Bentuk Brigade 01, Pencetus Desa Siap Sumbang 7,4 Juta Bunyi Untuk Jokowi-Ma'ruf


Sejumlah pelopor dan pegiat kemandirian desa di Jawa Barat membentuk gerakan Barisan Relawan Penggerak Desa (Brigade) 01 Jawa Barat.

Pembentukan Brigade 01 itu sebagai salah satu langkah untuk menggaet bunyi masyarakat di pedesaan di Jawa Barat dalam rangka memenangkan pasangan calon Presiden dan Wapres nomor urut 01 Jokowi-Ma’ruf Amin di ajang Pilpres 2019.

Deklarasi Brigade 01 digelar di Alun-alun Desa Lengkong, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jumat (9/11/2018) dengan dihadiri perwakilan Brigade dari 27 kabupaten kota se-Jawa Barat dan Komandan Nasional Barisan Relawan Penggerak Desa (Brigade) 01, Syaiful Huda.

“Di Jawa Barat kami siap menyumbangkan sedikitnya 2 juta bunyi untuk 'Join' (Jokowi-Ma'ruf Amin)," kata Komandan Daerah (Komda) Brigade 01 Jawa Barat, Hasim Adnan ketika ditemui seusai deklarasi, Jumat sore.

Lebih lanjut Hasim menjelaskan alasan Brigade 01 Jawa Barat siap memenangkan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019 nanti.

Menurut dia, Jokowi sebagai Presiden RI periode 2014-2019 telah mengambarkan komitmennya dalam mendukung penuh pembangunan di desa melalui Undang-undang Nomor 6 tahun 2014.

"Presiden Jokowi melalui misi pembangunan Nawacitanya menimbulkan desa sebagai subyek pembangunan. Dengan kata lain, membangun Indonesia dari wilayah pinggiran. Itulah bukti keseriusan Pak Jokowi dalam membangun kesejahteraan masyarakat di level paling bawah," tuturnya.

Menurut Hasim, keseriusan Jokowi dalam membangun masyarakat desa bukan sekadar jargon politik. Hal itu dibuktikan dengan dukungan anggaran yang mencapai angka lebih dari Rp 1 miliar per desa per tahun.

"Kita lihat, dari tahun 2015 hingga 2017 Dana Desa melalui APBN mencapai angka Rp 122,099 triliun. Lalu hingga tahun 2018 ini untuk tahap dua sebesar 149,31 triliun. Ini terang bentuk keseriusan Pak Jokowi sebagai presiden untuk membangun Indonesia dari wilayah pinggiran," papar Hasim.

Target 7 juta suara

Di daerah yang sama, Komandan Nasional Barisan Relawan Penggerak Desa (Brigade 01) Syaiful Huda menegaskan, pihaknya siap menyumbangkan minimal 7,4 juta bunyi untuk pasangan nomor urut 1 capres-cawapres 2019, Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin.

“Target ini sangat amat terukur, kami enggak mau mempersembahkan yang muluk0muluk,” ujar Huda.

Huda menjelaskan, sasaran bunyi sejumlah itu siap disetorkan para relawan Brigade 01 yang tersebar di 74.957 desa di Indonesia.

Bahkan, kata dia, para anggota Brigade 01 menyatakan siap menyumbangkan lebih dari 100 bunyi untuk Jokowi-KH Ma'ruf Amin dari setiap desa.

"Kita minta satu desa minimal 100 orang suara. Kalau 100 orang dikali 74.957 desa, artinya 7 juta bunyi dipersembahkan untuk Pak Jokowi-KH Ma'ruf Amin," tuturnya.

Karena itu, lanjut dia, usai deklarasi ini jajaran Brigade 01 Jawa Barat harus bergerak cepat mengerahkan seluruh simpul penggerak pemenangan di desa-desa.

“Hari ini merupakan cuilan rangkaian deklarasi dari 34 provinsi. Kita akan deklarasi ke seluruh Indonesia. Minggu depan kita ke Bali, Sumatera Utara dan Bengkulu,” ucapnya.

Huda berharap, kalau Jokowi-Ma’ruf Amin menang di Pilpres 2019, alokasi Dana Desa yang tadinya sudah mencapai Rp 1 miliar per desa bisa meningkat.

“Kita berharap dana desa terus naik. Tahun 2017 kemudian sudah Rp 60 triliun, tahun 2018 sama, Rp 60 triliun, 2018 akan dinaikkan jadi Rp 73 triliun. Dan, yang kita dengar hingga tahun 2020 bisa mencapai Rp 110 triliun. Semangatnya Dana Desa akan dinaikkan,” ungkapnya.

Huda menjelaskan, dari penelusurannya ke lapangan, sudah banyak warga desa di Indonesia yang mencicipi manfaat dari Dana Desa.

"Lima tahun yang lalu, desa hampir niscaya tidak ada perubahan apapun. Hari ini Alhamdulillah hampir terjadi perubahan yang luar biasa. Ibu-ibu yang tadiya susah sanggup pertolongan modal, satu tahun terakhir mendapat pertolongan modal melalui simpan pinjam yang dikelola oleh Bumdes (Badan Usaha Milik Desa) masing-masing," papar Huda.

Salah satu buktinya, terang Huda, ketika ini ada desa yang bisa mendapat omzet Rp 14 miliar per tahun dari pengelolaan wisata di desanya dengan memanfaatkan alokasi anggaran secara mandiri.

"Padahal desa itu dulu pemasukannya hanya Rp 10 juta hingga Rp 20 juta per tahun. Ini sangat luar biasa. Hari ini infrastruktur desa, jalan desa, jembatan, 70 persennya mulus. Hari ini bawah umur muda desa yang dulu pengangguran dan menjadi masyarakat urban ke kota, bahkan sudah mulai kembali ke desanya masing-masing," tandasnya. [kompas.com]

Artikel Terkait