Pamer Rebut Rokan Dan Freeport, Jokowi: Mana Antek Asing-Asengnya?

Foto: Biro Pers Kepresidenan

Capres petahana Joko Widodo (Jokowi) memberikan kinerja pemerintahan prorakyat. Oleh alasannya itu, beliau heran disebut antek gila dan aseng.

Jokowi memberi sambutan dengan dongeng bagaimana pemerintahan yang beliau pimpin dituding pro terhadap antek asing. Padahal kondisi yang sebenarnya, pemerintah terus berusaha menguasai aset dari kepemilikan asing.

"Saya dituding antek asing, antek aseng. Mana antek asing, mana antek aseng nya? Tadi sudah disampaikan Datuk Budi dari Riau. Bagaimana antek asingnya, Blok Rokan Chevron dikelola berapa tahun? Sekarang dikelola Pertamina 100 persen. Sekarang Blok Mahakam 100 persen kita serahkan ke Pertamina," ujar Jokowi dikala membuka rakernas Relawan Pengusaha Muda Nasional di Hotel Fairmont, Jakarta, Sabtu (3/11/2018).

Kinerja lainnya ialah soal divestasi saham PT Freeport. Menurutnya, ada banyak tekanan selama perundingan berlangsung.

"Freeport, 3,5 tahun kita nego. Dipikir nggak ada tekanan? Tekanan politik. Dipikir mudah, gampang? Nggak ditekan dari kanan, kiri, atas, bawah," kata Jokowi.

Hingga sehabis 3,5 tahun negosiasi, Indonesia mempunyai saham 51 persen di PT Freeport. Meski demikian, Jokowi tidak menutup diri bermitra dengan perusahaan asing.

"Pertanyaan saya, antek asingnya di mana? Kalau nggak siap, partner dengan gila nggak apa-apa kok. Tapi national interest harus nomor satu," tegasnya.

Soal tuduhan antek aseng, berdasarkan Jokowi itu lantaran ada isu serbuan Tenaga Kerjas Asing (TKA) asal Tiongkok ke Indonesia. Padahal kata Jokowi, TKA asal Tiongkok di Indonesia di bawah 1 persen atau sekitar 24 ribu orang.

"Tenaga kerja China 24 ribu. Hati-hati, jangan ada bicara 10 juta. Tenaga Kerja kita di Tiongkok 80 ribu, belum ditambah Hong Kong hampir 200 ribu, Taiwan hampir 200 ribu. Yang antek gila yang mana? Berarti yang di sana yang antek Indonesia jika bicara antek-antekan," ucap Jokowi. [detik.com]

Artikel Terkait