Foto: viva.co.id |
Kandidat petahana presiden nomor urut 01 Joko Widodo mengaku geram dengan isu Partai Komunis Indonesia (PKI) kembali menyerang ia dalam perhelatan Pemilihan Presiden 2019. Presiden heran dengan pihak yang memainkan isu ini.
Jokowi mengingatkan isu PKI pernah menjadi “peluru empuk” atas kubunya ketika Pilpres 2014. Namun, hal tersebut tidak mematahkan kemenangannya.
“Ini mulai ramai lagi, isu PKI. Ini mulai ramai lagi, mungkin sudah dua mingguan,” kata Jokowi ketika menghadiri konsolidasi pemenangan kawasan Jawa Barat di Hotel Asrilia Bandung, Sabtu 10 November 2018.
Jokowi mengaku kesal isu tersebut kembali muncul. Namun, ia menekankan, isu tersebut akan dilawan.
“Dulu sudah agak turun, saya pikir sudah enggak (ramai lagi). Mulai lagi gres dua minggu, diangkat lagi. Saya ini kurang sabar apa disebut antek asing, PKI,” katanya.
Kemudian, Jokowi menuturkan, ada batas kesabaran untuk membiarkan isu tersebut kembali dimainkan oleh lawan politik.
“Diam sabar, sabar, sabar, enggak pernah jawab diam. Tapi usang lama ya (dilawan). Itu yang saya bilang politik sontoloyo ya ibarat itu, mentang-mentang membisu dipikir takut? Enggak ada saya rasa takut itu, nggak ada,” kata mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Jokowi menambahkan, isu tersebut digulirkan di luar nalar logika. Dia mencontohkan, suatu foto pidato Ketua PKI Dipa Nusantara Aidit, yang terdapat foto seseorang, namun terus digoreng seakan-akan orang itu yaitu Jokowi.
“PKI itu dibubarkan tahun 66, saya lahir tahun 61. Umur saya ketika itu empat tahun. Enggak ada yang namanya PKI balita, dijelaskan itu aja praktis sudah. Ini DN Aidit pidato tahun 1955, saya ada di dekatnya, aduh, Astaghfirulloh. Ya inilah yang dinamakan politik sontoloyo,” ungkapnya sambil menerangkan foto DN Aidit.
Lanjut Jokowi, meski tetap sanggup dihadang, isu PKI ini menyerang ke keluarganya di kampung halamannya di Solo.
“Terus niscaya lari, bukan Pak Jokowi, orangtuanya, kakek neneknya. Keluarga saya muslim semuanya, keluarga besar saya muslim semuanya. Jawabannya gampang, tapi masih ada di gambar,” tutur mantan Wali Kota Solo itu. [viva.co.id]