjungi situs kami di website infokemendikbud.web.id Kami senantiasa menawarkan isu dan informasi terupdate dan teraktual yang dilansir dari banyak sekali sumber terpercaya. Terima Kasih atas kunjungan anda semoga informasi yang kami sampaikan ini bermanfaat.