Dituduh Rekayasa Penangkapan Habib Rizeq, Bin: Itu Hoax





Habib Rizieq Syihab menduga pihak intelijen Indonesia menjalankan rekayasa, tujuannya agar Rizieq ditangkap polisi Saudi sebagaimana yang terjadi pada 5 November lalu. Badan Intelijen Nega (BIN) menepis tuduhan itu.

"Jadi tuduhan bahwa BIN merekayasa penangkapan HRS oleh Polisi Saudi ialah hoax," kata juru bicara Kepala BIN, Wawan Hari Purwanto, dalam keterangan pers tertulisnya, Kamis (8/11/2018).

Dijelaskan Wawan, BIN tidak terlibat penangkapan Rizieq di Saudi. Soal pemasangan bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid di tembok kediaman Rizieq, BIN juga membantah sebagai pihak yang berbuat demikian.

"Tuduhan pemasangan bendera Tauhid di tembok juga tidak ada bukti bahwa yang memasang ialah BIN, apalagi memfoto kemudian lapor ke Polisi Saudi," kata Wawan.

Sebelumnya, pihak Rizieq menduga intelijen Indonesia menjalankan agresi spionase untuk memfitnah dirinya. Aksi jasus itu menciptakan Rizieq didatangi polisi Saudi dan ditahan selama 28 jam.

"Beliau (Habib Rizieq -red) memberikan bahwa pihak yang diduga berpengaruh sebagai pelaku ialah 'intelijen bau dari Indonesia'," kata Juru Bicara FPI Munarman kepada wartawan.

Isu bendera tauhid di tembok belakang kediaman Rizieq, di Mekah, ialah yang menciptakan Rizieq ditahan Saudi. Rizieq meminta pegawanegeri Saudi menyidik pemasang bendera dan pengambil foto dirinya.

"Info terbaru dari Kota Suci Mekah, Habibi Rizieq meminta Keamanan Saudi untuk menyidik pemasang bendera di dinding luar rumah dia dan penyebar foto dia dikala berhadapan dengan pegawanegeri keamanan Saudi," kata Munarman dalam keterangannya. [detik.com]

Artikel Terkait