Urutan Nomor Akun (Chart Of Account) Dalam Akuntansi

Sebenarnya cara menciptakan nomor akun sudah pernah saya ahas pada postingan sebelumnya. Namun di halaman facebook Acofy masih anyak yang bertanya wacana cara menciptakan urutan penomoran akun.
Maka saya mencoba membahas lagi wacana penomoran akun (chart of acount) atau COA.

Pada umumnya perusahaan dalam pengelompokan nomor akun ialah mulai dari akun-akun aset, kemudian diikuti oleh akun-akun utang, ekuitas, pendapatan, dan beban.

Untuk akun-akun yang tergolong aset lancar urutannya selalu dimulai dari aset yang paling likuid (lancar). Dan biasanya dimulai dengan akun "kas", alasannya ialah tidak akun yang lebih lancar daripada kas. Kemudian sesudah itu diikuti oleh akun aset lancar lainnya menyerupai piutang, perlengkapan, asuransi diayar di muka dan lain. Ingat, bahwa untuk aset lancar penomoran akunnya menurut  urutan tingkat likuiditas (lancar).

Sedangkan untuk akun aset tetap biasanya urutan penomoran akunnya menurut yang mempunyai umur irit (masa manfaat) yang paling lama. Maka tidak heran "tanah"  di tempatkan terlebih dahulu seelum aset tetap berwujud lainnya. Baru sesudah itu dikuti oleh akun aset tetap berwujud lainnya menyerupai bangunan, kendaraan, peraltan, dan sterusnya.

Penyusunan COA untuk utang biasanya dimulai dengan akun utang jangka pendek yang paling lancar, maka tidak heran biasanya dimulai dengan utang perjuangan sebelum akun utang jangka pendek lainnya. Lalu selah itu diikuti oleh akun utang jangka panjang.

Untuk akun Ekuitas sama halnya dengan akun utang biasanya dimulai dengan akun modal gres kemudian diikuti oleh akun prive (untuk perusahaan perseorangan).

Sedangkan untuk akun pendapatan urutannya menurut yang paling sering digunakan. Maka tidak heran "pendapatan usaha" terleih dahulu urutannya di antara akun pendapatan lain. Karena pendapatan perjuangan berafiliasi dengan operasional perusahaan (pendapan operasional perusahaan). Karena berafiliasi dengan operasional maka akun pendapatan perjuangan menjadi akun yang paling sering dipakai d iantara akun pendaptan lain. Setelah itu gres diikuti oleh akun pendapatan lain menyerupai pendapatan sewa, pendapatan bunga, dan seterusnya.

Untuk akun beban urutan dalam penggunaan nomor akun menurut pengeluaran-pengeluran yang peling besar. Maka akun "beban rupa-rupa (beban lain-lain)" menjadi uruan terakhir dalam penomoran akun. Karena pengelurannya relatif kecil dan jarang terjadi.

Berikut ini ialah rujukan Chart of Account:

Sebenarnya cara menciptakan nomor akun sudah pernah saya ahas pada postingan sebelumnya Urutan Nomor  Akun (Chart Of Account) dalam Akuntansi


Satu lagi yang perlu diingat bahwa sistem dalam penomoran akun harus fleksibel  (numbering flexile system). Makasudnya ialah bahwa nama akun yang gres sanggup ditambah (disisipkan) tanpa meruah urutan nomor akun yang lain.
Contoh sanggup dilihat pada gambar sebelumnya bahwa nomor akun piutang perjuangan 1.2 kemudian nomor akun perlengkapan kantor 1.4. Kalu dilihat disitu ada satu angka yng dilampaui yaitu angka 1.3. Hal ini betujuan jikalau seandainya nanti ada penambahan akun gres yang lebih lancar dari perlengkapan kantor misalnya dalah piutang wesel, maka idak perlu untuk mengubah susunan urutan penomoran akun kembali. kita tinggal sisipkan saja piutang wesel  pada nomor akun 1.3.

Oke, demikianlah cara menciptakan urutan penomoran akun dalam akuntansi. Silahkan teman-teman berkomentar pada kolom komentar jikalau sendainya ada yang mau ditanyakan atau mau request pembahsan wacana akuntansi.

Artikel Terkait